23.46
,"Duh bazeng serem banget ini dapur,"
Laki-laki itu mematikan lagi lampu dapur yang ia nyalakan. Ia berjalan lagi ke tangga dengan lemas, matanya sembab membuatnya terlihat sangat gembul sekarang,
Baru ia mau kembali ke kamar, ia melihat sosok gadis di ujung lorong sambil berjalan ke arah balcon yang terbuka,
,"Ngapain lagi tu anak,"
Gadis itu mulai berjalan, perasaan haechan mulai tidak tenang, ia mulai berlari meninggalkan gelasnya yang sudh pecah di lantai,
Ia menoleh saat sampai di dekat balcon,
,"ARA!,"
gadis yang tengah memanjat pagar itu, tidak bisa mengimbangi badannya, dan,
,"AAAAA!!,"
tubuh gadis itu terhuyung kedepan dan kakinya tergelincir.
Ara menutup matanya,Haechan berlari dengan cepat dan mencoba meraih tangan Ara. namun, lolos.
Haechan menatap manik mata Ara yang sekarang menumpu badannya dengan satu tangan memegang ujung pagar,
,"Bang..hiks..tolong..,"
Haechan masih terdiam,
Bang..hiks..tolong haena.. tolongin bang haechan, haena kesakitan..
Haechan tersadar dari lamunannya saat Ara mulai merasakan sakit di tangannya,
,"Bang.. maafin Ara, bantu Ara plis..,"
Haechan langsung menarik tangan Ara dan menariknya keatas dengan kuat, Ara masuk ke dalam balcon lagi,
Hup!
Haechan merengkuh tubuh Ara ke dalam pelukannya, Ara yang sudh tidak sanggup, langsung melemas,
Merasa berat, haechan menoleh. Ara pingsan di bahunya. Haechan mengangkat Ara dan membawa ke kamarnya,
🤍🤍🤍
07.15
suara kicauan burung dan cahaya matahari pagi mengenai wajahnya, Ara menutup wajahnya dengan tangan, lalu mengerjapkan matanya sesaat.
Ia merubah posisinya menjadi duduk lalu menetralkan perasaanya juga mengumpulkan nyawa,
Tunggu, bukannya ia tertidur di balcon?. Siapa yang mengangkatnya kesini di tengah malam itu?.
Kepala Ara masih pusing karena baru terbangun, rasanya ia habis bermimpi akan jatuh dan di tolong haechan, juga di peluk.
Aiisss, imajinasinya berjalan di awal pagi, ia menoleh ke arah nakasnya,
,"Eh kambing! Udh jamber ini aduh!,"
Ia berlari ke kamar mandinya dan mencuci muka juga menggosok gigi, setelah itu ia langsung turun ke lantai bawah,
Disana sudah ada ke 7 saudaranya sedang makan, kalau di lihat, yang sedang masak adalah renjun dan chenle,
Ara membalikkan badannya berniat untuk kembali ke kamarnya, namun,
,"Heh, Lo. Anak tiri, turun!," Tegas chenle dengan keras,
Hati Ara terasa di iris jika di bedakan dengan sangat seperti ini, sedangkan dia adalah tipe orang yang tdk suka dan tdk bisa di beda"kan begitu saja,
Ara berjalan ke meja makan dengan langkah perlahan, semua mata masih tertuju ke arah dirinya, ia merutuki dirinya, bisa"nya ia telat bangun pagi untuk membuat sarapan,
,"Gua ingatin yah, sarapan pagi walau libur itu ga ada perbedaan sama hari-hari biasa, Lo kok jdi bikin kita repot Mulu sih?," Cerocos jaemin kesal,
,"Jangan seolah-olah Lo seenaknya di rumah ini, gak," lanjut Mark tanpa menoleh ke ara dan tetap melanjutkan makannya,
,"Maaf bang,"
Tok..tok..tok..
Ara dan yang lainnya menoleh ke arah pintu, Ara langsung berinisiatif membuka, tapi tangannya di tahan oleh Jeno,
,"Tetap disini, ga boleh ada yang tau kalau Lo itu saudara tiri kita,"
Ara mengatup bibirnya rapat", benar" jahat, baru lagi saja sudah di beri kata"tajam seperti ini,
Jaemin membuka pintu dan tampak lah sosok si pendatang,
,"Ngapain Lo kesini?,"
Gadis itu membuka pintu dengan lebar,
,"HAECHAAANN!!,"
Ara membelalakkan matanya, ga ada adab bangt pake baju kecil gtu,
Ara memalingkan wajahnya. Renjun yang sedari tadi melihat gerak-gerik Ara, ia melepas celemeknya lalu merangkul Ara ke kamarnya,
,"B..bang..-
,"Ssssttt, BRI6 LO,"
Ara terdiam mematuhi kemauan renjun, ia membawa ara ke kamarnya. Renjun mendudukkan Ara di kasurnya,
,"Lo disini aja, terserah mau ngapain, jangan ke bawah, Lo cuman bakal buat masalah klo ke bawah,"
Mata sinis renjun tak lepas dari Ara, ia duduk dan menunduk sambil memainkan jari. Renjun tak akan keluar dari kamar Ara sampai somi dan haechan selesai di bawah,
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BRTHR-NCT DREAM || Selesai✓
Fanficgimana sih rasanya.. punya kakak laki" 7 orang, yang sangat benci sama kamu? jangan kan bicara lembut, tatapan mereka aja menghina banget buat kmu. Entah itu benar" benci. Atau hanya semata" untuk menutupi sesuatu? Dan disini lah, Ara merasakan baga...