Derrel menatap terkejut kearah Rian, "lu ta-tau itu dari mana?" Derrel merunduk.
"Gua tau itu pas terakhir kali gua kesini, inget nggak pas lu mau masakin gua omelet?" Rian menatap sayu Derrel yang tengah merunduk.
Derrel menatap Rian cukup lama, ia langsung memeluk Rian, "itu bukan berarti gua benci lu atau gimana, gua cuma kaget, dan gua keinget masa lalu gua," ucap Derrel sambil memeluk erat Rian.
"Bengkak waktu itu, terus lu sampe pendiem banget, terus tiba-tiba nyari kosan, itu semua karena ayah tiri lu?" Rian melepaskan pelukan Derrel dan menatap lekat Derrel.
"Kyaa!" teriakan pelan terdengar dari balik pintu.
"Ekhem! yang dibelakang pintu harap pergi sebelum saya usir dari apartemen," Rian berdehem keras.
"Ah!" Derrel tersadar dan mengelap air matanya, ia pun buru-buru bangkit.
Set.
Brak.
Rian menarik tubuh ringan Derrel dan menjatuhkannya ke kasur, ia kembali menahan ke dua tangan Derrel. "Kalo gitu sekarang lu nggak bakal nangis tentang apa yang gua lakuin," Rian menatap tajam dan menyeringai penuh nafsu kearah wajah Derrel.
Derrel menenggak liurnya, ia sangat takut, kepala Rian bergerak kebawah dan menarik seragam Derrel dengan menggigitnya dan menariknya keatas.
"Le-lepas Rian, Rian gua bilang lepas, liat aja lu gua bakal tendang kepala lu kalo kelepas," Derrel meronta berusaha melepaskan diri.
"Kalo gitu lu nggak bakal gua lepas, biar lu nggak nendang wajah gua, atau gua bikin nggak bisa jalan biar lu nggak bisa nendang?" Rian menatap lekat wajah Derrel yang memerah.
"Rian! lepasin!" Derrel terus meronta.
Cup.
"Kalo lu terus berisik, tetangga bisa denger," Rian kembali mencium bibir Derrel dan turun kearah leher.
"Mmh, Rian!"
"Ada apa ini rame-rame," terdengar suara ribut dari luar apartemen, Rian menoleh kearah pintu.
"Kok pada ngumpul disini, tempat arisan ganti? ... itu kenapa nutup jari pake sa- mhp," itulah suara terakhir yang terdengar.
Melihat Rian yang fokusnya menghilang, Derrel mendorong tubuh Rian. Bukannya menyingkir Rian malah terjatuh kebawah dan ditindih Derrel.
"Ada apa sih didalam?" lelaki itu membuka dan melihat Derrel dan Rian dengan pose ambigu dengan tubuh mereka yang tertutup selimut.
"Sialan! ... maap Der ganggu, lanjutkan-lanjutkan," lelaki itu keluar dan menutup pintu perlahan.
Tak.
Derrel menyentil kepala Rian, "sekali lagi lu ngelakuin kaya gini ke gua, jangan harap bisa ketemu gua lagi," Derrel mendekatkan wajahnya dan menatap sinis Rian.
Cup.
"Emang kenapa? nggak takut tuh," Rian mengecup pelan bibir Derrel dan menghirup udara segar dekat leher Derrel.
"Geli!" Derrel mendorong tubuh Rian dan bangkit dari kasur.
"Gua bakal masak, nanti sambil makan gua ceritain tentang Diaz," Derrel ke dapur dan mengambil apronnya.
"Menu kali ini apa sayang?" ucap Rian sembari menyeringai.
Tak.
Tiba-tiba pisau terlempar dan menancap disisi kasur, "ngomong gitu lagi bukan cuma piso yang melayang," Derrel menatap sinis Rian, sedangkan Rian menatap takut dan kembali memerhatikan pisau yang tertancap.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Cin)Derrel(la)
Novela JuvenilNama gua Derrel Tripati. Gua hidup bersama ibu, bapak tiri gua, dan 2 saudara bangsat gua. Awalnya hidup gua biasa aja tuh, malah kelewat biasa, tiap hari disuruh bersih-bersih rumah, ngelakuin pekerjaan rumah, dan tentunya bersekolah. tapi entah ke...