3℃

29 4 3
                                    

"Gimana? Udah ketemu jam pasirnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Udah ketemu jam pasirnya?"

Plakk

Mata laki-laki itu terbelalak setelah Lea menampar wajahnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Wah.. ternyata beneran. Kirain tangan aku bakal lewat gitu aja kayak nampar udara."

Bintang memasang wajah cemberut sambil menatap Lea sinis. Lea mendengus, karena Lea pikir dia tidak menamparnya dengan keras.

"Katanya kamu diminta Ayah buat jagain aku, gimana ceritanya kamu bisa kenal Ayah?"

"Dulu aku ketemu sama beliau. Tentunya dengan wujud pasir, dan saat aku tiba-tiba berubah jadi manusia, dia lebih tercengang dari kamu. Sejak saat itu aku dirawatnya, dan diberi wadah untuk wujud pasirku. Dan sejak saat itu juga aku jadi temannya. Sebelum dia kembali ke rumahnya, dia titip pesan padaku untuk menjagamu setelah dia pergi. Jadi dia berikan jam pasir itu kepadamu agar sewaktu-waktu aku bisa menjagamu dengan wujud ini."

Lea mengangguk. Walaupun tidak mengerti, tapi dia paham intinya. Lea pikir titip pesan seperti itu ke laki-laki lain sepertinya agak sembrono. Seberapa percaya Ayah pada laki-laki ini sampai bisa menitipkan anaknya padanya?

"Apa kamu punya batas waktu dengan wujud manusia?"

"Entahlah, mungkin 12 jam?"

"Tapi nanti kalau jamnya dibalik lagi tepat setelah kamu berubah jadi jam pasir, apa kamu bakal berubah wujud lagi jadi manusia?"

"Bisa. Itu sama aja kayak waktu istirahat walaupun cuma 1 detik."

Lea mengangguk kagum.

"Kenapa Ayah nyuruh kamu buat jagain aku?"

"Katanya kamu bakal suka sama aku."

Lea terdiam. Suka dalam artian apa?

Sebenarnya Lea suka sekali dengan hal-hal ajaib yang tak masuk akal. Apalagi jika hal itu terjadi didepan matanya. Karena itulah Lea bisa bersikap santai dan mengagumi wujud Bintang. Mungkin itu jawaban dari perkataan Ayahnya bahwa Lea akan menyukai Bintang.

Bintang yang duduk di depan Lea terus menatapnya sambil tersenyum. Lea yang merasa risih pun balas menatapnya.

"Ngapain liat-liat?" ketus Lea.

"Ternyata kamu keliatan beda sama yang di foto yang Ayah kamu kasih liat. Apa karena itu foto lama, ya?"

"Emangnya kenapa?"

"Kamu yang sekarang lebih keliatan cantik ketimbang di foto itu."

Lea menatapnya malas, "Kamu lagi ngegombal atau lagi muji? Sayangnya aku kebal sama pujian dan gombalan."

"Kok gitu sih? Padahal Ayah kamu suka banget dipuji."

"Sifat aku sama Ayah emang bertolak belakang."

"Iya sih, kalo dipikir-pikir kamu cuek sedangkan Ayah kamu perhatian."

HOURGLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang