RAISA ABILLAH

34 7 0
                                    

-  senyumanmu mencairkan hatiku yang sudah lama beku - alfian

Bel masuk sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu.

Dikelas 11 Ips 2 sedang pelajaran geografi.

"Kerjakan halaman 56" Tegas Bu Neli.
"Iya Bu",jawab murid murid serentak.

Kini Raisya hanya melamun, melamun dalam keheningan. Raisya hanya memikirkan apa yang tadi dikatakan oleh temannya. " Seperti apakah Alfian hingga dia dipanggil es balok? Sedingin apa? Jadi ingin tahu tentang alfian"._ lamunan raisya jadi pecah karena panggilan melody.

"Sya?" panggil melody
"Sya!!, Lo ngapain?"

"Eh iya??" Jawab Raisya sok polos sambil menunjukan senyum manisnya.

"Kerjain tuh soal jangan bengong melulu!", Ketus Melody
"Sya!, Lo udah belum??, Gua liat dong!".tanya Sofi

"Ngerjain apaan???". Tanya Raisya dengan tampang polos tanpa dosa.

"Tuh liat didepan!!",mata sofi memicing kearah papan tulis, raisya pun mengikuti mata sofi.

"Oh iya sebentar gua kerjain dulu". Jawab raisya dengan enteng.

Raisya mengerjakan soalnya dengan tenang walaupun masih ada pertanyaan dibenaknya.tentang Alfian si es balok dan lain lain.

Setelah 10 menit Raisya sudah menyelesaikan tugasnya dengan mudah. Sementara kedua teman dekatnya hanya menunggu jawaban dari Raisya.

"Sya, udah belum? Gua pengen liat!" Tanya Melody

"Iya, ini", jawab Raisya sembari mengasihi buku kepada kedua temannya itu.

Sebenarnya raisya ingin bertanya tentang alfian kepada keduanya," mungkin saja ini bukan saja yang tepat" gumam raisya

★★★

Sementara itu diluar kelas IPS 2 ada berapa siswa Ipa

"Assalamualaikum bu, permisi" ucap regantara sambil mencium tangan ibu neli."waalaikumussalam regan,mau ngambil anak ips ya buat osis?" jawab ibu neli.

"iya bu, tau aja"jawab regan cengegesan

Sementara murid Ips 2 malah ribut ngeliatin alfian putra siswa ipa yang sangat dingin nan tampan.

Raisya tidak menghiraukan suasana kelas yang ricuh itu.

"Raisya?", Ucap Sofi.

Raisya masih tenggelam dalam lamunanya.

"Raisya!!!"
"Raisya abillah!!"

"Eh iya ada apa?", Jawab Raisya dengan tampang polosnya.

"lihatlah itu Alfian",ketus Sofi sambil memicingkan matanya, raisya mengikuti mata sofi.

" Hey... Mengapa aura ini sangat terasa dan menusuk, siapa dia?, Mengapa hati ini tertarik dan ingin memberikannya sebuah kehangatan." batin raisya yang matanya masi tertuju pada alfin yg sedang membaca buku dengan tenang.

Sedangkan Melody masih membicarakan tentang Alfian dengan teman temannya.

"kami ingin mengundang 1 orang siswa atau siswi untuk menjadi anggota baru OSIS", ucap ragantara.

"Eh, raisya gimana kalo lo aja", ucap Melody sambil terus memperhatikan Alfian.

"Raisya aja gimana?", Ucap Roby sang ketua kelas

"Ehh nggak usah, nggak usah", jawab Raisya.

"raisya aja lah kan dia pinter cantik pula", jawab Sofi sambil menekankan suaranya diakhir kalimat.

"Gimana teman teman sejutu nggak?",ucap Roby.

"Setuju",jawab serentak.

"oke kalau begitu, Raisya yang terpilih. Nanti pulang sekolah kamu keruangan OSIS ya"

Raisya hanya mengangguk dengan wajah pura pura tersenyum

"sekian dari kami wassalamualaikum."
Mereka bertiga keluar dari kelas tersebut.

Dan Raisya tidak menyangka apa yang dilakukan oleh teman temanya. Mungkin karena teman sekelasnya mungkin malas untuk menjadi anggota OSIS.

★★★

Bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu.

Raisya sudah berada diruang OSIS. Dan situ sudah banyak orang termasuk Alfian. Raisya tetap memikirkan apa yang dikatakan temannya 'es balok,hati sedingin es,dan lainnya'.

"Saya Alfian putra, saya sebagai ketua OSIS ". Ucap Alfi langsung pada intinya.
" Dan kita Minggu depan akan ada event!. Dan kalian harus siap!!". Tegas Alfi

Dalam benak Raisya hanya ada pikiran tentang Alfi. "alfi itu tegas, mandiri, jutek." Umpat Raisya.

Setelah 30 menit rapat OSIS berlangsung. Raisya sudah menunggu jemputan nya di halte . Handphone Raisya berbunyi.

"Halo?"

"....."

"Kenapa nggak bisa mah?"

"......"

"Oke yaudah"

Raisya melihat jam kecil yang terlingkar dilengan kirinya, 15:30. Tiba tiba Raisya merasakan apa yang dirasakan saat dikelas.

Alfian lewat didepan Raisya Tanpa melirik atau pun menyapanya. Dia hanya lurus pada pandangan nya.

Dihalte sunyi tidak ada orang selain Raisa, dan hanya ada deru knalpot motor yang lewat. Beberapa menit kemudian angkot yang ditunggu oleh Raisya akhirnya datang juga.

"Akhirnya". Ucap Raisya dengan senang.

Raisya hanya menikmati perjalanan sore nya. Dan Raisya masih memikirkan Alfian. ' apakah aku suka Alfian?' tanya pada dirinya sendiri.

****

Vote and comment and share



Sedingin Es (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang