Part 11 | Love fighters

441 43 76
                                    

Hari demi hari berubah jadi minggu.

Tidak terasa besok adalah hari dipanggilnya Jiyong untuk melaksanakan kewajiban negara. Itu artinya Seungri tidak ada bertemu laki-laki itu untuk waktu yang lama. Betapa ia akan sangat merindukan kekasihnya.

Seungri menatap seseorang yang terbaring disebelahnya. Masih terlelap. Rambutnya berantakan, dengan wajah tampan yang kini mulai ditumbuhi bulu-bulu halus disekitar area bawah hidung dan dagu. Mengemaskan pikirnya.

Semenjak hubungan mereka membaik Seungri diharuskan kekasihnya untuk tinggal satu atap. Kata Jiyong biar tidak kesepian dan hendak menghabiskan sisa-sisa waktunya sebelum keberangkatan wajib militer.

Dengan semua problema yang terjadi, mereka berdua kini menjadi lebih berpikiran terbuka. Saling mengalah satu-sama lain. Segala bentuk keegoisan semata dieliminasi, jangan sampai ada.

"Selamat pagi. Kau sudah bangun sayangku?" Seungri meloloskan senyuman, kemudian mengecup kening kekasihnya penuh cinta.

"Aku akan buatkan sarapan untukmu."

Belum sempat tubuh Seungri bangun dari kasur mereka, sepasang lengan bertato meliliti pinggangnya kencang. Gestur tidak ingin ditinggalkan.

"Tetap disini. Aku ingin memelukmu lebih lama."

Selalu seperti ini. Sebelum benar-benar bangun dari tidurnya, Jiyong akan mendekap Seungri lama sekali. Mereka tidak berbicara, juga tidak melakukan apapun, hanya berpelukan dengan durasi yang tidak bisa ditentukan.

"Aku akan merindukanmu."

"Kau pikir hanya kau saja, aku juga akan rindu tahu."

"Tetapi kau masih bisa menatap foto kita, memutar laguku, menonton film bergenre romance dan berjalan-jalan untuk menghiburmu. Sedang aku tidak bisa, semua alat komunikasi dibatasi, segala pergerakan diawasi." Jiyong mendengus. Baru membayangkan saja rasanya muak.

"Tetap saja aku akan sedih saat kau tidak ada disini."

"Jangan sedih paboya. Aku hanya pergi wamil bukan pergi ke alam baka."

"Aku sedang serius Jiyong. Terkadang aku kesal, mulut besarmu ini selalu saja mendebatku. Untung sayang."

"Hmm... Aku hanya tidak ingin kau sedih. Oh ya, satu lagi. Please baby jangan macam-macam saat aku tidak ada. Jangan dekati siapapun."

"Kau bisa mempercayaiku."

"Hoo itukah perkataanmu setelah kau membiarkan dirimu dicium seseorang." Jiyong mencibir, meremehkan.

"Jangan ungkit lagi jebal. Aku berjanji tidak akan melakukan apapun yang berisiko menimbulkan kecemburuan selama kau tidak ada."

"That's my baby. Jangan membuatku khawatir. Lagipula kini Yang Hyun Suk adalah ancaman utama kita."

"Aku akan menjaga diriku dengan baik. Ayolah percaya padaku."

"Aku percaya padamu."

Mereka berpelukan erat sekali. Sabar, hanya satu tahun sembilan bulan dan mereka akan kembali bersama.

...

"Oppa, aku ingin memposting fotomu di Instagram."

"Wae? Kenapa tiba-tiba."

Mereka sudah selesai dengan segala rutinitas pagi. Sekarang dua orang ini tengah sarapan kalau tidak mau disebut makan siang kurang beberapa menit. Dengan makanan hasil pesanan delivery karena tidak sempat memasak dan Jiyong belum membeli microwave baru.

HINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang