PROLOG

47 3 0
                                    

          Ini adalah cerita masa sekolahku, dimana masa remaja yang kadang hatinya tak menentu. Aku sadar dengan sikap keras kepalaku ini, sampai tidak sedikit teman yang tidak menyukai ku. Awal pertemanan kita sangat manis, namun perlahan berbagai masalah datang saat ku kira kita semua sudah sangat dekat dan tidak mungkin berselisih karena sudah paham sikap dan sifat masing-masing. Namun bukan kisah yang menarik untuk dilewati jika tidak memberikan kesan dan pesan, seperti yang sering terjadi diantara kita, tapi aku yakin bukan hanya diantara kita siswa yang satu angkatannya dapat dihitung jari, pasti hampir setiap orang pernah berselisih dengan temannya walau kebanyakan mungkin akur kembali.

          Aku memutuskan untuk menulis cerita ini agar kelak suatu saat jika tanpa sengaja kalian mengetahui kisah ini baik dari orang lain atau kalian langsung membacanya sendiri, kalian tahu cerita segala sesuatu yang terjadi dari sudut pandangku, awalnya aku berfikir menceritakan segala hal buruk cukuplah menyenangkan, tapi itu semua tidak adil, karena bagaimapun kita pernah tertawa bersama melalui beberapa rangkai kejadian yang menggoreskan kenangan indah tanpa air mata dan tanpa saling menyakiti, seakan semuanya tidak mengerti bagaimana rasanya membayangkan hal manis yang telah lalu saat semuanya tidak sama lagi. Hingga pada saat setelah perayaan kelulusan pun ternyata jurang pemisah antara kita menganga semakin lebar, membentang, memisahkan canda tawa yang dulu pernah diperjuangkan bersama. Hanya tersisa mereka yang tetap tinggal, tidak banyak namun pantas untuk selalu disyukuri.

Teman Sekelas (please say) Teman SekilasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang