(Sangat disarankan membaca sambil mendengarkan; Let Go - Taeyang)
.
.
."Keadaannya baik-baik saja. Hanya perlu istirahat untuk pemulihan. Pesan saya setelah ini harap minum air putih dan konsumsi makanan bergizi. Saya akan meresepkan vitamin dan obat untuk luka luarnya."
Yongbae bertindak tangkas, langsung menekan tombol hijau untuk panggilan cepat kepada dokter setelah melihat Jiyong sadar dari keadaan pingsannya. Dokter dan perawat yang mendapat panggilan, langsung bergegas masuk ruang perawatan untuk melakukan pemeriksaan.
"Apakah boleh pulang setelah ini dokter? Aku tidak tahan di Rumah Sakit."
"Tentu kau boleh pulang kalau sudah merasa baikan, tetapi tetap harus melakukan rawat jalan." Dokter memberi penjelasan dengan sabar, "Kalau begitu kami permisi dulu, makanan untuk Jiyong'ssi akan diantar oleh perawat yang bertugas."
...
Kini Seungri dan Jiyong hanya tinggal berdua diruangan. Setelah melakukan tindakan pengusiran terhadap tiga orang lainnya. Katanya ada urusan prbadi yang mau diomongkan, padahal itu adalah bentuk halus dari; lebih baik kalian pulang saja.
Seakan mengerti masalah—padahal sebenarnya tidak—Seunghyun, Daesung dan Yongbae langsung angkat kaki memberi ruang untuk mereka bicara empat mata tetapi dengan syarat setelah ini harus bercerita.
Masih segar diingatan Seungri kata pertama yang Jiyong ucapkan setelah siuman, namanya terpanggil. Hal itu membuat hati Seungri mecelos lepas dari tempatnya berada. Betapa ia merindukan panggilan orang terkasihnya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang? Hmm... Jiyong hyung." Sebenarnya dia bingung ingin memanggil dengan sebutan apa tetapi sirat kekhawatiran tetap terselip disana.
Seungri duduk pada kursi penggunjung didekat ranjang pasien. Ia menyentuh sebelah tangan Jiyong yang terhubung dengan selang cairan intravena. Mengusap lembut disana.
"Aku baik-baik saja." Jiyong menjawab seadanya, wajahnya dipalingkan ke arah jendela dengan tirai motif bunga. Tangannya di tarik lepas dari usapan Seungri.
"Kenapa kau jadi seperti ini? Katakan padaku."
"Jawab jujur dari mana kau semalam?" Bukannya memberi jawaban, malah balik bertanya. Laki-laki itu membalik kepalanya kemudian mengedar pandangan menyelisik pada lawan bicara. Rambut berantakan, kemeja kusut, celana kumal. "Kau bahkan tidak menganti baju."
Jika ini adalah drama India pasti sekarang terjadi adegan hiperbola; muka didekatkan dengan iringan suara musik keterkejutan sambil mulut menganga. Sayang sekali bukan. Seungri benar-benar terkejut, karena ia memang tidak membawa pakaian ganti saat menginap di hotel, namun yang jadi pertanyaan adalah bagaimana Jiyong tahu dia tidak menganti baju?
"Aku tidak sempat menganti baju karena malas."
"Aku tidak pernah mengajarimu berbohong Seungri'ah. Kau dari mana?" Insting hewan buas dilawan.
"Baiklah aku akan mengatakannya. Aku semalam aku dari Monkey Museum, aku pikir dengan berpesta akan membuatku merasa lebih baik ternyata tidak sama sekali."
"Setelah Monkey Museum, kau kemana?" Mendengus, masih kurang puas dengan atas jawab yang diberikan. Jiyong bertanya lagi.
"Hanya Monkey Museum. Lalu aku kesini." Mana mungkin Seungri bercerita kalau semalam dia menginap bersama Glory.
"Kau pikir aku bocah yang bisa kau kibuli? Monkey Museum tutup jam 5 pagi, kau datang kesini sudah hampir siang hari. Selang waktu sebelum datang kesini kau kemana? Apa sebegitu tidak pentingnya aku sampai kau tidak ingin mengatakan kejujuran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HINT
Fiksi Penggemar"Aku mencintaimu. Sangat." Ini Jiyong "Aku mencintaimu. Selalu dan akan terus begitu." Ini Seungri Ketika dua manusia berjibaku melawan peliknya prahara cinta di tengah pertentangan sana-sini dunia hiburan. Akankah mereka bertahan atau malah saling...