Chapter 6

289 61 19
                                    

Suga panik, ia berjalan tergesa-gesa menyusuri pantai untuk mencari Umji. Tadi ketika ia kembali setelah membeli air mineral, ia sangat terkejut tidak mendapati Umji disana. Ada banyak sekali hal yang membuatnya takut, ia khawatir bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya. Seharusnya ia tahu Umji tidak bisa ditinggalkan seorang diri.

Mata elang Suga memandang berkeliling, menelusuri setiap sisi dan sudut dengan cepat di antara banyaknya pengunjung di pantai mencoba untuk menemukan gadis itu. Ia meremas rambutnya frustasi, Suga benar-benar tidak bisa berhenti cemas dibuatnya.

Diantara kerumunan, walaupun sekilas akhirnya Suga bisa melihat Umji yang berjalan seorang diri mendekat ke arahnya. Meski gadis itu tidak melihatnya, tetapi sepertinya ia sedang berusaha kembali ke tempat mereka tadi.

Suga nyaris berlari menghampiri Umji, tidak di pedulikannya pundaknya yang terus menerus menabrak orang-orang disekitarnya. Begitu bertemu dengan gadis itu, Suga langsung memeluknya hingga membuat Umji terkejut.

Suga melonggarkan pelukannya dan mengusap rambut Umji untuk melihat wajahnya dengan jelas. Gadis itu baik-baik saja, tidak ada luka atau apapun tapi..

"Apa kau menangis?" tanya Suga khawatir melihat kedua mata Umji yang sembab.

"Darimana saja? Aku sangat khawatir Yewon," tambahnya.

Umji hanya diam, ia memandangi pria asing di depannya itu lama. Tidak bersuara, tidak mengelak tetapi juga tidak memberikan reaksi apapun. Hanya... Menatap lurus pria itu dengan sejuta pertanyaan dalam benaknya. Ia tidak tahu harus melakukan apa atau mengatakan apa. Ia terlalu bingung, meski kini ia tahu jika pria ini hanyalah orang asing baginya, tapi ia tetap bisa mengingat semua moment yang mereka lalui bersama selama beberapa hari ini. Umji tahu orang ini mungkin bukan orang jahat, tapi kenapa? Untuk apa dia melakukan ini? Kenapa.. Dia menipunya?

"Yewon?" panggil Suga khawatir.

Umji bisa melihat bagaimana pria ini sangat mencemaskannya. Tidak ada kebohongan pada matanya, benar-benar tulus seolah apa yang ia lakukan adalah kebenaran. Seperti... Seseorang yang sangat peduli kepada kekasihnya.

"Oppa..." Kata-kata Umji menggantung. Ia tidak yakin apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya, jika ingatannya telah kembali. Tetapi sepertinya sekarang bukanlah saatnya. Perasaan Umji masih kacau dan hancur jika ia memikirkannya lagi. Kenyataan dimana jika di dunia ini tidak ada lagi Cha Eunwoo yang berada di sampingnya.

Sekali lagi Umji menangis. Suga terkejut, ia tampak panik dan berusaha untuk menenangkan Umji. Berkali-kali ia terus bertanya "ada apa" atau "apakah ada yang sakit" tetapi yang ia dapatkan hanyalah gelengan kepala tanpa jawaban.

Suga menggenggam jamari tangan Umji erat, sedikit meremasnya karena rasa khawatir yang berlebihan. Tanpa mengatakan apapun akhirnya Suga membawa Umji pulang kembali ke mercusuar.

•••

Ketika tiba disana, Umji bisa melihat bibi Ahn berdiri di dekat pintu dan tersenyum kepadanya. Meski Umji ingin membalasnya, tetapi bibirnya sama sekali tidak bisa terangkat. Wajahnya masih basah karena sisa air mata, sementara kedua matanya memerah dan sembab. Perlahan-lahan, Umji melepaskan gandengan tangan Suga dan berjalan menghampiri bibi Ahn untuk memeluknya.

Bibi Ahn terkejut, meski begitu ia balas memeluk Umji erat. Manik mata bibi Ahn menatap Suga seolah bertanya apa yang terjadi tapi Suga sendiri tidak tahu. Bahkan dari raut wajahnya bibi Ahn bisa melihat Suga yang tampak sedih tanpa tahu apa penyebabnya.

"Bibi... Aku... Ingin bicara," suara parau Umji terdengar pilu di telinganya. Seolah menahan tangis dan luapan emosi yang sangat besar.

"Yewonie," bibi Ahn sekali lagi di buat terkejut. Entah kenapa firasatnya ingat dengan gaya bicara yang khas ini. Dewasa tetapi tetap lembut, seolah Yewon telah kembali kepada jati dirinya yang hilang.

TERRITORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang