Bagian Tiga

51 20 19
                                    

Jangan lupa Vote dan komen yaaaaa:)
Selamat membacaaa:)

¥

"Pencipta memang menciptakan alur yang lucu dalam dunia ini"

Altair

¥

"Ich vermisse euch alle,"

Dunia terasa berhenti beberapa saat, hati mereka luluh lantak. Bercampur tidak mengerti pada dunia yang memberikan perasaan aneh dalam setiap masing masing dari mereka.

Tae dan Le telah mengusap air matanya dan bersikap sewajar mungkin, namun berbeda halnya dengan Jun. Sesak masih menyekapnya air matanya enggan berhenti menyisakan anak sungai yang terus mengalir

"Siapa lo! Pagi pagi ganggu orang aja!" Sinis Tae memandang Pria jangkung itu

"Pakek nyalain Sirine polisi lagi! Lo kira ini peringkusan Narkoba?!" Ketus Le tak mau kalah.

Entah mengapa nada bicara Le yang sopan pada orang asing menguap begitu saja

Dan Jun? Dia masih terdiam bisu seribu bahasa, padahal bisa saja Jun yang akan menjadi kandidat paling sewot di antara kedua saudaranya.

Pria jangkung itu tersenyum simpul memandang Jun. Iapun menghela nafasnya san seketika wajahnya berubah serius dan tegas

"Nama saya Altair bisa kalian panggil Al atau terserah, mulai saat ini Saya Manager kalian. Jadi kalian harus patuh apapun perintah saya," ujarnya tenang tanpa ekspresi.

Walaupun jelas ia melihat sendiri wajah ketiga saudara itu yang menatapnya dengan air mata yang bercucuran. Namun, rasanya itu tidak berpengaruh pada sosok Altair.

Tae, Jun dan Le merasa sedikit bersyukur bahwa Altair tidak berkomentar mengapa air mata mereka meluruh begitu saja. Karena ketiganya pun tidak tahu apa alasan mereka menangis.

"Siapa yang nyuruh lo ke sini kita nggak butuh lo," ujar Le menanggapi

"Lagian kita juga nggak butuh Manager. Kita bisa atur kehidupan kita sendiri," sahut Tae membenarkan

"Gue juga nggak yakin lo kompeten buat jadi manager kita," ucap Jun yang telah mengusap air matanya

"Saya tidak perlu menunjukkan seberapa kompetennya diri saya pada kalian. Jelas saya lebih waras dari pada kalian," ujarnya menohok

"Bang!" Le berbisik kepada kedua kakaknya.

Merekapun mengadakan diskusi mendadak. Ketiganya kompak memunggungi Altair dan berbisik bisik.

"Kita kerjain aja ni orang biar nggak betah kerja jadi Manager kita!"  Bisik Le yang di setujui oleh dua Abangnya

Merekapun merencanakan hal yang tidak akan terlupakan oleh sosok tegap yang berdiri menghadap mereka.

Sesaat kemudian ketiganya berbalik dengan wajah tak suka

"Hari ini, Agenda kalian membersihkan seluruh rumah ini dengan rapi dan teratur," terangnya

"Eh, tadi nama lo siapa? Altair? Alta? Boleh gak gue panggil Tai' aja?" Ucap Jun terkekeh dan di sambut gelak tawa saudaranya

"Pelajaran pertama, sopan terhadap orang yang lebih tua," ujarnya santai

"Spica, sepuluh point untukmu,"

"Apaan point point an emang lo kira kita lagi ikut pertandingan olahraga!" Protes Jun dengan wajah tak senang

Guardian ; Lost Face (Wajah yang Hilang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang