Chapter 8 - FINAL

421 66 26
                                    

Deg Deg Deg

Irama jantung yang sangat indah dan teratur. Jemari tangan Umji bergerak. Ketika ia membuka matanya, ia bisa melihat Suga yang saat ini tengah menggendongnya berjalan menyusuri deck untuk kembali ke dalam kamar.

Umji meremas kemeja Suga, setitik air mata kembali jatuh membasahi pipinya. Seperti baru kemarin, ingatan tentang kejadian malam itu masih hangat terasa dalam benaknya.

Suga yang menyadari Umji telah sadarkan diri, spontan menghentikan langkahnya dan menatap Umji khawatir.

"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.

Umji diam, ia menundukan pandangannya entah memikirkan apa. Suga menunggu dengan sabar, setelah mendapatkan kode dari Umji untuk menurunkan tubuhnya Suga hanya menurut tanpa bicara sama sekali.

Canggung. Ya itulah yang kedua orang itu rasakan. Atmosfer di antara mereka mendadak berubah, mungkin Suga menjadi sedikit cemas menerka-nerka maksud dari ucapan Jennie tadi.

"Yewon," panggil Suga hati-hati.

"Untuk apa kau melakukan semua ini oppa?" Tanya Umji tiba-tiba. Manik mata Umji menatap lurus Suga penuh rasa curiga dan ingin tahu. Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius, membuat Suga merasa tersudut dan bingung harus mengatakan apa.

"A-apa maksudmu?" dalih Suga.

"Kau bukan Eunwoo oppa. Kenapa kau berbohong? Untuk apa kau menipuku? Apa untungnya buatmu melakukan ini semua? Apa sebenarnya rencanamu? Kenapa aku harus ikut dengan orang asing sepertimu ke Seoul? Kenapa?!" Umji merasa sangat marah. Semua rasa kesalnya seolah tumpah, ia tidak tahan lagi. Semua sandiwara ini hanya membuatnya lelah. Ia ingin istirahat. Selama bertahun-tahun... Ia menahan rasa sakit ini. Sekarang rasanya Umji sudah tidak sanggup lagi.

Berbeda dengan Umji. Suga terlihat cemas. Seharusnya ia sudah menduganya, jika sewaktu-waktu ingatan Umji kembali seperti ini, semestinya ia sudah memiliki alasan yang cukup bagus agar gadis itu percaya dan tidak berburuk sangka atas tindakannya. Tapi jika Suga pikirkan sekali lagi, apa alasannya? Jika ia mengatakan pada Umji dirinya telah jatuh hati kepadanya apakah gadis itu akan menerimanya begitu saja? Alasan konyol itu.

"Aku tidak menipumu. Aku hanya ingin membantumu," balas Suga seadanya. Ia membuang muka, mencoba menahan diri agar egonya tidak bertindak terlalu jauh. Tidak ada harapan baginya, ia tahu sebesar apa rasa cinta Umji kepada Eunwoo. Ia tidak ingin mendengar penolakan dari gadis itu. Lagipula baginya, ia hanyalah orang asing.

"Membantu? Membantu apa? Apa kau kasihan padaku? Karena di penjara dalam menara itu? Kau bahkan tidak tau apapun! AKU MEMANG PANTAS MENDAPATKAN ITU! bahkan jika ayah dan ibuku memintaku untuk tinggal disana sampai aku mati, aku akan melakukannya! Kau tidak tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku meninggalkan Eunwoo oppa di kapal yang akan karam dan membiarkan diriku selamat tanpa dirinya. Aku memang... Pantas. Tidak, seharusnya mereka menghukumku lebih dari itu."

Air mata Umji jatuh membasahi kedua pipinya yang pucat. Suga menoleh, menatap kedua bola mata Umji yang tampak redup, kehilangan cahaya seakan menyerah atas hidupnya.

Entah kenapa, Suga merasa sangat marah karena itu. Ia tidak suka. Ia tidak setuju dengan apa yang Umji pikirkan tentang dirinya sendiri.

"Kau bilang kau pantas mendapatkan itu? Jadi kau pikir begitu? Lalu apakah menurutmu pria bernama Eunwoo itu sengaja mensia-siakan hidupnya agar bisa melihatmu bisa di penjara di tempat itu? Buka matamu Yewon! Kau berhak bahagia! Bukan kesalahanmu jika kapal itu tenggelam dan menelan banyak korban jiwa. Bukan kesalahanmu jika Eunwoo memilih untuk menyelamatmu daripada dirinya sendiri. Jika itu aku, aku juga akan melakukan hal yang sama!" Ucap Suga nyaris berteriak.

TERRITORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang