Chapter 11 (khawatir)

468 20 0
                                    

****
"Ok,terimakasih infonya, terus ikuti wanita itu kemanapun dia perhi,jangan sampek kehilangan jejak,dan semua yang dilakukan wanita itu lapor ke gua,jangan sampai dia nyelakain orang," ucap laki laki yang sedang berbicara dalam telfonnya itu

"baik bos,siap!" terdengar suara jawaban dari sambuggan telfon tersebut

Lalu sambungan telefon pun dimatikan oleh sang laki laki itu.

Damian,yah itu tadi damian yang sedang menelfon orang suruhannya,rasa penasaran damian tidak bisa ditahan,setelah menghubungi pengawal pribadinya damian sekarang menghubungi bodyguard nya yang lain.

"hallo bos" suara dari jawaban telfon tersebut

"lacak,jangan biarkan mereka lepas,tangkap dan buat mereka menjawab siapa yang sudah menyuruh mereka,bawa ke base camp kita,jika perlu tunggu gua kesana,buat mereka ngaku,"ucap sang bos

"baik bos,siap laksanakan"jawab sang bodyguard

Telfon pun dimatikan sepihak setelah dia mendapatkan info tentang kejadian pristiwa yang menimpa dirinya dan wanita yang tidak dia kenal itu.

Damian tidak pernah menganggap enteng sebuah pristiwa yang menimpa dirinya,pasti didalam semua hal yang terhadi kepadanya ada seseorang dibalik semua kejadian itu,bisa dibilang semua itu pasti ada yang sudah merencanakan.apalagi kemarin dia sudah membawa gadis lain didalam masalahnya jadi dia harus extra menjaga gadis itu sampai semua nya selesai dan damai.

Setelah berbicara dengan sang bodyguard damian akhirnya lega,sebab hal yang ia takutkan tidak terjadi.

Damian menghabiskan waktunya di UKS sekolah,dan dia mengobati luka yang ia dapat gara gara pristiwa kemarin.

Setelah mengobati luka diwajahnya,damian merasa kepalanya agak pusing,damian pun memutuskan untuk tidur sejenak di ruang UKS itu,diatas ranjang putih nan bersih dan sunyi karna skrng trmasuk KBM berlaku,tapi karna damian seorang ketos,dia pun bisa sesuka hati mau ijin walaupun KBM sedang dimulai.

****
Reysha yang merasa kepalanya pusing sudah tidak kuat lagi mengikuti KBM hari ini,dia memilih mendaratkan kepalanya dimeja dan menutup matanya agar pusing nya menghilang.

Ini semua terjadi karna peristiwa kemarin yang reysha dapatkan dari ayahnya hingga reysha mengeluarkan bnyak darah,dan reysha tidak mau dibawa ke rumah sakit oleh bundanya karna reysha pikir biaya nya akan mahal nantinya,daripada ke rumah sakit mending uangnya buat makan saja pikir reysha karna skrng mereka tidak punya uang sehabis uang reysha diambil oleh ayahnya itu.

Tetapi arsya sang sahabat, melihat muka reysha yang sangat pucat agak sedikit terkejut,apakah reysha sakit?atau gimana,karna reysha tidak mau bercerita kepada para sahabatnya,akhirnya arsya pun  memilih untuk bertanya kepada reysha langsung yang dduk dibelakang nya itu.

"Hey,ssuutttsss...reyyy,bangun rey!"ucap arsya membangunkan reysha

"Hmm.."jawab reysha dengan deheman saja

"angkat dulu dong kepalanya,masak iyah ada orang mo ngomong ga liat mukanya"ucap arsya lagi

Lalu arsya pun mendongakkan mukanya menghadap arsya yang melihat kebelakang kearahnya saat ini.

"eh lo gapapa kan sekarang?muka lo kok pucet sih?lo sakit?apa gimana?"tanya arsya bertubi tubi karna terlalu khawatir terhadap reysha.

"Lo nanya satu satu ogeb,gua yang mo jawab bingung nantik,gua gapapa,cuman sedikit pusing aja,"jawab reysha lemes lalu mendaratkan kepalanya lagi dimeja nya

"nggk nggk,lo pasti sakit ini,muka lo pucet banget rey,"ucap arsya lagi

"nggk,gua gapapa,tenang aja ntar lagi juga bakal balik lagi kok"jawab reysha dengan kepala yang masih didaratkan diatas mejanya

My Cool KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang