Ini adalah pembalasan selanjutnya ..
Setelah 5 tahun berlalu, sekarang aku bisa membalaskan dendamku dengan Song Jin Hoon dan membuat anaknya sengsara ..
Pagi itu, sedang di tempat pelatihan menembak. Ya, aku kesana hanya untuk menghabiskan waktu luangku saja. Tiba-tiba Shin Je Seok si michin namja datang ..
"Jung Ja-ya, yeogiseo mwohaneun geoyeyo?" Tanya michin namja itu
TARR !
Ku tembakkan peluru itu dengan mimik wajah kesal karena mendengar suara aneh itu lagi, dan membuat michin namja itu loncat karena kaget.
"Mwo?" Tanyaku pada michin namja itu sambil melepas alat bantu ditelingaku
"Kau sudah lupa? aku ini neol chagi"
Aku tidak menoleh ke arah wajahnya yang ingusan itu
"Jung Ja-ya" Panggilnya sambil mendorong bahuku
Aku yang kesal, langsung mengarahkan pistol itu ke dadanya
"Kau mencintaiku?" tanyaku
Dia mengangguk seperti orang idiot.
"Jadi kalau aku menembak dadamu, kau akan membenciku?"
"Apa maksudmu Jung Ja-ya?"
"Aku ini sangat membencimu dan ayahmu, jadi kalau aku menembak dadamu kau akan membenciku, kan?"
"Huhhh! kau yeoja yang selalu mempermasalahkan itu aku tak habis pikir, sebenarnya apa maumu?"
"Eo? kau tidak tau? Kasihan sekali kau, ne?"
Aku berjalan meninggalkan michin namja itu sambil memasang kembali alat bantu dengarku itu, tapi langkah itu tertahan oleh tangan kotornya
"Jung Ja-ya .."
"Apa lagi? Hah? belum cukup? siapa lagi yang akan kau bunuh dengan abeojimu itu?"
"Kau ini apa-apaan? kau selalu menyamakan aku dengan abeojiku"
"Itu pasti! kau adalah anaknya!"
Akupun menaiki sepedaku dan pulang ke rumah
"Seo Jung Ja ... gidaryeoyo! Seo Jung Ja!"
Michin namja itu berusaha mengejarku tapi tidak bisa karena kayuhan kakiku yang sangat kencang
***
Jung Rim-eonnie sekarang sudah menikah, dan akan segera mempunyai anak. Dia dan suaminya tinggal satu rumah dengan aku, Jong Hwa, dan eomma ..
Dongsaengku Seo Jong Hwa, dia sekarang sudah berumur 15 tahun. Pastinya itu sudah dewasa untuk ukuran anak sepertinya tapi tetap saja dongsaengku yang tampan itu sudah dapat sedikit berbicara.
Ketampanannya tidak akan pernah pudar, dia semakin mirip dengan appaku. Jong Hwa kecil selalu menanyakan siapa appanya, memang ada foto keluarga di tembok tapi dia tetap tidak puas dia selalu menjawab "wajahnya pasti sudah berubah, tidak seperti itu lagi". Ya, wajar dia selalu menanyakan appa, karena saat appa mati aku masih berumur 5 tahun dan Jong Hwa belum lahir.
Sampainya aku dirumah, aku melihat Jong Hwa termenung di kursi dengan angin yang cukup kencang menjelang musim gugur ..
"Jong Hwa-ya, angin diluar sangat kencang kau bisa pusing jika terus berangin-anginan diluar" Ujarku sambil bertumpu dihadapan dongsaengku itu

KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of Heaven
Teen FictionSeo Jung Ja adalah gadis yang hidup mewah dengan kesengsaraan di hatinya. Hidup tanpa seorang ayah, mempunyai adik yang bisu dan gangguan pada telinganya setelah kecelakaan yang dialaminya. Sampai suatu saat terselubung niat di hatinya untuk membala...