GOLDEN KIDS

24 2 0
                                    

          Hari Senin pertama ini semuanya terlihat sudah berhasil menguraikan rasa canggung diantara mereka. Terdengar sudah saling melemparkan candaan, bernyanyi-nyanyi dan ada beberapa yang sudah bergosip, siapa lagi kalau bukan anak perempuan.

"Ana?" Adit menghampiri Ana dan duduk di bangku sebelahnya yang kebetulan masih kosong.

"Apa?" Jawab Ana singkat.

"Ana kok masih jutek aja sama Adit, kan Adit udah nyanyiin Ana satu buah lagu di depan semua orang kemarin waktu MOPD." Jelas Adit berusaha mengingatkan.

"Terus gue terpukau? Kudu bilang waw gituh?" Jawab Ana sedikit teriak.

"Ciiee Queen and King nya angkatan kita lagi ada masalah rumah tangga nih." Fadli ikut nimbrung.

"Masalah rumah tangga mbah mu!" Jawab Ana ikut kesal.

"Udah Dit, mending kita beli tahu isi aja yuk!" Ajak Fadli pada Adit yang bersikukuh untuk mendekati Ana.

"Ya udah, Aip beli tahu Isi dulu ya Na, Ana mau titip?" tanya Adit berharap Ana jawab iyah.

"GAK!" jawab Ana Singkat.

"Rey? Lo mau ikut beli tahu isi?" tanya Fadli pada Reynand yang sibuk membaca buku.

"Engga gue disini aja." Jawab Rey sekenanya.

           Adit dan Fadli keluar kelas untuk membeli tahu isi sebelum bel masuk berbunyi, sepertinya mereka belum sempat sarapan di rumah. Diantara siswa baru memang Adit, Fadli, dan Arif yang pasti sudah sangat hafal dengan suasana sekolah ini, karena mereka sekolah SMP di yayasan yang sama dengan SMK Budi Pertiwi.

"Rey suka baca buku?" tanya Ana pada Rey.

          Tanpa disadari hanya mereka berdua yang tetap tinggal di kelas, karena yang lainnya pergi entah kemana setelah menyimpan tas, mungkin cari sarapan sama seperti Adit dan Fadli.

"Engga." Jawab Rey dengan jujur.

"Kalo enggak kenapa baca buku?" tanya Ana masih penasaran.

"Terserah gue lah!" Jawab Rey tak ramah.

           Sejak awal masuk, memang diantara anak laki-laki, hanya Rey yang masih sedikit bicara, bukan sedikit tapi hampir tak pernah bersuara. Dia hanya akan mengeluarkan suaranya ketika ditanya dan itupun sangat singkat. Alasan Ana mengajak Rey bicara hanya untuk memecah keheningan juga karena Ana memang suka membaca buku dan merasa penasaran dengan buku yang Rey baca. Sekarang Ana jadi bingung sendiri dengan jawaban Rey, ia menduga bahwa Rey adalah anak introvert. Kesimpulan itu bisa melintas dipikiran Ana karena Rey tidak banyak bicara seperti yang lain, contohnya Adit yang sudah gencar mendekatinya sejak hari pertama masa orientasi.

                                                                                    ~oOo~

           Selama satu minggu pertama ini, baju seragam mereka sudah mulai dibagikan oleh pihak sekolah, supaya mereka tidak berlama-lama mengenakan baju SMP. Cukup banyak seragam yang diterima, diantaranya seragam khusus kefarmasian dan jas laboratorium.

"Liat! Enak yah anak baru masuk udah pakai seragam Farmasi." Celetuk kakak kelas yang melihat siswa kelas sepuluh membawa seragam baru.

"Bel, tuh kakak kelas lo lagi ngomongin." Bisik Bella singkat pada Adel yang kebetulan mendengar perkataan kakak kelasnya tadi.

"Situh sirik aja yah bisanya." Adel berbicara sedikit kencang membuat kakak kelasnya melotot tak suka.

           Bella dan Adel berjalan cepat memasuki kelas dan langsung menghampiri Zahra dan Kalila yang mendapat giliran mengambil seragam yang sengaja bergantian agar tidak membuat ruang tata usaha penuh.

Teman Sekelas (please say) Teman SekilasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang