Part 6

26 6 0
                                    


Happy reading.....


🔸🔸🔸

   
Malam pukul 19.45 syeila masih didalam kamar bermalas-malasan. Ia mager untuk turun ke bawah tiba2 pintu kamarnya di ketuk.

Tok tok..

" Dek ini bg kevan bukain dong pintunya" ucap kevan berada di depan pintu kamar syeila sambil mengetuk pintu.

Syeila turun dari kasur membuka pintu kamarnya terlihat kevan berdiri dengan tampang nyegir. Kalau bukan Abang nya sudah ia pacari habisnya kevan yang terlihat habis mandi memakai pakaian kaos belang2 celana Levis selutut dengan rambut yg masih basah.

" Hehe untung bukain"

" Apaan sih bg udah sana ila mau tidur"  ucap syeila yang ingin menutup pintu namun ditahan oleh kevan.

" Kok tidur? Makan dulu kebawah mami manggil, lagian abang kesini kan mau minta maaf soal tadi pas disekolah"

Syeila meniup2 poni nya. " Gak mau dimaafin"

" Loh kok gitu? Iyaya sebagai permintaan maaf adek mau apa?"

Hmm. Syeila tampak berpikir keras kira2 apa yang akan ia minta.

" Ila mau Abang habis makan nantik belanjain ila cemilan sepuasnya"

" Yaampun dek bisa nipis dompet gue"

" Deal ngak?! Kalau gk yaudah sana pergi"

" Iyaya. Yaelah banyak mau nya juga lo"

" Gitu dong" syeila tersenyum puas.

" Yaudah turun kebawah noh orang udah lapar nungguin lo"

"Ck. Iyaya tapi gendong" ucap syeila merentangkan kedua tangannya.

" Untung adek" lalu kevan menggendong nya.

" Gitu baru anak papi kompak" ucap Radityo melihat kedua anak nya sudah berbaikan.

Mereka melanjutkan makan bersama tidak ada yang berbica hanya suara dentingan sendok.

Tok.. tok...

" Den bangun udah waktunya makan" ucap bi tuti mengetuk pintu kamar Dicki. Setiap pulang sekolah anak majikan nya sini selalu tidur

" Arrghhh..iya bi" teriak Dicki suara serak. Ia berjalan malas menuju ke dapur.

Pintu utama terbuka muncul kedua orang tua nya yang baru pulang dari luar negri.

" Haii sayanggggg bunda pulang" ucap  Winda memeluk anak laki2 nya.

" Abanggggg.." Teriak anak kecil berlari ke arah nya sambil tersenyum merentangkan kedua tangan.

Dengan sigap Dicki membalas pelukan adik kecilnya itu sungguh ia sangat merindukannya.

" Rara kangen abangg" ucapnya.

"Abang juga kangen Rara adek Abang yang cantik ini, udah besar ya ternyata." ucap Dicki menoel hidung kecil Rara.

Kedua orang tuanya tersenyum.

" Yukk kita makan" ajak winda-bunda

Ini yang Dicki mau berkumpul dengan keluarga nya. Hanya saja orang tua nya tidak keluar negri untuk bekerja sudah 1 tahun ia tinggal dirumah sendiri.

" Bunda, Rara mau ayam goreng"

" Iya sayang"

" Makasih bundanya Rara" mereka tersenyum melihat wajah polos rara.

SYEILA PUTRI.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang