ANAK BARU

35 3 0
                                    


           Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas selama kurang lebih dua minggu. Banyak siswa yang masuk ke sekolah baru dengan suasana dan teman baru yang mereka jumpai. Masa pengenalan lingkungan sekolah memang dapat dikatakan sebagai masa yang cukup melelahkan, dengan kegiatan yang melibatkan kakak kelas yang sedikit berperilaku menyeramkan, seperti pura-pura bersikap judes dan terkadang marah-marah mencari kesalahan.

"Selamat pagi, adek calon siswa baru yah, ayo ikut kakak ke lapangan." Seorang perempuan mengajak siswa baru yang baru saja datang menuju lapangan yang cukup luas.

"Adek, silakan baris disini dan tunggu teman yang lainnya datang." Jelas perempuan tadi.

"Baik kak, terimakasih." Sahut siswa baru yang baru saja datang berusaha seramah mungkin.

Anak itu bergumam dalam hati, sekarang bisa kakak kelasnya bersikap baik dan sangat ramah, bisa ditebak tak kurang dari satu jam ke depan wajahnya mendadak garang.

"Hay! Siapa namanya?" tiba-tiba seorang perempuan menyapa.

"Hallo, aku Kiyana." Tanpa menjulurkan tangan, yang ditanya menjawab pertanyaan perempuan itu sekenanya.

"Namaku Mika." Jawabnya singkat.

           Tidak lebih dari satu jam, seorang laki-laki membimbing kami menuju kelas untuk menyimpan tas, lalu selanjutnya menyuruh kami untuk berbaris kembali dan melaksanakan upacara bendera. Saat upacara selesai, barisan dibubarkan dan masuk ke kelas masing-masing.

"Selamat pagi, hari ini hari pertama masa orientasi siswa, kalian akan dibagi kelompok."

           Sambil mendengarkan seorang wanita yang merupakan sosok kakak kelas yang diberi tugas menjadi panitia, mungkin dia adalah anggota Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) yang memang biasa diberi tugas untuk menjadi panitia penerimaan siswa baru membantu para guru. Hanya dua belas kursi yang terisi sementara sisanya kosong.

"Tokkk toookkk tookkkk"

          Tiba-tiba pintu kelas diketuk oleh seseorang, setelah pintu dibuka terlihat dua orang perempuan berdiri disana.

"Maaf kak saya telat." Sahut salah seorang perempuan di balik pintu,

           Semua mata tertuju pada pemilik suara. Melihat penampilannya dari atas sampai bawah. Tidak ada yang salah secara umum, namun penampilan perempuan tersebut dengan rambut digerai dan gincu yang cukup mencolok menjadi masalahnya.

"Wadaw! Cantik banget." Suara tersebut terdengar berbisik dari seorang laki-laki.

                                                                          ~oOo~

           Tiba saatnya kegiatan yang pasti terjadi di awal pertemuan, apalagi kalau bukan perkenalan, menyebutkan nama, alamat, asal sekolah dan alasan masuk ke sekolah ini. Kami bergiliran maju ke depan untuk memperkenalkan diri.

"Halo semuanya, nama saya Arifudin Hidayat, kalian boleh panggil saya Iip, Aip atau apapun terserah yang kalian mau asal tidak menyalahi undang-undang." Jelasnya panjang kali lebar.

"Kalau panggil Udin boleh gak?" tanya salah satu perempuan diantara kami yang disambut dengan gelak tawak semua orang.

"Apasih yang gak boleh buat neng cantik." Jawab Arif sambil mengedipkan sebelah matanya.

           Setelah perkenalan Arif yang cukup panjang, tiba-tiba kakak kelas yang berdiri di depan menunjuk kearah seorang perempuan yang sepertinya agak terkejut saat diperintahkan untuk memperkenalkan diri, namun akhirnya segera bangkit dan berjalan ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya.

"Hai, nama saya Kiyana Adinda Putri, saya biasa dipanggi Ana, Alamat di jalan Flamboyan nomor A12, asal sekolah SMP Darma Bakti." Jelaskan perempuan itu singkat dan jelas.

"Alasan masuk ke sekolah ini?" tanya seorang kakak kelas di sampingnya.

"Karena ada Arif ganteng dong, apalagi?" jawab Arif dengan sangat lantang dan percaya diri.

           Semuanya tertawa, namun suasana seperti ini tidak bertahan lama seperti yang sudah banyak orang perkirakan, serangkaian kegiatan ini di isi dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan juga menegangkan. Ada beberapa kejadian yang membuat semuanya terdiam karena seksi tata tertib datang untuk memeriksa kelengkapan tugas siswa dan tentu saja memarahi mereka yang salah membawa tugas atau bahkan sama sekali tidak membawa tugas yang diperintahkan sejak awal.

~oOo~

           Masa-masa melelahkan ini dilalui selama satu minggu, ditutup hari terakhir dengan pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Dibuatnya kelompok membuat semua siswa baru mudah mengenal satu sama lain, terlebih mereka semua hanya berjumlah tidak lebih dari empat belas orang saja, alasannya karena banyak siswa yang sebelumnya telah mendaftar beralih untuk masuk ke SMA negeri yang baru saja dibuka tahun ajaran ini.

           Ketika simulasi Pertolongan Pertama dimulai, setiap kelompok diberikan contoh kasus kecelakaan dengan penanganan luka yang berbeda. Mereka semua memperaktikan cara menangani pasien dengan kasus berbeda-beda. Setelah selesai menangani pasien, seperti membalut dan membidai orang yang berperan menjadi pasien, mereka membawa pasien menggunakan tandu untuk melewati berbagai halang rintang.

"Kiyana, kamu jadi pemimpin kelompok satu, Mika kamu jadi pemimpin kelompok dua, Nesya kamu jadi pemimpin kelompok tiga." Perintah kakak kelas dengan lantang.

"Izin bertanya kak!" tiba-tiba Kiyana mengangkat tangannya dibarengi dengan tatapan tajam kakak kelasnya.

"Kenapa perempuan yang jadi pemimpin, kenapa bukan laki-laki?" jelas kiyana.

"Laki-laki tugasnya gotong tandu, kamu mau ngatur saya??!!" Kakak kelasnya berteriak menjelaskan dengan nada marah.

           Dengan melaksanakan seluruh kegiatan, selesai sudah rangkaian kegiatan penerimaan siswa baru tersebut, seluruh siswa baru dinyatakan telah diterima menjadi siswa di sekolah SMK Budi Pertiwi jurusan Kefarmasian. Semuanya lekas beristirahat dan mempersiapkan diri untuk memulai kegiatan belajar mengajar pada Hari Senin.

                                                                     ~oOo~

Teman Sekelas (please say) Teman SekilasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang