Bagian Satu

54 20 33
                                    

Sebelum baca saya ingatkan jangan lupa Vote dan komen.

¥

Selepas berbelanja Komik Doraemon dan segudang cokelat berbagai rasa yang tidak bisa di bilang tidak murah kemarin membuat Leo terjebak dalam kukungan para wanita seperti saat ini, ia seperti di interogasi oleh teman temannya.

"Le.. yang kemarin itu beneran Abang lo?" Tanya Dewi teman seangkatannya yang berbeda kelas

Wajahnya sendiri terlihat lelah menghadapi puluhan bahkan ratusan warga sekolah yang berbondong bondong menodongnya dengan berbagai pertanyaan.

"Iya Abang gue,"

"Waaaaahhh... Abang lo ganteng Banget dehhh, boleh lah gue minta ID Line atau enggak nomor WhatsApp nya," sahut Vira

Idih, walaupun Abang gue rada sinting semua tapi seleranya nggak kayak lo pada kali! Batinnya dalam hati

Tidak apa sebenarnya memberikan akun Sosial media Abang Abangnya tapi Leo lebih waras untuk tidak memberikan apa yang mereka inginkan. Kenapa? Karena baginya ketentraman dan keamanan keluarganya itu nomor satu!

Memang sih kedua Abangnya itu bisa di bilang Fans segalanya. Tapi itu tidak berarti mereka boleh mengusik dunia Abang Abangnya. Leo tidak mau mereka memberikan pesan berantai pada saudaranya, itu akan sangat mengusik privasi dan juga mengganggu.

Sebenarnya kedua Abangnya bukan selebriti tapi Fans fanatik mereka telah merajalela, bahkan Fans Kenny Agustin pun kalah dengan banyaknya Fans kedua Saudaranya itu. Kalau bisa di bilang Fans mereka Nekat! Bagaimana tidak kedua Abangnya harus di dampingi Bodyguard setiap harinya untuk menjaga keamanan mereka. Abangnya yang pertama pernah di ikuti Fans Gilanya itu ke toilet! Bukankah itu sudah mengganggu Privasi? Dan lebih buruk lagi dengan Fans Abang Jun mereka  mengirimkan sebuah surat yang di tulis dengan darah dan isinya mengancam akan bunuh diri jika Bang Jun tidak menerima cintanya! Bukankah itu Gila!!!

Jadi ia tidak akan memberikan apa yang mereka mau!

"Gue nggak berhak ngasih lo semua ID Line atau WhatsApp Abang gue," ujarnya sinis

"Pelit banget sih lo!"

Mereka memandanginya dengan pandangan tidak suka bahkan ada yang terang terangan ingin mencakar wajahnya. Ini Bahaya

"Ck! Untung lo Cakep! Kalo enggak udah di habisi masa," ucap salah satu dari kerumunan.

"Kalian tu usaha sendiri dong!" Suara itu membelah kerumunan yang melingkupinya.

Seseorang berjalan mendekatinya dengan wajah Angkuh dan percaya diri.

"Lo juga! Kenapa nggak ngelawan?" Tanyanya pada Leo

"Lagian kalian tuh sasar dong! Emang tampang kalian bisa bikin Abangnya Leo terpesona gitu?" Sinisnya namun itu menjadi tamparan telak bagi mereka yang berkerumun.

Leo saja membulatkan matanya dengan sempurna, anak ini ngomong nggak di pikir dulu apa akibatnya.

Dia Ruby anak satu angkatan dengannya bahkan mereka juga sekelas.

"Apa? Kenapa? Nggak suka gue ngomong gitu? Mau marah sama gue?" Tanyanya menantang

Bisa runyam nih urusanya batin Leo menjerit

"Loe tu emang sukanya ikut ikutan urusan orang!" Sergah orang yang di kenal Leo yang bernama Rahma. Dia juga bukan satu kelas dengan Leo

"Gue ikut ikutan yaa?" Ruby bertanya pada dirinya sendiri

"Menurut gue sih lo lo semua yang cari gara gara sama gue!" Ujarnya lantang

Sontak membuat para manusia itu bergumam tak jelas.

Guardian ; Lost Face (Wajah yang Hilang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang