Chapter 1

766 28 0
                                    

#Dina POV

BUGH!!!

"Bismaaa!" Teriak gue seolah dapat membelah bumi yang gue pijak menjadi kepingan-kepingan puzzle. Manusia-manusia di sekitar gue langsung menutup kedua telinga mereka. Mungkin mereka takut terkena infeksi telinga sehabis gue teriak tadi. Menyebalkan, sangat.

"Hehe maaf, Din.."

"Maaf-maaf apaan lo! baju gw basah ini.. arghh!"

"Ya sana lo berjemur aja di Lapangan basket biar cepet kering. Susah amat idup lo!"

"Yeeee kutil bukannya tanggung jawab malah nambah ngajak berantem!"

"Ngapain gue tanggung jawab? Emang gue udah nge-hamilin lo? Kapan emangnya kita tidur bareng? Haha.."

"Dasar cowok otak sengklek! Pergi dari sini guys!" Ujar gue sambil melirik sinis laki-laki yang ada di depan gue yang tengah memasang wajah mesum-nya lalu berbalik pergi bersama dua temen gue yang lain.

Nama gue Pramudina Afra. Manusia-manusia yang kenal sama gue biasanya manggil gue Dina. Gue itu adalah anak dari dua sejoli yang super-duper caem blaem melebihi caem blaemnya Raffi sama Gigi. And than, tadi yang ngajak berantem gue itu si manusia kutil dengan spesies begeng bernama Bisma Karisma. Dia emang cowok paling absurd yang pernah gue kenal. Oh ya btw, gue lupa ngenalin dua sobat gue! Gue emang punya semacem genk deh di sekolah. Kita biasa bertiga kalo kemana-mana. Yes namanya Jessica dan Lala! Tuh gue udah ngenalin nama kalian, bayar lo berdua! Haha

***

Pulang sekolah time..

Bayangin aja, masa princess yang kecenya melebihi Syahrini ini kudu nungguin taksi di bawah teriknya sinar matahari kayak gini? Astaga.. dari tadi gue Cuma maju-mundur-maju-mundur cantik di halte buat liat ada taksi apa enggak di jalanan yang sepi kayak gini. Ah elah duniaaa! Kak Rafa, ngapain juga lo bawa supir keluarga demi meeting lo di Jogja? Ah elah!

"Hei!"

Di saat gue lagi berkicau ria tiba-tiba aja ada manusia absurd bin abstrak yang enggak gue kenal berdiri di depan gue. Gue hanya mengenyit heran sambil menatap penampilan manusia di depan gue. Celana jeans biru yang kumel banget di tambah baju item singletnya yang menampiilkan bentuk bodynya yang bisa gue katakan... sixpack namun berkulit hitam legam juga muka sangat yang bisa gue bilang.. he has looking so bad!

"Gue minta duit lo sekarang!" Hasyemeleh ini manusia dateng-dateng minta duit sama gue, dikira kali gue gudang duit kali yee!

"Gak mau!" Tolak gue sambil memelototkan kedua mata gue.

"Lo kasih duit lo sekarang atau...."

Manusia itu bener-bener bikin gue bengek dengan ngeliat piso dapur dia yang dia keluarin dari kantong jeans belakangnya. Astaga, ini spesies bener-bener mau nyari mati. Gue yang mulai ketakutan mulai memundurkan tubuh gue dan seiring gue mundur, semakin pula dia mendekati tubuh gue dengan evil smile-nya. Tuhaann... Apa gak ada malaikat baik disini?

"Awh!" Gue meringis karena gue terjatuh akibat kesandung atu gede di belakang kaki gue tadi. Astaga gue punya dosa apa hari ini?

"Nah sekarang loe mau kemana?"

Jujur gue gak tau mau ngapain lagi. Sambil merem, gue baca surat-surat pendek yang gue apal sambil menggenggam erat tali tas ransel gue. Gue baru inget! Aha kata guru gue yang unyu-unyu bu Rini kan kalo kita lagi di jahatin sama seseorang dan kebetulan cowok, tendang aja anu-nya. Oppss, sepertinya ini harus gue lakukan! Gue kumpulin keberanian gue secepat kilat dan pada saat gue mau melek...

"Bugh! Bugh! Bugh!"

Gue kaget pas ada bunyi seperti pukul-pukulan itu. Apa ada malaikat tanpa sayap yang menyelamatkan gue? Nah pas gue baru aja melek setengah, gue ngerasain ada sebuah telapak tangan yang megang bahu gue. Karena gue takut, gue yang masih duduk di tanah refleks menendang sosok yang gue belum tau itu sampai akhirnya gue ngerasa ada suara cowok yang sedang meringis kesakitan. Sepertinya gue berhasil dengan tendangan ala Ronaldo milik gue. Gue tersenyum senang lalu membuka kedua mata gue secara sempurna.

"Bisma?"

"Shit lo, Din! Kenapa lo tendang itu? Astaga Dinaaa!" Teriaknya dengan muka meringis. Gue hanya bisa tersenyum kikuk sambil berusaha berdiri.

Gue masih terheran-heran menatap sosok lelaki yang ada di hadapan gue. Dia lagi loncat-loncat sambil megangin 'itu' nya yang sepertinya yang gue tendang tadi. O'ow! Maafin gue ya, Bisma..

To be continued.

KOK BISA???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang