DUA KUBU

4 1 0
                                    

           Udara sejuk pagi hari menyabut para siswa yang memasukin area sekolah, di ujung pohon Pinus merkusii  tampaknya burung yang berasal dari keluarga Passeridae sedang hinggap menikmati sinar mentari yang terasa hangat.

"Nesya, sini!" Adel memanggil Nesya yang baru saja masuk dari gerbang sekolah.

           Nesya melihat Adel, Bella, Mika, Zahra dan Nisa duduk di kursi taman sekolah. Ia bergegas melangkahkan kaki nya menuju teman-temannya itu. Hari ini memang tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar, jadi mereka bebas jika tidak masuk ke dalam kelas.

"Ngapain disini?" Tanya Nesya yang baru saja tiba.

"Duduk." Jawab Mika santai.

"Kok gak ke kelas?"

"Lo mau liat mukanya pengkhianat?"

"Eh iiyah bener."

"Ya udah sini duduk."

"Gue.. gue mau ke toilet dulu deh ya."

"Ya udah."

           Mereka duduk sambil memperhatikan satu persatu orang yang masuk dari pintu gerbang, siapa tahu mereka melihat guest star yang sangat mereka idolakan datang dan bisa mengajaknya berfoto. Namun khayalannya perlahan membuyar karena melihat Kalila dan Ana datang.

"Ih itu si Kalila ngapain lagi bareng sama si Ana!" Bella menggerutu.

"Kal!!!" Adel berteriak memanggil Kalila.

           Kalila tersenyum dari jauh, lalu menyadari ada Ana di sampingnya yang tidak di panggil oleh yang lain dan mungkin memang temannya disana hanya bermaksud memanggil dirinya saja tanpa Ana ikut, Kalila melirik ke arah Ana yang terlihat santai juga sedang menatapnya seperti sangat mengerti apa yang terjadi disana.

"Gue ke kelas duluan yah?" Ana membuka suara.

"Gak apa-apa sendiri?"

"Yaelah emang gue anak kecil."

"Hehehe ya udah hati-hati yah?"

"Siap."

           Kalila berjalan menghampiri yang lain, terlihat ekspresi mereka yang sedikit tidak bersahabat membuat Kalila sedikit bergidik membayangkan puluhan kata-kata yang bersiap keluar dari mulut teman-temannya itu yang pasti akan mengomentari ia yang tadi bersama dengan Ana.

"Lo ngapain bareng sama si Ana?" Tanya Bella sinis.

"Tadi ketemu di depan."

"Ya cuekin aja emang gak bisa?" Timpal Adel.

"Gue kan gak punya masalah sama dia."

"Lo kok gitu sih, gak setiakawan banget." Zahra yang biasanya diam menimpali.

"Ya udah maaf."

           Dalam hati Kalila ingin sekali menolak sikap teman-temannya itu lalu pergi menghampiri Ana dan yang lainnya di kelas, namun ia hanya tidak ingin mempunyai masalah dengan siapapun apalagi teman sekelasnya sendiri. Untung saja Ana bisa mengerti saat Kalila memilih untuk menghampiri temannya. Ia tahu bahwa Ana bukan tipe orang yang akan mendoktrin orang lain untuk ikut menjauhi atau bahkan membenci apapun yang ia tidak suka.

~oOo~

           Ana melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kelas, ia merasa hari ini akan sangat membosankan karena harus mendengar suara teriakan banyak orang, ditambah alunan lagu dan suara musik yang sangat keras. Andai saja absensi tidak berlaku pasti ia lebih memilih tidur di rumah. Samar-samar ia mendengar suara tawa anak laki-laki, ia berharap teman laki-lakinya itu akan segera datang, setidaknya ia tidak sendiri seperti sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Sekelas (please say) Teman SekilasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang