5℃

22 5 5
                                    


Lea terus berlarut-larut dalam pikiran setelah Bintang berkata kalau dirinya akan hilang bila jam pasirnya pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea terus berlarut-larut dalam pikiran setelah Bintang berkata kalau dirinya akan hilang bila jam pasirnya pecah. Lea takut tidak bisa menjaga jam pasir tersebut dengan baik. Walaupun sudah 2 tahun dia menjaga jam pasir itu dengan apik, dia malah jadi khawatir setelah mendengar kata-kata dari Bintang. Bagi Lea, kata-kata itu lebih memberatkan ketimbang pesan Ayah yang hanya bilang untuk menjaga jam pasirnya. Karena Ayah tidak mengatakan alasannya, Lea tidak merasa terbebani.

Bintang menatap Lea yang akhir-akhir ini berdiam diri. Sudah lama sejak terakhir kali Lea bercanda tawa dengannya. Kini Lea seperti seseorang yang setengah hidup karena akan ditinggal atau sudah ditinggal seseorang. Jika Lea sedang duduk di ruang tengah, Lea terus melihat ke luar jendela sambil berkali-kali menghela napas dan membiarkan makanan yang disajikan di atas meja dingin. Jika Lea sedang berada di kamarnya, dia akan menghabiskan waktu dengan merebahkan tubuhnya sambil melihat langit-langit sampai hari menjadi gelap. Lea juga tidak melanjutkan serial acara yang biasa ditontonnya tanpa absen.

Bintang merasa kesal sekaligus khawatir melihat Lea. Bintang khawatir karena Lea selalu melewatkan jam makannya, murung, dan menyendiri. Bintang juga kesal karena dia tidak tahu alasan kenapa Lea jadi seperti itu, dia juga kesal karena tidak bisa menghibur Lea. Karena Lea selalu menghindari Bintang setiap kali berpapasan.

"Lea," Bintang menarik tangan Lea ketika Lea hendak menaiki tangga. Lea menoleh dengan malas dan menatap Bintang sinis.

"Kamu kenapa? Beberapa hari ini kamu murung, apa aku udah berbuat salah?"

Lea melepaskan genggaman Bintang. "Enggak, kamu gak salah." Namun Bintang berisikeras membujuk Lea agar bercerita, Bintang kembali menggenggam tangan Lea.

"Kasih aku kode. Nanti aku coba pecahkan kode itu. Aku mau coba mengukir senyum manis di wajah kamu lagi, aku rindu itu."

"Takut," jawab Lea sambil menundukkan kepalanya. Bintang mengerti dan segera melepaskan genggamannya. Dia membiarkan Lea menikmati waktunya sendiri sambil mencoba memecahkan kode yang Lea berikan.

Takut. Apa maksud perkataan Lea? Apa dia takut kembali melakukan percobaan bunuh diri lagi? Apa dia takut sendirian? Apa yang dia takutkan sampai muram berhari-hari?

Bintang kembali menggali ingatan saat terakhir kali mengobrol dengan Lea. "Hilang. Kalau jam pasirnya pecah, aku akan hilang."  Bintang berhasil menemukan rekaman percakapannya dengan Lea setelah 15 menit berpikir. Lea takut sendirian. Alasan Lea mencoba bunuh diri pada hari itu juga karena dia sendirian. Bintang merasa bersalah setelah sadar dengan perkataannya beberapa hari yang lalu.

Bintang menaiki tangga dengan langkah tergesa-gesa hingga menimbulkan suara hentakan yang keras. Lea yang sedang berdiam diri sambil menatap jendela pun mengalihkan pandangannya pada seseorang yang menghentakkan kakinya dengan keras itu. Baru sepersekian detik mata Lea menangkap wajah Bintang, tiba-tiba Bintang melompat ke tubuh Lea dengan pelan. Tubuhnya mematung ketika Bintang mengeratkan pelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOURGLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang