Part 9 | Night full of love

514 43 28
                                    

14 Februari.

Valentine atau yang lebih dikenal oleh kalangan remaja-remaja labil dengan sebutan hari kasih sayang, hari berbagi cinta, hari untuk menyatakan cinta atau apapun itu namanya.

Semua aspek yang berada di lingkungan; mall, toserba, stasiun kereta tak terkecuali bandara tempat Seungri berada sekarang, dipasangi poster-poster bernuansa merah muda. Belum lagi ada petugas bandara yang membagikan balon bentuk love secara gratis untuk anak-anak dengan alasan perayaan hari kasih sayang.

Euforia ini tidak hanya terjadi disini melainkan juga dirumahnya. Bahkan Hanna repot-repot membuatkan cokelat khusus untuk Seungri sebagai bentuk ungkapan kasih sayang, padahal sudah tahu dia tidak terlalu suka makanan manis.

Pesawat Seungri baru saja mendarat di Incheon. Beberapa hari yang lalu ia memilih pulang kerumah dan menghabiskan waktu cutinya untuk kumpul keluarga di kampung halaman, Gwangju.

Seungri memang beralibi pulang ke tanah kelahiran karena rindu berat pada ibu dan Hanna adiknya. Tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya benar. Ia sebenarnya sedang mencari kesibukan diri saja dengan bertemu sanak keluarga agar frekuensi ingatan tentang Jiyong menurun signifikan.

Surel barusan dikirim olehnya untuk keluarga Gwangju, sekadar mengabari bahwa ia sudah tiba di Seoul.

[Apartemenku. Jam 8 malam. Ada sesuatu yang ingin aku berikan.]

Karena pemakaian mode pesawat, pesan itu baru masuk. Sudah sejam yang lalu, baru terbaca sekarang. Sungguh rasanya lelah sekali tidak ingin datang. Setidaknya berikan dia waktu tidur agar performa kerjanya tetap terjaga. Kalau begini terus bisa-bisa Seungri tutup usia pada masa muda.

...

Karena sepotong pesan singkat tadi siang itulah kini mereka berkumpul di tempat tinggal Seunghyun.

Deasung seperti biasa maniak tepat waktu itu sudah nonggol duluan sebelum waktu perjanjian. Entah karena memang datang lebih dulu atau dia sudah disini sejak tadi karena Daesung hanya mengenakan pakaian rumahan.

Tak lama kemudian Yongbae datang sesuai waktu yang dijanjikan. Saat ditanyai mengapa dirinya mengenakan pakaian formal, laki-laki itu hanya menampilkan rona dimuka. Sudah jelas dia baru saja menghabiskan waktu berkencan dengan Hyorin, kekasihnya.

Yang paling aneh adalah dua orang belum sampai padahal sudah lewat lebih dari lima belas menit. Setelah mereka tahu Jiyong dan Seungri putusan mereka tidak pernah menyinggung persoalan hubungan mereka apabila sedang kumpul bersama.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka tanpa ketukan sebelumnya. Ketiga orang sudah menduga itu adalah maknae karena hanya dia yang biasanya main nyelonong masuk, tetapi tidak ada yang menyangka bahwa dia datang berdua dengan Jiyong.

"Apa kalian janjian untuk telat bersama?" Seunghyun mencibir setengah mengejek.

"Mianhae hyung, sebelum kesini aku menjemput Jiyong'ah dulu."

Semua mata sontak tertuju pada Jiyong, seakan meminta konfirmasi atas pernyataan barusan. Sedangkan yang menjadi pusat perhatian hanya mengangkat bahu kemudian berjalan santai bergabung pada ruang tamu penuh karya seni tiga dimensi pada sudut-sudutnya. Seungri mengekor dan duduk tepat disebelah sang leader.

"Jadi apa yang akan kau berikan pada kami hyung?"

"Santai. Kenapa kau terburu-buru Jiyong'ie."

Seunghyun kemudian mengambil sesuatu berupa paperbag putih polos dari lemari kecil yang terletak tidak jauh mereka, setelahnya membagikan barang tadi kepada tiga anggota BigBang kecuali Seungri.

HINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang