1℃

35 4 4
                                    

"Hoy, bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoy, bangun.." Fian berusaha membangunkan Lea yang tertidur di kursi halaman.

Lea membuka mata sedikit, ternyata hari sudah gelap. Tapi dia terlalu malas untuk mengumpulkan nyawa dan memilih kembali tidur. Terdengar helaan napas dari mulut Fian.

"Biarin tidur aja dulu," kata Rio dari dalam rumah.

"Udah mau malem, ntar yang ada dia diserang nyamuk," balas Fian.

Lalu Fian menggendong tubuh Lea yang lebih kecil darinya. Samar-samar Lea mencium aroma mint dari shampoo yang sama dengannya. Lea membuka matanya perlahan, terlihat wajah Fian dengan jarak yang sangat dekat. Dari samping pun Fian tetap tampan. Walau merasa kaget karena sadar digendong Fian, Lea terlalu mengantuk dan lemas untuk meronta, dia memilih untuk diam dan menyandarkan kepalanya di bahu Fian.

"Kasur? Kasurnya mana? Berat banget," gumam Fian.

"Disini banyak barang, tidurin diatas aja," sahut Rio yang sedang asik memainkan ponselnya.

"Oh my god.." setelah perjuangan keras membawa Lea ke kamar atas dengan tertatih-tatih, akhirnya Fian berhasil membaringkan Lea di atas kasur.

"Aduh.. punggung gue.." Fian duduk di tepi kasur sambil mengusap punggungnya.

"Kenapa ga diturunin di ruang tengah, aja?" pertanyaan yang niatnya Lea tahan itu berhasil lolos dari mulutnya.

"Lo gak tidur?"

"Barusan kebangun."

Fian mengangguk, "Biar lo gak naik tangga dengan keadaan lemes, terus jatoh berguling-guling," jawabnya pelan.

Lea mematung. Fian berhasil membangunkan seluruh jiwa Lea secepat kilat dengan suara beratnya yang khas. Mereka beradu mata di dalam ruangan yang hanya disinari satu lampu tidur berwarna kuning yang berdiri di samping tempat tidur. Fian menatap Lea lamat-lamat, membuat yang ditatap berdebar tak karuan.

Tok tok tok..

Rio mengetuk-ngetuk tangga. "Kok gak turun-turun? Jangan macem-macem ye, lo. Inget lo itu manusia bukan binatang."

Terdengar suara decakan dari mulut Fian sebelum akhirnya dia turun menghampiri Rio. Lea mengusap dadanya dan mengendalikan napasnya. Malam ini sudah dipastikan dia tidak akan tidur.

⌛⌛⌛

Rio terus menerus menatap Lea dan Fian bergantian. Dari wajahnya terlihat menyimpan rasa curiga tentang hal yang terjadi kemarin malam.

"Apa lo liat-liat? Gue colok mata lo," kata Fian sebal.

"Emangnya gaboleh liat-liat? Gue juga punya mata kali," ujar Rio sambil menyeruput soda.

"Le, gue boleh ikut tinggal disini, gak? Enak banget tempatnya," lanjutnya.

"Ngapain lo ikut tinggal disini? Mau ikutan minggat juga? Kan hidup lo nyaman banget kalo tinggal sama orang tua lo," kata Fian sinis.

HOURGLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang