10. It's definitely you

226 21 2
                                    

Walaupun mataku ini buta, bukan berarti hatiku ikutan buta juga.

Sekarang aku udah ada di SM Entertainment. Ya ampun aku capek banget hari ini. Jadwalku penuh, dan aku sama sekali tidak bisa refreshing untuk menikmati hari yang indah ini kawan-kawan.

Hari ini kita akan diperkenalkan kepada trainee baru yang katanya akan jadi teman kita. Katanya sih mereka saudaraan. Katanya sih ya.

Di ruangan ini sudah ada aku, Minjoo, Choco, Kamal, dan Donghyeon. Pelatih kami belum datang sama sekali. Sambil menunggu pelatihku datang, lebih baik aku beristirahat terlebih dahulu.

"Kau lelah?" tanya Kamal menghampiriku.

"Tidak... Aku hanya sedikit ngantuk." Kemudian aku bersandar di tembok belakangku.

"Mau aku ambilkan minum?" tawarnya padaku.

"Tidak, sekarang ini aku hanya butuh bantal dan guling untuk tidur."

"Kalau begitu beristirahatlah di bahuku sebentar. Mungkin setelah ini kau akan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya."

Memang manusia yang ada di sebelahku ini sangatlah bodoh. Sudah tahu, dia sedang jatuh cinta dengan seorang wanita! Dia malah menyuruhku untuk bersandar di bahunya sekarang. Dia memang benar-benar bukan ahlinya.

"Pabo!" ucapku padanya setelah itu.

"Kenapa kau malah mengataiku? Apa salahku lagi?"

"Menyesal aku sudah mengatakan kalau kau itu pintar! Laki-laki macam apa kau ini?! Sudah tahu kau sedang jatuh cinta dengan seorang gadis. Kau malah menyuruhku bersandar di bahumu? Apakah kau tidak pernah menonton drakor sebelumnya?"

Sepertinya dia harus kursus untuk merayu wanita. Dan sepertinya harus aku yang menjadi gurunya. Dia sangatlah bodoh!

Mungkin karena suaraku yang cukup keras, teman-temanku yang lainnya pun ikutan menengok ke arahku.

"Kamal? Kau sedang jatuh cinta?" tanya Choco tak percaya.

"Ya ampun, kau ini masih kecil Kamal. Janganlah jatuh cinta terlebih dahulu." Ujar Minjoo, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Tentu saja dia heran mengapa seluruh teman-temannya tidak ada yang normal.

"Kau jatuh cinta dengan siapa?" Aku yakin, setelah ini Donghyeon pasti akan bertanya banyak soal hal ini di asrama nanti.

"Aku jatuh cinta kepada," kemudian Kamal melirik kepadaku. "Kalau padamu boleh tidak?"

Entah kenapa badanku seketika lemas setelah mendengarnya mengatakan hal itu.

"Kita ini sedang tidak bercanda, jadi cepat saja katakan kau suka dengan siapa? Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku sudah cukup bersabar sejak tadi tahu!" Kemudian aku memukul pundaknya.

"Ah! Pundakku! Ck, percuma kuberi tahu pada kalian. Aku yakin kalian pasti akan menertawaiku." Kemudian Kamal membalikkan badannya. Ngambek.

"Yah.. Aleta kenapa kamu memukulnya? Kita semua jadi tidak tahukan dia suka dengan siapa?"

"Umm.. Janganlah kau marah Kamal! Sini kupijat pundakmu. Mana yang sakit?" Aku menghampiri Kamal.

"Ani! Tidak ada yang sakit." Ucap Kamal kesal. Dan itu malah membuatku tambah kesal.

"Kau ini! Cepat saja beri tahu kepadaku bagian mana yang sakit! Atau aku akan tambah memukul pundakmu!" Kemudian aku memaksanya membalikkan tubuhnya kepadaku.

"Ya! Kau mau membuatku tambah kesakitan?!" Kamal terlihat kesal sekarang.

"Baiklah aku minta maaf. Tapi setelah itu kau beri tahu kepadaku siapa wanita yang kau sukai itu. Dengan itu, aku bisa membantumu untuk dekat dengannya." Aku tahu Kamal itu mudah sekali marah.

Aku melakukan hal itu supaya dia tidak marah dengaku. Kalau dia sampai marah denganku, tentu aku tidak akan punya lagi teman laki-laki di asrama.

"Nanti saja kuberi tahu pada kalian semua." Kemudian Kamal bangkit berdiri dan menghampiri botol minumnya yang berada di atas meja.

"Baiklah. Terserah padamu saja." Ucap Minjoo, kemudian ia memainkan ponselnya.

"Aku haus sekali. Minjoo, kau mau ikut denganku?" Tanya Choco kepada Minjoo.

"Ne, bagaimana denganmu Aleta?" Tanya Choco.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Aku minta dibawakan saja. Terserah apa saja."

"Aku juga ingin ikut denganmu!" Kemudian Donghyeon bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka berdua.

"Kita bertiga pergi dulu ya! Jika pelatih datang, cepat telpon kami. Oke?" Kemudian mereka bertiga pun pergi.

Sekarang di dalam ruangan ini, hanya tinggal aku dan Kamal.

Aku menghampiri Kamal yang sedang meminum air putihnya. Aku berdiri di sampingnya sambil memperhatikannya.

Ternyata kalau dilihat-lihat, Kamal itu ganteng juga ya. Sayang sekali, aku baru sadar sekarang. Tapi sayang juga ya, dia tidak punya pacar.

"Jangan melihatku seperti itu," Ucap Kamal. "Nanti kalau suka bagaimana?"

"Tidak usah mengatakan hal itu. Aku tidak akan menyukai orang sepertimu." Aku mengatakan hal itu sambil tertawa.

Entah kenapa aku merasakan ekspresi Kamal yang berubah. Seketika wajahnya menjadi datar dan dia malah mengalihkan wajahnya kearah yang lain. Aku tahu dia pasti kesal.

"Aku hanya bercanda! Mungkin suatu saat nanti aku akan menyukaimu." Aku mengatakan hal itu untuk menghiburnya.

"Kalau kau membenciku bilang saja! Tidak usah bohong." Sepertinya Kamal benar-benar kesal sekarang.

"Kalau aku membencimu, aku tidak akan pernah mau menghampirimu saat kau berada di kelasmu. Aku juga tidak akan mau pergi bersamamu kemarin dan kalau aku membencimu, aku tidak akan pernah mau mengajakmu bicara. Ya kan?"

Kemudian Kamal melihat ke arahku. Entah kenapa, sedari kemarin dia menatapku dengan tatapan yang berbeda. Aku sendiri pun sangat susah mengartikan maksud dari tatapan anehnya itu. Mungkin aku harus belajar tentang psikologi.

"Jangan pernah membenciku. Janji?" Dia mengulurkan kelingkingnya padaku.

Jujur aku tidak pernah membuat janji yang aneh-aneh, kalau aku sendiri tidak pernah bisa menepatinya. Tapi ya sudahlah, mana mungkin bisa aku membenci orang sebaik Kamal?

"Ne." Kemudian aku membalas kelingkingnya dengan kelingkingku.

---

Setelah 20 menit aku menunggu, akhirnya pelatihku datang juga. Beruntungnya ketiga orang temanku sudah sampai di ruangan ini terlebih dahulu. Jadi aku tidak perlu repot-repot untuk menelpon mereka.

Dia datang bersama seorang wanita dan seorang pria. Entah kenapa sekarang aku merasa Dejavu.

BAGAIMANA MUNGKIN BISA AKASHI ADA DISINI???

Jantungku rasanya mau copot begitu melihat Akashi ada disini. Aku sudah pernah melihat kejadian ini dua kali. Setelah ini dia pasti akan membungkuk dan memperkenalkan namanya, dan mengatakan kalau dia dari Jepang dan blablabla...

Apa aku sedang bermimpi? Jika iya tolong segera bangunkan aku dari mimpi gila ini!

"Annyeong! Nama saya adalah Akashi dan saya berasal dari Jepang. Saya berasal dari SMP yang sama dengan Aleta. Hai Aleta!" Dia melambaikan tangannya.

Namaku disebut. Tak usah bertanya, keempat orang temanku sudah melihatku dengan tatapan, kenapa kau tidak memberi tahuku kalau dia temanmu?

-

Kalian udah nemu mau naik kapal yang mana?

Aleta x Kamal

Aleta x Akashi

Atau pasrah aja Aleta sama Jungkook?

Wkwkwk

Aleta ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang