4℃

17 4 3
                                    

"Ber

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ber.. dua?"

"Berdua? Sama siapa?"

"Sama.. aku?

"Apasih, kebanyakan main sama Inces Riri jadi gak jelas."

"Emangnya kamu gak kayak gitu?"

"Tidak dong~ Alfian adalah orang yang tidak mudah terpengaruh."

Lea menatapnya malas. Kadang dia suka bingung dengan sikap Fian mudah berubah-ubah. Kadang Fian usil seperti ini, kadang cuek, kadang galak, kadang juga bersikap hangat seperti hari-hari kemarin. Lea sering berpikir bahwa Fian memiliki kepribadian ganda.

Lea merasa heran dengan kedatangan Fian hari ini, karena Fian jauh-jauh datang ke rumahnya hanya untuk membelikannya kebutuhan bulanan lalu memakan pudding yang dibelinya dari supermarket sambil menonton film yang sudah rilis beberapa bulan yang lalu. Ditambah Fian tidak banyak berbicara. Dia hanya duduk fokus menonton film berjam-jam sambil menghabiskan semua pudding yang dibawanya.

"Pulang gih, bentar lagi malem. Kasian Rio ditinggal di tempat antah berantah."

"Kok ngusir sih? Lagian gue udah ninggalin duit buat ongkos dia pulang."

"Kamu cuma ninggalin uang? Buat apa?" ujar Lea dengan nada tinggi. "Disana kan gak banyak kendaraan lewat, gak ada transportasi umum buat pulang, Fian pinter," lanjutnya sarkas.

"Wah? Demi apa? Astaga gue lupa!" Fian menepuk jidatnya keras. "Yaudah gue pergi ya, semoga si Inces gak ngamuk. Lo jangan tidur kemaleman ya, jangan lupa kunci pintunya abis gue pergi, jangan bukain pintu kalau ada orang mencurigakan-"

"Iya, iya.. aku udah gede, kok, udah bisa jaga diri. Udah cepet susulin Rio, kayaknya dia lagi nangis-nangis di dalem tenda gara-gara takut gelap," Lea mendorong tubuh Fian menuju pintu depan.

"Yaudah, gue beneran pergi sekarang. Lo jaga diri, ya."

Lea mengangguk malas. "Tidak usah banyak bicara lagi, silahkan pulang tuan."

Fian menggelengkan kepalanya. "Sangat disayangkan, kita hanya bisa bertemu sebentar."

Lea menatapnya malas. "Udah tiga hari kita liburan bareng, dan kamu bilang sebentar?"

"Kan gue baru dateng lagi sekarang."

"Kemaren sore, kan, aku nganterin kalian ke depan."

Fian bergumam, kecil sekali sampai semut yang melintas pada tembok di sampingnya pun tidak bisa mendengarnya. Kemudian Lea segera mengantarnya ke depan rumah. Fian terus melambaikan tangan pada Lea dengan wajah cemberut sampai akhirnya dia pasrah untuk pergi.

Ssshhh..

Lea tersentak, dia kaget karena Bintang tiba-tiba muncul. "Aku penasaran, yang kayak gini bukan kamu doang?"

"Kayaknya."

Lea menganga tak percaya dengan perkataan Bintang. Bukan dia doang? Berapa banyak manusia yang wujudnya seperti dia? Membayangkan pasir di lautan bisa berubah jadi manusia membuat Lea bergidik ngeri. The real of lautan manusia.

HOURGLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang