64 4 2
                                    

"Kita gausah pergi, lo bisa tinggal dirumah gue kalau ga tahan tinggal disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita gausah pergi, lo bisa tinggal dirumah gue kalau ga tahan tinggal disini."

Fian menatap Lea dengan tatapan sendu. Lea hampir goyah karena kata-kata Fian. Saat ini Fian terlihat manis seperti anak anjing yang tak mau ditinggal pemiliknya. Andaikan Lea menuruti kata hatinya, pasti dia akan mengiyakan karena dia bisa bertemu dengan Fian setiap hari. Tetapi Lea teringat dengan Rio yang kelewat senang, jadi kasihan.

"Tapi kita udah sepakat pergi bertiga. Lagian kamu juga ikut kan?"

"Tapi kalau lo berubah pikiran, lo bisa tinggal dirumah gue."

"Selamanya gitu?"

"Lo mau?"

Heh!

"Kalau kamu punya pacar, bisa salah paham, tuh."

"Tinggal jelasin aja."

Lea tersenyum lalu mengangguk, "Iya kapan-kapan aku nginep di rumah kamu deh, tapi besok tetep jadi pergi ya," kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

Fian itu teman lama Lea sejak SMA dan sekaligus orang yang dia sukai secara sepihak. Dulu Lea selalu mencemooh orang-orang yang mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi hal itu malah terjadi padanya.

Di hari pertamanya sebagai siswi SMA, saat Lea baru menginjakkan kaki di kelas barunya, matanya langsung tertuju pada Fian yang duduk di bangku paling depan dengan wajah tenangnya sambil membaca buku. Kakinya dengan tidak sabar berjalan menuju bangku di belakang Fian. Saat matanya yang semula menatap punggungnya beralih pada buku yang dibaca Fian, Lea tersentak sambil mengeluarkan suara "HIIH!". Ternyata buku yang dibaca Fian adalah komik dewasa yang disampul seperti buku pelajaran. Fian yang ikut kaget saat mendengar suara Lea pun menoleh. Dia menatap Lea beberapa saat, kemudian cengengesan tanpa dosa. Sejak hari itu, Lea tidak melihatnya sebagai sosok laki-laki cool yang penuh wibawa, tapi seorang laki-laki yang usil. Walaupun kesan pertamanya campur aduk dan bisa membuat seseorang merasa ilfeel, tapi Lea masih setia menaruh perasaan padanya.

⌛⌛⌛

Sepanjang perjalanan, Rio terus bersenandung kegirangan, karena dia sangat menyukai perjalanan jauh walaupun tahu akan melelahkan. Bahkan saat giliran Rio menyetir, walaupun mobil yang mereka tumpangi sempat diselip kendaraan lain sampai hampir terjadi kecelakaan, Rio tetap asik bersenandung sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.

"Bensinnya mau habis," celetuk Rio.

"Tadi ada pom bensin kelewat, kenapa gak belok dulu, sih?" balas Fian.

"Nah, loh, Fian marah.." bisik Lea.

"Kok, lo gak bilang-bilang, sih?"

"Ya mana gue tau bensinnya mau habis, kan lo yang nyetir."

"Lo juga kenapa ga bilang-bilang, sih, Le?"

"Aku gatau, kan, aku merem. Ini juga belom lama melek," Lea menatap Rio sebal.

HOURGLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang