Bagian 19

529 106 5
                                    

“Maaf kak.”

Seru Sooyoung mendekat pada motor Taehyung yang terparkir di depan rumahnya. “Kakak telfon Sooyoung ya semalem?”

“Kamu udah tidur, kan?”

Sooyoung mengangguk dengan perasaan menyesal. “Semalem Sooyoung emang langsung tidur habis kakak balik.”

“Oh ya udah. Ayo naik.”

Sooyoung meragu. Masih setia berdiri di samping motor Taehyung. “Ada masalah?”

Taehyung menggeleng. “Nggak ada apa-apa kok.”

“Trus kenapa telfon?”

“Cuma mau denger suara kamu aja.” Serunya dengan senyum tipis. Jika Taehyung mengatakan hal itu pada situasi seperti biasa mungkin Sooyoung akan merona dan malu.

Tapi entah kenapa perasaan lain yang hinggap di diri Sooyoung. Sooyoung merasa, khawatir. Tapi dirinya pun tak berani untuk kembali bertanya. Yang pada akhirnya hanya senyuman dan anggukan saja yang Sooyoung lakukan.

‘Kakak kenapa sih?’

-

“Kenapa lo? Tumben murung mulu.” Jennie melahap siomaynya dengan nikmat. Walaupun ia fokus makan, tapi matanya daritadi terus memperhatikan Sooyoung yang terlihat sangat diam hari ini.

“Kenapa?” Jennie meminum jus jeruknya sebelum kembali berbicara. “Nggak usah sok gagu deh lo.”

Jennie terkekeh. Membuat Sooyoung mendecih sebal. “Eh Je.”

“Hm.”

“Misalkan nih lo punya pacar. Misal aja nih ya.”

“Iya anjir! Kagak usah diperjelas juga. Sial!”

Mau tidak mau Sooyoung jadi ikut tertawa. Muka jengkel Jennie memang sangat memuaskan hasrat membulli di diri Sooyoung. Jadi ingin membuat Jennie jengkel terus-terusan rasanya.

“Apa?”

“Kalau misal nih pacar lo nelfon dan chat lo tiba-tiba tengah malem gitu, menurut lo kenapa?” Sooyoung berbicara dengan nada lirih. “Apalagi malem itu lo nggak angkat tuh telpon gara-gara udah tidur.”

“Jadi, Kak Taehyung tumben-tumbenan telpon lo tengah malem gitu?”

Sooyoung mengangguk cepat tanpa ingin mengelak.

“Dan lo nggak angkat tuh telfon?”

Sooyoung kembali mengangguk. Membuat Jennie berpikir sesaat. “Lagi ada masalah kali dia.”

“Nah!” Itu jawaban yang ingin Sooyoung dengar. “Benerkan. Pasti Kak Taehyung lagi ada masalah. Trus dia mau curhat sama gue. Tapi…” Sooyoung mempoutkan bibirnya. “Gue malah ketiduran. Arghhh! Kenapa sih gue harus ketiduran di saat genting kaya gini.”

“Ya tinggal lo tanya ajalah. Kenapa ribet banget sih?”

“Nah itu dia juga.” Sooyoung menghela nafas kasar. “Kak Taehyung nggak mau ngasih tau gue.”

Jennie jadi menaikkan alisnya satu. “Dia takut ngebebanin lo sama masalahnya kali.”

Sooyoung terdiam.

“Coba lo ajak dia ngobrol di tempat yang nenangin gitu deh. Yang private tapi. Kali aja dia mau ngomong masalahnya ke lo.”

Sooyoung kembali cemberut. “Tapi gue nggak yakin, Je.”

“Kenapa?”

Atensi Sooyoung tertuju pada manik mata Jennie. “Lo kan tau setertutup apa Kak Taehyung sama gue.”

JONATHA STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang