Taubat Nasuha

501 29 0
                                    

TAUBATAN NASUHA

✍ Firman Allah swt,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
(QS. Al-Baqarah: 222).

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

Dan Allah hendak menerima taubatmu sedang orang-orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
(QS. An-Nisa: 27).

✍  Taubatan nasuha adalah tobat yang semurni-murninya. Hal ini untuk memohon ampunan dari Allah atas segala dosa dan kesalahan-kesalahan yang diperbuat.
  Apabila tergelincir masuk kedalam dosa besar maka bertaubatlah dengan taubatan nasuha.

✍  Taubatan nasuha itu ialah:

- Berhenti dari perbuatan dosa nya.

- "Memohon ampun kepada Allah swt.

- Menyesali dosanya dengan sedalam-dalamnya.

- Dan benci terhadap perbuatan dosa nya, serta berjanji tidak akan mengulanginya.

✍ Hukum taubat nashuha adalah fardhu ‘ain (menjadi kewajiban setiap individu) atas setiap muslim.
Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya).
(QS. At Tahriim : 8).

✍ Dalam sebuah hadis.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَات

"Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.
Dikatakan kepada beliau,
"Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“Dosa syirik (menyekutukan Allah), sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.”
(HR. Al-Bukhari no. 2560 dan Muslim).

[ Mulia Mulyadi ]

Yuk Hijrah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang