"ming, ayo masuk!", san memandangi punggung sang suami, sedang berjongkok membelakanginya di teras. lengkap masih dengan setelan kantornya.
"bentar ya sayang. ini lagi kasih makan si marti"
san sudah berdiri disana, mungkin hampir 5 menit. duduk tengah pintu ruang tamu. memakai celemek memegang serok wajan. di dapur ia sedang menggoreng ayam.
"aku nyuruh kamu masuk sekali lagi. tapi kalau jawabannya 'bentar masih kasih makan marni' aku goreng tuh burung. sekalian sama burungmu juga." san menggerakkan lehernya kanan kiri. lalu berdiri di belakang punggung sang suami.
"ming, ayo masuk" ajaknya dengan nada datar.
sedangkan mingi tidak menggubris. sibuk bersiul siul memancing kicauan si marni.
"ming.." panggil san sekali lagi. nadanya melembut terkesan menahan gemas. sedangkan tangannya sudah tidak tahan untuk membengkokkan gagang serok yang dibawanya.
"bentar ya sayang, aku lag--"
BUAGH!
yeosang yang sedang mengangkat bantal guling di halaman. langsung melempar sebuah bantal dengan sekuat tenaga mengenai kepala mingi.
karena telinganya kesemutan mendengar ocehan si suami dan istri kedua dari suaminya itu.
"mINGI CEPET MASUK ATO AKU LEMPAR PAKE KASOR!?"
"Innalillahi" san dengan gerakan singkap langsung menarik badan mingi yang kepalanya terjerembab ke semak bunga di teras.
sedangkan yeosang sudah terlihat masa bodo. sibuk memunguti bantal guling untuk di bawa kedalam. karena sudah sore.
"ngga usah ditolongin san! biarin aja tuh! biar nyemaming di sana. diurusin kok malah sakpenake dewek" sewotnya ketika ia lewat di tempat mingi dan san. lalu mengambil bantal yang ia lempar tadi
"ayok ming, diangkat dong badannya. aku ngga kuat narik nih." san masih dengan sekuat tenaga menarik badan mingi. sampai akhirnya si suami bangkit, lalu duduk lesehan di lantai teras.
memandang lesu sangkar si marni yang sudah peyot akibat ia tindih. sedangkan burung kesayangnnya itu sudah berkicau menggelora hinggap di dahan pohon mangga halaman rumah.
san hanya bisa mengelus pundak sang suami. "kita tadi udah goreng ayam. sesuai pesanan kamu tadi pagi." hiburnya dengan senyum.
mingi membelalak sambil mengangguk antusias. "makasih ya sayang." lalu mengecup sebelah pipi san. "eh bentar, yeosang tadi pagi ngga kamu kasih tau, buat buang tuh bantal? ngga mau ah aku tidur di bantal bekas siraman aer comberan" mingi bertanya setengah merengek.
tapi pandangannya fokus ke marni yang sekarang sedang berkicau di atas sana.
san berjongkok di depan mingi. melihat ekspresi laki laki di depannya ia tersenyum gemas lalu mencubit hidung si suami. "makanya jangan kebo. tadi pagi kalo ngga disiram sama yeosang, pasti kamu ngga sahur. terus ngga puasa."
"ya tapi kan--dEUHH MARNI BALIK WOY" mingi yang baru saja mau mengelak. jadi histeris ketika melihat marninya terbang menjauh dari rumahnya. mengepakkan sayap hijau menggodanya, membelah langit sore.
"udah-udah ngga papa. ntar beli marni yang baru, udah yuk masuk. bentar lagi maghrib. mingi udah sholat belum?" san membawa tas kantor mingi. lalu menarik lengan si suami agar bangkit. lalu masuk ke dalam.
hingga mereka sampai di ruang tengah. mingi tersenyum, matanya menyipit. ketika istri pertamanya menyambut dengan kecupan di sebelah pipi nya. disertai setengah aroma ayam goreng tercium dari badan kecilnya.
"mingi, cepet mandi ya. abis itu kita buka bareng."
"dia belum ashar kak" sahut san.
sedangkan yeosang sibuk menata menu di atas meja makan. masa bodo dengan suaminya.
"oh okay, cepetan mandi abis itu sholat. waktu ashar hampir abis." lalu agak berjinjit. mengusak rambut mingi. "aku sama yang lain, nyiapin menu buka dulu ya"
"okayy." mingi mengacungkan jempol sambil meringis. setelahnya meraih tangan mungil si istri lalu mengecupnya bertubi-tubi.
"ming cepet mandi!" teriak yeosang dengan pelototan mata. mingi membalas dengan kiss bye.
si suami berbalik, berjalan dengan langkah ringan sambil membuka satu persatu kancing kemejanya. menaiki anak tangga. lalu meraih knop pintu kamar.
tapi--
"HOEK"
"kak hongjoong mah! muntahnya jangan di nasi dong! ini terus kita buka pake apa?!"
.
.
iki para istrine bapak song mingi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nju, bersinar dan menggelora. hadeuuh. bapak mingi pasti bahagea mempunyai pasangan hidup modelan di atas.
okay hay semuanya.
jadi ini tuh book kek special ramadan gitu. tp aku buatnya yuno sama mingi itu suami berpoligami
dan mungkin update setiap hari.
isine ringan. bacane pun cepet, ngga sampe 5 menit.