Bab 6💕💑🐣

38 6 0
                                    

Lisa berjalan seorang diri di koridor kampus menuju ke kelasnya dengan tatapan yang kosong, ia terus berjalan tanpa berhenti dan tidak menyadari ada sepasang mata yang menatapnya puas. Sepasang mata itu berjalan berlawanan arah dengan lisa sehingga mereka berpapasan dan dengan sengaja pula sepasang mata itu menyengol lisa sehingga terjatuh dan sepasang mata itu berpura-pura jatuh saat melihat dari arah belakang lisa ada namja yang kini menatapnya cemas.

"Chagi-ah..." Teriaknya cemas sambil berjalan cepat mendekati kedua orang yang terjatuh itu dan segera mengeceknya
"Auuwwww appo..." ringis lisa sambil menatap kakinya yang terluka dengan tatapan kosong dan mulai berdiri
"Auuuwww appo... Oppa hiks..." sepasang mata itu Irene, yeoja itu berpura-pura menangis sambil mengeluh sakit
"Mana yang sakit?" Tanyanya cemas, lisa kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda tanpa membalikkan badannya

'Kau bahkan tidak mempedulikanku Sehun.' batinnya lirih

"Ini... hiks.." tunjuknya pada kaki kirinya yang tidak ada merah sedikitpun

Sehun dengan geram menarik kerah lisa dari belakang sehingga tubuh lisa limbung dan kembali jatuh, kini luka itu makin parah sampai darahnya mengucur keluar. Lisa hanya menatap Sehun dengan raut bingungnya sedangkan Sehun menatap lisa dengan tajam juga tatapan bencinya, Irene menatap lisa dengan puas.

"Yak, neo... kau apakan yeojachinguku huh? Lihatlah dia terluka gara-gara kau lisa!" bentaknya sambil menunjuk yeojachingunya yang menangis, sudah beberapa kali lisa mendapatkan bentakan keras dari sahabatnya namun lisa hanya diam saja selama satu minggu ini namun tidak dengan hari ini, ia merasa sia-sia diam saja kalau dia juga ikut terluka.

'Apa kau hanya melihatnya saja eoh? bahkan dia tidak terluka sedikitpun! Sehun-ah kau berubah! Coba kau buka matamu lebar-lebar dan lihat siapa yang terluka di sini eoh? Aku atau yeojachingumu?' batinnya miris

"Seharusnya kau yang nanya pada yeojachingumu itu Oh Sehun! Bukan padaku!" ujarnya pelan sambil melanjutkan langkahnya namun Sehun tak tinggal diam, dia kembali menarik Jiyeon dan

Plaakk...

Irene tersenyum senang melihatnya, Sehun menampar lisa dengan begitu kerasnya sehingga lisa jatuh terduduk sambil memegang pipinya yang merah dan mulai membiru.
Lisa menatap Sehun tak percaya, dirinya begitu syok karena ini kali pertamanya Sehun menamparnya sehingga ia tak bisa berkata apapun lagi. Sedang Sehun masih menatapnya dengan benci dan tak mempedulikan lagi jika dihadapannya itu yeoja atau bukan dan terlebih dia tidak peduli kalau itu sahabatnya.

Lantas lisa bangkit dari jatuhnya walau terasa sakit namun itu tidak membuatnya terasa sakit karena ia tidak mempedulikan kakinya dan pipinya yang sakit. Baginya hatinya yang terlalu sakit sehingga luka pada kakinya maupun pipinya mengalahkan hatinya. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan sahabatnya. Ia maju satu langkah dengan kaki yang terpincang dan berdiri berhadapan dengan Sehun lalu menatapnya tajam.

Plaakk... Seketika semua terdiam. Tampak koridor kampus begitu sepi dan hanya ada mereka bertiga yang ada di sana. Tangan lisa bergetar sambil menundukkan kepalanya dan tanpa disadarinya ada lelehan air mata yang membasahi pipinya. Bahkan seluruh tubuhnya bergetar hebat sambil tak mempercayai ini semua. Sehun hanya terdiam sambil menatap lisa kosong. Irene dengan geram segera berdiri dan berjalan mendekati mereka dan ingin menampar lisa, sedikit lagi akan kena jika saja lisa tidak menahan tangan Irene lalu lisa menatap Irene dengan tajam sambil mencengkram tangannya sehingga membuatnya meronta kesakitan. Tampak wajah lisa masih basah akibat air matanya namun segera menghapusnya secara kasar dan menatap Sehun sekilas lalu kembali menatap Irene dengan tajam dan dingin. Irene menatap lisa dengan benci sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman lisa.

"Yak lepaskan tanganku brengsek" ucapnya dengan nada tinggi sambil meronta kesakitan

Dengan kasar lisa melepaskan tangannya dari Irene dan segera membersihkan tangannya yang bekas memegang tangan Irene dengan jijik lalu melenggang pergi. Namun Irene tak tinggal diam, dia menarik tangan kiri lisa secara kasar sehingga badannya terhuyung ke depan namun tak terjatuh dan membalikkan badannya kesal.

"Yak apa maumu eoh?" bentak lisa kesal

Seketika Sehun tersadar akibat bentakan suara lisa yang keras dan menatapnya tajam sambil memegang pipinya yang membiru. Yah, tadi lisa menampar pipi kiri sehun.

"lisa-yaa!! Berani sekali kau menamparku huh?! Sebenarnya apa maumu eoh? Setelah yeojachinguku terluka sekarang kau membuatku terluka eoh? Lebih baik kau pergi dari hadapan kami juga!! kalau bisa menghilang saja dari hadapanku! Kajja chagi-ah kita obati lukamu ne." bentak Sehun sambil menunjuk-nunjuk lisa tepat di depan wajahnya dan mengajak yeojachingunya menjauhi lisa tak lupa Sehun menyengol bahu lisa sehingga lisa jatuh terduduk lagi dan ia hanya melihat Irene yang memandangnya jijik lalu menghilang dari hadapannya

Kembali lisa menangis sambil meratapi kesedihannya dan memukul dadanya berkali-kali. Hari sudah sore namun koridor kampus itu tampak sepi seolah-olah hanya ada dirinya yang berada disitu. Seketika hujan tujun dan membasahi dirinya. Seakan-akan hujan ikut sedih melihatnya yang hanya menangis seorang diri.

'Wae? Hiks... Apakah aku ini bukan sahabatmu lagi eoh? Hiks... Mengapa kau begitu kejam padaku? Mengapa kau terus menyalahkanku eoh? Memangnya apa salahku sehingga kau dengan tega membentakku juga menamparku eoh? Kau berubah Sehun-ah... hiks... hiks... Apakah seperti ini sakitnya saat orang yang kita cintai memarahimu eoh? Mengapa rasanya begitu sakit sekali eoh?' batinnya yang seakan tidak mempedulikan dirinya yang masih di tengah koridor kampus

"Baiklah, kuputuskan untuk pergi dari hadapannya sesuai yang ia pinta. Aku udah lelah dan menyerah." gumamnya dengan isakkan kecilnya sambil mencoba berdiri dan berjalan menuju ke kelasnya dengan kaki yang terpincang-pincang

Lisa memasuki ke ruangan kelasnya yang sepi. Kelasnya baru saja selesai tiga jam yang lalu dan lisa menatap ruangannya dengan teliti lalu menghela nafasnya secara berat dan dengan cepat ia mengambil tasnya lalu mengeluarkan sepucuk surat yang berwarna baby blue dengan hati-hati. Satu senyuman terukir di bibir indahnya lalu keluar dari ruangannya dengan kaki yang masih terpincang.

i love my best frendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang