sayang?

19 9 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi.

"Raisya mau pulang bareng nggak?" Tanya sofi.
"Nggak bisa kalian duluan aja, soalnya ada rapat OSIS" jawab Raisya.
"Semangka"ucap melody sambil berjalan meninggalkan Raisya sendirian.

Raisya berjalan melalui kelas kelas yang sudah sepi. Berjalan sendirian. Dan beberapa saat kemudian gadis tersebut sudah mencapai tujuannya. Didalam ruangan tersebut sudah ada Alfian yang menunggu.

"Apa aku harus masuk?" Tanya Raisya pada diri sendiri. Ia hanya bisa diam, hanya memikirkan "apa aku harus masuk?"
"HEY!" Suara tersebut mengagetkan Raisya.
"Kenapa bengong Mulu!" Ucapan perempuan yang ada dibelakangnya.
" E eh nggak papa" ucapan Raisya terpatah patah.
"Gue Erin, IPA II" ucap gadis tersebut.
"Raisya IPS II"jawab Raisya.
"Nice to meet you" ucap Erin.
"Yeah" jawab Raisya.

"Nggak masuk?"tanya Erin.
"Eh eh iya" jawab gadis tersebut dengan terpatah patah.

Entah apa yang sedang merasuki Raisya. Hingga akhirnya mereka berdua masuk keruangan tersebut.

★★★

"Selamat siang semua" ucap tegas.
"Siang" jawab serentak.
"Hari ini kita akan menyusun kepanitiaan untuk acara kedepan. Dan saya selaku ketua panitia, saya harap kalian bisa kerja dengan semaksimal mungkin." Jelas Regan.

" Kami sudah menyiapkan susunan kepanitiaan. Dan kalian biasa cek ke email kalian masing-masing. Dan sekali lagi saya harap kalian tidak protes atas hasil kami". Jelas Regan

"Lo tau nggak?" Tanya Erin.
"Ada apa?" Raisya.
"Alfian itu banyak yang suka, tapi belum ada yang bisa menaklukkan nya" jelas Erin.
"Emang Napa" Raisya dengan gaya tidak peduli.

Raisya terdiam sesaat dan memikirkan apa aku harus lebih dekat dengan Alfian?.

"Luh coba gih" goda Erin.
"Emang napa kalau dicoba?" Jawab Raisya dengan tampang tidak mengerti.
"Ya barangkali bisa aja Luh jadi pacarnya!" Jawab Erin.
"Nggak lah, mana suka saya sama yang gituan. Dingin, jutek." Jelas Raisya.
"Tapi ganteng kan?" Goda Erin sekali lagi.

Meskipun baru pertama kali bertemu kedua gadis tersebut langsung akrab dan beradaptasi dengan cepat.

"Iya sih" jawab Raisya malu malu.
"Good luck"ucap Erin.

★★★

Malam ini malam Minggu. Raisya dan kedua sahabatnya menginap dirumah Sofi.

Sebatang pensil memutar di tengah ketiga manusia tersebut. Dan pensil mulai pelan, dan akhirnya. Ujung pensil tersebut mengarah kepada gadis tidak bersalah yaitu Raisya.

"Truth or dare!" Ucap Sofi dengan tegas.
"Mmmmm" jawab Raisya.
"Eh kok malah nyanyi sih" kesal melody tidak sabar.
"Eh iya maap, aku pilih truth deh" jawab Raisya.

Raisya hanya berharap kedua temannya tersebut tidak menanyakan tentang alfian. Tetapi mereka berkata lain.

"Apakah kamu suka Alfian" ucap Sofi dengan gembira atas pertanyaan tersebut.
"Mmmmm" jawab Raisya.
"Eh kok nyanyi lagi sih, mau jadi the next sabyan?" Melody dengan.
kesalnya.
"Nggak!"ucap Raisya dengan tidak percaya diri.
"Nggak boleh bohong!" Ketus Sofi.

Entah apa yang harus dikatakan oleh Raisya.

"Lumayan suka, tapi nggak suka sifatnya" jawab Raisya.
"Ooooooo" jawab Sofi dan melody yang masih tidak percaya.

Entah apa yang dipikirkan oleh Raisya hingga mengucapkan kalimat tersebut.

Melody memutar kembali pensil tersebut. Muka mereka terlihat tegang, dan berharap jangan mendapatkan ujung pensil tersebut.

Pensil mulai melambat. Dan yang benar saja!. Keberuntungan ada ditangan melody Dan sofi. Dan Raisya mendapatkan sial hanya karena satu pensil.

"Double kill!" Ucap Sofi dengan lantang.
"Eh kenapa aku lagi?" Raisya bertanya tanya dan tidak percaya dengan hasil pensil tersebut.
"Ujung pensil tidak pernah berbohong" ucap Sofi.
"Truth or dare" ucap Sofi.
"Dare!!" Melody yang mengompori Raisya.
"Yeah. Dare!" Raisya.

Tapi entah apa yang akan didapat oleh Raisya.

"Yeah" ucap Sofi dan melody.
"Jangan yang aneh aneh ya" ucap Raisya dengan polos.
"Oke" Sofi yang tersenyum, iya tersenyum licik.
"Coba kamu telfon Alfian dan ucapkan 'aku sayang kamu'" ucap melody dengan percaya diri.

Raisya  hanya bisa terdiam atas tantangan tersebut.

"Boleh diganti?" Tanya Raisya yang tidak yakin.
"Nggak boleh"ucap melody dengan ceria.

★★★

Jangan lupa vote dan comment

Sedingin Es (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang