Welkombek tu mai cenel//eaa :v
Ini part terakhir, jadi nikmati sajalah :^
••••••••••••••••••••••••••••••○•○•○•
"Tunggu, jadi lu udah pernah ciuman sama Rian, tadi juga gua ngetes lu, soalnya kalo ditanya langsung lu pernah ciuman sama sama Rian apa belum, lu pasti nggak akan jawab," Ayudia tersontak terkejut.
"Sialan lu, lagi serius malah dibecandain," ucap Derrel.
"Bentar, gua bayangin dulu," ucap Ayudia, disaat itu mata Derrel tidak sengaja bertemu dengan mata Rian, namun disana Rian tidak sendiri, ia bersama seorang wanita.
"Gua ... lagi nggak napsu makan, gua duluan ke kelas ya," Derrel segera bangkit dan berjalan (baca : berlari) ke kelasnya.
"Der, nanti yang makan nasi goreng lu siapa?!," Ayudia meneriaki Derrel.
"Ah udah lah buat gua aja," gumamnya.
"Ini pesenannya neng, nasi goreng satu sama nasi uduknya," seorang penjaga kantin menghampiri Ayudia dengan 2 piring makanan.
"Bentar ya neng saya ambil minumannya dulu," lanjut lelaki itu.
"Loh, si Tres nggak ngebawain?" gumam Ayudia lagi.
"Ini neng ...," lelaki itu datang lagi dengan minumannya dan ....
"... sama bon harganya," lanjutnya seketika membuat Ayudia terkejut.
"Ta-tadi yang mesen temen saya kan mas? dia nggak bayarin?" ucap Ayudia gugup.
"Tadi temen neng yang mesen, tapi katanya nanti dibayar sama neng, mana duitnya neng, sama duit servis antar makanannya juga.
Saat itu juga dimulai dongeng yang tak pernah mempertemukan makhluk zaman purba seperti T-rex dan makhluk ternak seperti Sapi didunia ini, karena jika Sapi melihat T-rex, sudah dipastikan T-rex akan dikejar hutang oleh sapi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Der! tunggu," disisi lain dunia dongeng Sapi dan T-rex, berdirilah dongeng Cinderrela yang tak pernah habis."Ngapain lu ngejar gua, gua kira lu lagi nge-date?" ucap Derrel dengan tatapan dinginnya.
"Dia itu cuma temen kerkom gua, kita nggak ada apa-apa," ucap Rian dengan wajah paniknya.
"Yaudah santai aja, gua cuma nanya. Kalo udah selesai gua balik ke kelas dulu," Derrel tersenyum dan berbalik menuju kelas.
"Lu yakin nggak ada yang mau diomomgin sama gua," ucap Rian dengan wajah memelasnya, tanpa menahan tangan Derrel, hanya dengan kata-katanya dapat membuat Derrel terhenti.
"Gua pikir ... cuma lu yang mau ngomong sama gua, gua pergi dulu," Derrel mengucapkannya tanpa perlu berbalik menatap Rian.
"Gua salah apa sih?" Rian menjatuhkan kepalanya tepat di dinding yang berada disebelahnya.
"Apa cuma gua yang berharap dan berusaha," perlahan tetesan air mata mengalir di pipi Rian.
"Bahkan gua yang nggak pernah nangis ... nangis cuma gara-gara lu," Rian menjatuhkan dirinya terduduk bersandar pada dinding.
"Tapi kalo emang ini yang lu mau, gua bakal lakuin," gumamnya sambil menatap wallpaper hapenya, wajah yang selama ini tak asing, yang selalu membuatnya tersenyum setiap kali mslihatnya. Mungkin karena wajah itu adalah salah satu komuk yang paling aneh, tapi itulah yang membuatnya tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah semester baru bagi para mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Naik Haji. Tak pernah sedikit pun Derrel berbicara dengan Rian, bahkan berpapasan saja tak pernah sedikit pun, seolah saja cerita mereka hanyalah dongeng Cinderrela belaka, dan mungkin ini membuat Derrel jadi lebih ... aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Cin)Derrel(la)
Novela JuvenilNama gua Derrel Tripati. Gua hidup bersama ibu, bapak tiri gua, dan 2 saudara bangsat gua. Awalnya hidup gua biasa aja tuh, malah kelewat biasa, tiap hari disuruh bersih-bersih rumah, ngelakuin pekerjaan rumah, dan tentunya bersekolah. tapi entah ke...