Chapter 4

333 76 18
                                    

Suga dan Umji duduk berdampingan di sudut ruangan. Umji menyandarkan kepalanya di pundak Suga sementara tangannya sibuk menggenggam jemari tangan pria tampan itu. Umji sudah jauh lebih tenang, gadis itu bahkan terus menerus tersenyum seolah ialah orang yang paling bahagia di dunia ini.

Suga mengamati tangan kecil Umji yang mulai bermain dengan jemari tangannya. Suga tersenyum kecil, sekilas ia melirik gadis asing di sebelahnya itu dan memperhatikan bagaimana setiap sudut bibirnya mampu menyunggingkan sebuah senyuman menawan.

Entahlah, Suga baru saja bertemu dengan gadis ini bahkan ia sama sekali tidak mengenalnya, tetapi perasaan dalam hatinya tidak bisa pergi ataupun membiarkan gadis ini menderita lebih lama. Empati kah? Suga tidak yakin. Ia hanya mengikuti nalurinya dan memutuskan untuk membantu gadis ini untuk dapat hidup lebih baik.

Suga mengalihkan pandangannya pada pintu yang terbuka lebar di depannya. Hembusan angin lembut dengan wangi khas lautan itu membuatnya merasa sangat tenang. Kepalanya mulai berpikir, kira-kira apa yang akan terjadi jika ia membawa Umji pergi dari tempat ini? Apakah polisi akan menangkapnya dengan tuduhan penculikkan?

"Hah aku bingung sekali," gumam Suga tak tau apa yang harus ia lakukan.

Suga kembali melirik Umji, gadis itu masih sibuk dengan dunianya sendiri. Paling tidak ia sudah tidak menangis lagi, Suga ingin membawa gadis itu pergi sebentar saja. Mungkin jika mereka kembali sebelum petang tidak akan ada orang yang menyadarinya.

Suga berdiri dari duduknya. Bisa Suga lihat bagaimana tiba-tiba gadis itu menahan tangannya dan menggeleng beberapa kali. Ekspresi wajahnya berubah takut dan nyaris menangis, seolah tidak ingin di tinggalkan seorang diri di tempat itu. Suga tersenyum manis, ia sedikit menarik tangan kecil itu agar Umji dapat berdiri sejajar dengannya.

"Kita pergi keluar sebentar ya?" tanyanya.

Umji mengalihkan perhatiannya pada pintu, ia terlihat ragu. Gadis itu menunduk, memandangi kakinya lalu menarik ujung gaunnya yang kotor dan basah. Belum lagi lututnya terluka dan ia tidak memiliki alas kaki sama sekali.

Mengerti dengan kondisi Umji saat ini, Suga spontan melepaskan jaket yang ia kenakan dan mengikatnya di pinggul Umji. Lalu ia berbalik dan berlutut, menyodorkan punggung lebarnya kepada Umji dengan suka rela.

"Ayo naik, aku akan menggendongmu."

Umji menggeleng, dengan polos ia berkata "Tapi aku berat."

Suga tak bisa menahan tawanya mendengar celetukan itu. Ia menatap Umji gemas, "Dengan badanmu yang imut itu, apa menurutmu aku tidak sanggup untuk melakukannya?" Suga balik bertanya.

Sekali lagi Umji menggeleng. Suga tersenyum tipis dan masih siaga dengan posisinya. Ragu, Umji akhirnya mendekat dan memeluk Suga dari belakang begitu pria itu bangkit dan mengangkat tubuhnya dengan mudah.

"Kita akan jalan-jalan sebentar," ucap Suga sembari berjalan keluar mercusuar.

Umji menyandarkan dagunya di pundak Suga dan membiarkan hembusan angin menyapu wajahnya. Gadis itu terlihat sangat nyaman dan rileks. Ia memejamkan matanya, menyesap aroma sampo Suga yang menggelitik indera penciumannya itu. Umji tersenyum manis, membuat Suga sedikit menoleh untuk melihatnya.

"Kau sedang senang ya?" tanyanya.

Umji mengangguk. Ia mempererat pelukannya yang melingkat melalui leher Suga. "Aku sangat merindukanmu oppa," ucapnya nyaris berbisik.

Suga masih berjalan menyusuri jembatan menuju bibir pantai meninggalkan mercusuar. Senyumannya memudar, sepertinya Umji benar-benar melupakan wajah Eunwoo dalam benaknya. Gadis itu sejak awal melihat Suga sebagai sosok pria yang ia cintai. Dia tidak tahu, jika pria yang saat ini tengah bersamanya hanyalah orang asing. Apakah Suga sudah menipunya? Tapi Umji menjadi sedikit lebih baik jika seperti ini kan? Suga akan bertahan sedikit lebih lama, membiarkan Umji untuk pulih dahulu sebelum memberitahu segalanya.

TERRITORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang