Bab 02

210 100 67
                                    


Mobil sport hitam berhenti didepan rumah bercat putih dengan desain rumah yang tidak terlalu mewah dan juga tidak terlalu sederhana,

ada pagar trali hitam dan garasi yang tidak terlalu besar namun cukup untuk dua mobil,

Itulah rumah Vania,rumah peninggalan oma dan kakek nya,setelah mereka meninggal,ia mewariskan rumahnya kepada vania dan abangnya yang bernama Kalvino Adilan Sabilal,

bukannya orang tuanya tidak mampu membeli atau menyewa rumah baru untuk mereka,

namun lebih baiknya tinggal dirumah peninggalan kakek dan nenek vania bukan?

untuk apa juga kalo punya rumah banyak namun tak ada penghuni?

Dirga menghentikan mesin mobilnya,lalu ia melirik kearah vania"Ini rumah lo?"ucapnya

Vania tersenyum lebar saat ia menyadari jika ia telah sampai dirumahnya,

lalu ia mengangguk memjawab pertanyaan dirga,kemudian mereka keluar dari mobil,

terlihat dari sana ada seseorang wanita paruh baya berumuran sekitar 40-an sedang tegak seakan menunggu seseorang

"Bundaa!!..."teriak vania lansung menghambur kepulakan Anita-ibu Vania

wanita paruh baya itu membalas pelukan putrinya terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sedang sangat cemas mengenai suatu hal,

dirga yang melihat adegan keromantisan ibu dan anak ini,ia hanya bisa meringis seakan ada cubitan kecil dihatinya

"Kamu kemana aja vania?! bunda telpon gak dingkat orang udah pulang kuliah kamu belum! Bunda suruh abang kamu jemput kamu dikampus tapi teman-teman kamu bilang kamu udah pulang!bunda khawatir tau gak"ucap nita penuh cemas ia mencubit pipi vania yang cubby membuat gadis itu terkekeh,

namun tatapannya beralih melihat lelaki yang dibawa anak gadisnya ini"Va...kamu sama siapa?"

Vania melepas pelukan dari bundanya hampir saja ia lupa kalo ada dirga

"Ahh...Ini dirga bun..teman vania"katanya"Dir kenalin ini bunda gue"

Dirga mengulurkan tangannya dan disambut lembut oleh nita"Saya dirga tante..temannya vania"ucap dirga dengan senyum lima jari,begitupun denga nita

Nita tersenyum"Va..dia ganteng"bisik nita kepada anaknya membuat vania terkekeh,

lalu ia memberikan ruang mempersilahkan vania dan dirga masuk"Ayo..nak dirga masuk"ucapnya

Dirga masuk kedalam rumah vania,ia Melihat setiap inci sudut rumah itu,

cukup unik bagi dirga banyak barang-barang tua terpajang dilemari seperti cangkir,guci,piring dan lebih banyak lagi menurutnya antik

"Bun,bunda masak apa?"ucap vania pelan kepada bundanya,

tujuan ia membawa dirga kesini kan untuk makan bersama bukan untuk main-main"Kita mau makan soalnya hehe.."

"iya--iya bunda udah masak kok,biar bunda siapin,kamu tenang aja...,udah sanaa ganti baju dulu"kata nita lansung berjalan kearah dapur,dengan suara yang pelan namun masih terdengar oleh dirga

"Dir..lo tunggu disini bentar ya,gue mau kekamar ganti baju"ucap vania setelah mendapat anggukan dari dirga

ia beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya yang berada di lantai atas

Dirga menelusuri rumah vania ia menatap intens sebuah bingkai poto yang terpajang didinding,

terlihat dari poto itu seorang gadis cantik yang sedang tertawa senang lalu dengan seseorang laki-laki yang memeluknya dari belakang

The our story(on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang