6. Musuh?

317 22 1
                                    

Hallo-!!

Apa kabar?

Jangan lupa vote+comment-!!

Happy Reading-!!

*****

Seorang gadis menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan orangtuanya. Sudah tiga puluh menit ia menunggu dibandara. Sedangkan pria yang berstatus kakaknya duduk santai sambil memainkan ponselnya.

"Bang!"

"Hm?" guman pria tampan itu tanpa menoleh.

"Mama Papa lama banget sih," kesal gadis itu, ya dia Cansu.

"Tunggu aja bentar lagi juga udah dateng," Balas Enzi sambil mengusap rambut panjang Cansu.

"Cansu! Enzi!"

Mereka bedua menoleh ke sumber suara. Mata keduanya berbinar saat melihat kedatangan Mama dan Papa mereka. Cansu dan Enzi berlari ke arah Mama dan Papa lalu memeluk mereka erat.

"Ih Cansu kangen banget sama kalian tau, nggak pulang-pulang," kesal Cansu mengerucutkan bibirnya.

Nisha, mama Cansu dan Enzi tersenyum sambil mengusap lembut rambut putrinya, "Banyak banget urusan sayang. Kamu gimana sama abang, mu? Dijagain atau diisengin terus?"

"Suudzon mulu, Enzi gak pernah isengin Cansu, malahan jagain Cansu terus, Mama," balas Enzi kesal.

Angga, papa Cansu dan Enzi tertawa. Hal yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu pertanyaan istrinya yang membuat Enzi kesal.

"Sudah, dilanjut nanti aja. Ayo pulang, Papa mau tidur," ucap Angga.

Nisha, Cansu serta Enzi mengangguk setuju. Mereka berjalan keluar dari bandara, dan langsung menuju mobil tempat Enzi dan Cansu parkir tadi. Enzi dan Cansu menduduki bangku depan, Nisha dan Angga duduk di bangku tengah.

Selama perjalanan mereka terus bercanda tawa. Perjalanan yang cukup jauh terasa dekat karena candaan mereka. Keluarga bahagia seperti yang diimpikan semua anak di dunia.

•••••

Jam terus berputar. Matahari sudah digantikan bulan, yang artinya malam hari sudah tiba.

"Kamu gak ikut?"

Pria itu menoleh, "Nggak, Enzi ada janji sama Reza sama Arga."

"Jangan pulang malam-malam, jam sepuluh pulang," pesan Nisha.

Enzi mengangguk, lalu menyalami kedua orang tuanya. Setelah itu Enzi melenggang pergi.

"Cansu masih belum selesai juga?" tanya Angga yang daritadi belum melihat batang hidung putrinya.

"Bentar, Mama liat dulu."

Angga mengangguk paham. Nisha melangkahkan kakinya menaiki tangga, lalu berjalan menuju kamar Cansu. Sampai didepan kamar Nisha mengetuk pintu kamar Cansu.

"Sudah belum?" tanya Nisha.

"Sudah Ma, bentar," jawab Cansu dari dalam kamar.

"Ayo buruan, belum nanti macetnya juga."

"Iya Ma."

CansuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang