Chapter 2

458 21 0
                                    

oOoOo

Alhamdulillah Bisma mau maafin gue gara-gara kejadian tadi. Untungnya juga gue di anterin pulang sama dia tanpa embel-embel pamrih atau ngajak ribut seperti apa yang gue bayangin sebelumnya.

Saat ini gue lagi duduk diem di atas kasur sambil liat drama korea yang di tayangin di salah satu stasiun TV. Gue ambil tissue dari tempatnya yang lagi gue pangku lalu menghapus air mata gue yang turun dengan alaynya. Ya ampun, mellow banget gue gara-gara pilem doang..

 Benda kotak yang ada di samping tubuh gue tiba-tiba berdering pertanda ada sms yang masuk. Duh dasar pens ganggu aja orang lagi nangis bombay gini!

“Astaga! Prince unyu-unyu gue sms begini? Gak salah kirim kan?”

#AUTHOR POV

Pesan singkat itu berasal dari salah satu nomor bernama kontak Reza Anugrah. Reza, dia adalah sosok masa lalu Dina. Mereka berdua sempat menjalin hubungan, sebelum enam bulan yang lalu mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan cinta mereka akibat kesalah-pahaman yang tercipta di antara mereka. Tetapi walaupun sudah tiada hubungan spesial di antara mereka, tak memungkinkan juga untuk mereka menjadi enemy. Saat ini, mereka tetap berhubungan baik dan berada dalam zona pertemanan seperti kakak-beradik.

Yang membuat Dina bahagia adalah Reza mengajaknya untuk makan malam bersama. Dina yang notabene sebenarnya masih memiliki rasa terhadap Reza pun merasa sangat senang dan dia berjanji akan menampilkan sosoknya yang sempurna nanti malam di hadapan seorang Reza Anugrah.

Malam pun tiba, sudah hampir pukul tujuh malam. Dina kini sudah bersiap sejak tadi dengan dress paduan warna putih dan biru muda yang Ia kenakan di temani dengan rambutnya yang sepanjang bahu Ia gerai bebas. Tampak sebuah jepit berwarna biru muda bertengger di samping kepalanya. Tak lupa, Ia memoleskan make-up yang cukup natural sehingga semakin menyempurnakan sosoknya yang sudah bisa di anggap mendekati level kecantikan sempurna ini.

Pemuda bertubuh cungkring ini kini tengah menatap bintang di atas langit dengan tatapan kosongnya. Tak ada kegiatan yang mesti Ia lakukan saat ini setelah makan malam bersama keluarganya tadi. Ia lirik sekeliling rumah yang berdiri di tengah kompleks rumah elit ini. Semua sepi, itulah yang Ia rasakan saat menatap kesekelilingnya. Bisma mengalihkan pandangan matanya saat Ia merasakan pintu rumah di sebrang rumahnya itu terbuka.

“Dina?"

“Ngapain dia pergi sama cowok playboy itu” Bisma mengernyit heran saat yang keluar dari dalam rumah itu adalah Dina yang tengah jalan beriringan dengan sosok yang sudah Ia hafal wajahnya, Reza. Beberapa kemudian, senyum bisma yang penuh dengan aroma evil itu terlihat. Bisma kini meninggalkan balkon kamarnya dan sepertinya tengah sibuk menyiapkan sesuatu. 

***

Ternyata Reza membawa Dina kesebuah Restoran dengan kesan klasik di tengah kota. Reza berlari ke arah pintu mobil sebelah kiri lalu dengan sigap membuka pintu mobil itu. Ia tersenyum menatap sosok gadis di hadapannya, lalu terulurlah lengannyya yang terbalut oleh jas hitam yang di kenakannya. Dina tersenyum, Ia menerima uluran tangan Reza. Reza menyambutnya dengan senyum ceria, Ia menutup pintu mobilnya lalu berjalan bertautan tangan dengan Dina memasuki Restoran di hadapan mereka.

Bisma menautkan kedua alisnya, kedua bola matanya yang tajam itu menatap kedua punggung di hadapan mobilnya dengan tatapan penuh pertanyaan.

“Ngapain mereka kesini?” Tanya Bisma dalam hati. Bisma kini melepas sabuk pengamannya

KOK BISA???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang