"Raisya.." ucap Alfian lirih
Alfian memegang telapak tangan milik gadis cantik itu. Sedangkan kedua sahabatnya masih diam dan memperhatikan gerak gerik alfian. Alfian mempersiapkan nyali untuk raisya.
"Raisya Abillah.... Mau jadi pacar Alfian?" Tanya Alfian
Kata kata Alfian membuat kedua sahabat Raisya melongo tidak menyangka akan terjadi seperti itu. Sebelum Raisya mengucapkan jawaban dari pertanyaan Alfian, terdengar suara dering pesan dari handphone Raisya.
Gadis itu pun mengambil handphone miliknya dan membukanya. Semua manusia yang ada didalam kamarnya pun bertanya tanya. Ada apa dengannya?. Raisya membuka didalam chatnya terdapat sebuah Vidio. Dividio itu terdapat 2 orang sedang berciuman tetapi hanya sebentar.
Yah bisa dikatakan cowok dalam Vidio Tersebut adalah Alfian. Dan beruntung nya muka Raisya tidak nampak jelas dalam Vidio singkat itu. Setelah Raisya melihat Vidio itu, ia langsung melempar handphone miliknya tidak jauh dari tempat ia duduk.
Raisya menangis karena ia malu. Malu hal privasi miliknya tersebar luas oleh orang orang yang tidak menyukainya. Melihat reaksi Raisya akhirnya melody mengambil handphone milik Raisya dan membukanya. Siapa yang tidak terkejut dengan hal itu melody yang selama ini merahasiakannya dari gadis itu, sekarang sudah tau apa yang paparazi sekolah lakukan.
Kemudian melody melibatkannya kepada alfian dan Alfian pun terdiam sejenak. Alfian merasa dirinya membuat malu Raisya. Risya sangat malu.
"Gue takut" ucap Raisya sembari menangis.
"Udah sya. Kan ada kita" ucap Sofi yang mencoba menenangkan Raisya.Sementara itu Alfian Dan melody masih terdiam dan berfikir apa yang akan dilakukan selanjutnya. Raisa ketakutan, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Raisya juga harus menyiapkan mental untuk menadi ketua panitia bazar.
"Gue takut.. apa yang nanti orang katakan" Raisya yang terpotong-potong
"Tenang Ra orang nggak bisa liat muka Lo" melody yang mencoba menenangkan Raisya.
Tangisan Raisya yang mulai mereda saat mendengar ucapan dari melody. Sesaat setelah Raisya yang mulai mereda, melody langsung memeluk Raisya. Sontak Sofi pun ikutan apa yang dilakukan oleh melody.
Alfian melihat mereka yang berpelukan yang sangat damai. Pria itu langsung memeluk ketiga gadis itu. Pelukan dari Alfian pun langsung menyadarkan mereka dan langsung melepas pelukan hangat itu.
"Hey tadi kamu ngapain?!" Tanya Sofi yang kesal dengan perlakuan Alfian.
Sementara itu melody Dan raisya tersenyum kecil karena melihat Sofi yang mencoba bertengkar dengan Alfian. Dan Alfian hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ikutan kalian lah, biar Raisya nya bahagia bisa dipeluk gue" ucap Alfian dengan percaya diri.
"Terserah Lo aja lah" jawab Sofi dengan jutek.
Sementara Sofi yang kesal dengan Alfian, sedangkan melody Dan raisya hanya bisa tertawa kecil dengan perilaku Sofi.
★★★
Raisya membuka handphone milik nya, dan membuka Instagram dan betapa terkejutnya gadis itu yang mendapati Vidio yang menandainya. Vidio pada saat Alfian mencium bibirnya sekilas.
Disitu terdapat banyak komentar yang menganggap Raisya adalah murahan. Raisya masih terdiam dan hanya dapat menangis. Ia melempar handphone nya menjauh darinya. Saat ia melempar handphonenya terdengar suara pecah dari lemparan itu.
"Raisya...?" Ucap mama Hera. "Kamu kenapa?, Tolong buka pintunya mama mau masuk"
Hera lega setelah mendengar langkah kaki menuju pintu. Ketika pintu itu dibuka betapa terkejutnya Hera mendapati anaknya yang pucat.
"Sya kamu kenapa?" Hera sembari mendekat dan memeluk Raisya.
"Maafin Raisya ma" ucap Raisya dengan sedihRaisya tidak mampu menahan air matanya jatuh, sementara itu Hera hanya heran mengapa bisa anaknya seperti itu.
"Sya tolong jelasin kenapa bisa gini?" Hera yang ingin penjelasan dari anaknya.
" Maafin Raisya ma"Setelah Raisya mengatakan kata terakhir nya gadis itu langsung jatuh pingsan. Dan Hera pun khawatir apa yang terjadi. Hera segera membopong tubuh Raisya masuk kedalam mobil dan langsung membawa raisya menuju rumah sakit.
Dalam perjalanan, Hera menelfon melody untuk mengetahui yang sebenarnya.
"Halo melody?."
"Iya ada apa Tante?"
"Raisya pingsan trus lagi dirumah sakit kamu bisa kesini?"
"Iya rumah sakit mana Tante?"
"Rumah sakit permata hati"Setelah itu Hera langsung menutup panggilan itu dan mengebut untuk segera sampai dirumah sakit. Gadis cantik itu langsung Dilarikan menuju UGD, Hera sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi kepada anaknya itu.
★★★
"Ma, bagaimana keadaan Raisya?" Ucap melody dengan nafas yang memburu.
"Udah baikan, kata dokter dia cuman kecapean aja" ucap Hera yang lebih tenang dari sebelumnya.Melody menjadi lebih tenang setelah mendengar ucapan dari mama Hera. Ia melupakan untuk mengajak Sofi saking terburu-buru nya. Membayangkan sahabatnya itu menderita.
"Eh Mel, ada apa dengan Raisya belakangan ini?" Tanya Hera yang penasaran dengan anaknya itu.
"Jadi gini ma, Raisa itu suka sama salah satu murid disekolah" melody menarik nafasnya dalam dalam."Yang kemarin Dateng kerumah kan?" Tanya penasaran
"Iya mah, namanya alfian. Dia itu ketua OSIS disekolah dan Raisya juga anak OSIS. Waktu beberapa hari kemarin Raisa diajak jalan jalan Sama Alfian" melody menarik nafas dan tidak berani melanjutkan ceritanya.Hera pun heran mengapa melody tidak melanjutkan ceritanya. Jika Hera menanyakan kepada Sofi mungkin akan berbeda jalan ceritanya dengan melodyl maupun Raisya.
"Terus gimana Mel??" Membuat Hera semakin penasaran.
Tak lama melody mengeluarkan handphone dari tas kecilnya. Dan melihatkan sebuah Vidio kepada Hera. Betapa terkejutnya Hera setelah melihat Vidio tersebut.
"Yang laki lakinya Alfian?, Terus perempuannya siapa?" Tanya Hera yang aneh mengapa ia dilihatkan Vidio tersebut.
"Iya ma, yang perempuan nya.."
"Raisya?" Potong Hera dengan cepat.Melody merasa bersalah setelah menunjukan hal tersebut kepada Hera, tetapi itu yang terbaik untuk raisya.
"Mel kamu punya nomor Alfian??" Tanya Hera.
"Ada kok mah, ini melody SMS nomornya" jawab melody sembari menulis nomor Alfian★★★
Hai kawan!!!.
Jangan lupa untuk vote yah..
Dan follow akun ini!!.See you next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedingin Es (Discontinue)
Teen Fiction[otak author nya lupa gimana alurnya, jadi book ini diberhentikan:)] Hatimu dingin seperti es, Keras... Membeku... Mati rasa... Ingin kuberi warna pelangi Agar hatimu tau... Bagaimana rasanya cinta Bagaimana rasanya rindu Bisa tersenyum dalam diam...