Part 5 - Sebenarnya

18.6K 1.9K 348
                                    

Sekarang gue, Putra dan Lucas sedang berada didepan pagar rumah gue. Lucas mengomel soal bajunya yang telah diambil tanpa izin, sementara Putra masih duduk dimotor dengan wajah yang sangat merasa tidak enak dengan Lucas.

"Maaf ya dek bajunya abang pakai," Ucap Putra sambil garuk-garuk kepala.

"Gapapa bang, ini semua salah kak Reka," jawab Lucas menatap gue dengan sinis.

Gue menghampiri Lucas kemudian berbisik pelan kepadanya,
"Lucas jangan bikin kakak malu dong ah!"

"Kak Reka kan emang udah malu-maluin," Jawab bocah itu, adek biadab.

"Sst hey, lo pikir kakak pinjemin baju ke dia itu karena apa ha?" Gue mendekat ke telinga Lucas.

Lucas berpikir sejenak, otaknya loading.

"Hah?!" Lucas kaget sendiri, kedua telapak tangannya reflek menutup mulut.

Gue menatap Lucas dengan isyarat
'Abang itu tadi salah pakai baju'

Lucas menatap gue seolah mengerti.
Kami berdua kini seperti telepati.

Sementara Putra dari kejauhan hanya melihat kami tanpa tau apa yang sedang dibicarakan.

"Maaf ya kak, ternyata abang itu nggak punya baju bagus ya? Pasti abang itu fakir miskin." Lucas seratus persen salah paham.

Gue menepuk dahi, "udahlah intinya lo ngomong sana sama abang itu, kasihan tau kalau dia merasa nggak enak sama lo."

Lucas mengangguk, kemudian ia berjalan mendekati Putra sambil membawa kantong sampah dengan tampilan acak adul. Di sisi lain Putra dengan modis duduk di motor sportnya.

Duh kasihan, kenapa adek gue kelihatannya kaya mau ngemis ke Putra ya.

"Bang, Bajunya ambil aja, saya masih punya baju bagus buanyakk banget! Satu gudang!"
Lucas tersenyum, padahal sekarang dia lagi pakai kaos partai.

Putra kaget dan malah jadi sedikit terharu.

"Wah adek kecil ini baik banget," Ucap Putra. Adek kecil apaan? badannya gede kaya gentong begitu.

"Iyaa dong, Lucas kan baik hati dan tidak sombong hehe." Lucas senyum malu, anak ini emang tambah jadi kalau dipuji.

"Namanya Lucas ya? Lucas tinggal bareng kak Reka disini kan?" Tanya Putra dengan halus.

Lucas mengangguk, kemudian Lucas memperhatikan motor yang sedang dipakai oleh Putra.

"Abang, ini motornya abang?" Lucas heran.

"Iyaa, kenapa?" Tanya Putra.

"Gapapa, bagus hehe," Jawab Lucas, gue nggak tahu apa yang dia pikirkan.

"Lucas mau?" Tanya Putra, udah kaya nawarin kacang. Gue yang mendengar itu cuma nahan ketawa, ternyata Putra suka jahilin anak kecil juga.

"Jangan dikasih ke Lucas bang, abang pakai aja motornya sendiri, abang kan fakir mis-" Lucas hampir keceplosan, untung gue cepat-cepat lari menutup mulut Lucas ketika gue merasa perkataannya mulai nggak beres.

Putra hanya diam kebingungan.

"Putra, makasih banyak ya udah dianterin. Udah sore nih, Lucas nggak boleh kelamaan diluar kalau sore, nanti diculik genderuwo." Gue tersenyum canggung ke Putra dengan tangan yang masih menutup mulut Lucas.

4 Serangkai ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang