Chapter 3

310 18 0
                                    

"Hah.. Hah.. Dina kan gue ngomong tungguin gue!" Akhirnya Bisma dapat meraih tangan dina sedari tadi bisma berlari mengejar dina sampai menabrak banyak pengunjung di sana. 

“Lo kok bisa disini, Bis? Kenapa lo ngos-ngosan gitu?” Heran Dina. 

"Ya ampun,Din.. Gue dari tadi lari-lari ngejee elu, teriak-teriak gak jelas.. Lo gak denger?" Tanya Bisma masih dengan nafas tersengal-sengal.

"Hehe enggak!” Jawab Dina sambil tersenyum lebar. Bisma hanya menghela nafas kasar. 

"Ya udah lah.. Ulin-ulin yuk ke wahana itu?" Bisma. Dina tertawa dan memukul bahu Bisma. Ulin-ulin, bahasa apaan itu?

"Hmm.. Oke! Tapi lap dulu tuh keringet lu.." Ucap dina lalu mengambil sapu tangan dari saku celananya dan mengelap wajah bisma yang penuh keringat itu.

Terdapat satu titik kehangatan disana, di mana kedua bola mata hazel mereka bertemu. Tersisih sinar kerinduan disana, mungkin sudah lama sekali mereka tidak pernah bertatap-tatapan. Kedekatan mereka pun hanya sampai mereka berumur delapan tahun dan untuk selanjutnya mereka bertengkar terus setiap kali bertemu. Walau bertengkar tanpa ada niat berhenti sampai sekarang, Tetapi mereka mulai dari SD, SMP, SMA selalu satu sekolah, Bahkan satu kelas. Kalau kuliah, mereka cuma satu kampus tapi beda ruang saja. Kalau jurusan, mereka kembali sama. Cukup lama mereka bertatap-tatapan hingga akhirnya suatu suara menghancurkan semuanya.

"Ekhem!" Suara deheman tersebut itu pun membuyarkan lamunan mereka berdua, yang sedang bertatap-tatapan. Lalu bisma pun meraih sapu tangan yang sedang di pegang Dina.

"Biar gue sendiri aja din."

“Okay!” Dina. Ia tersenyum menatap wajah Bisma yang kemudian di balas senyum kembali oleh Bisma.

"Cie..cie... kaboorrr!" Ternyata tadi adalah suara milik Dicky dan Emily yang kebetulan lewat. Sehabis mengucapkan kata itu mereka berdua pun lari entah kemana.

"Woy mau kemana lo berdua?" Teriak Dina yang melihat Dicky dan Emily sedang berlari dan akhirnya tertelan dengan kerumunan pengunjung.

"Ah ganggu aja!" 

"Apa tadi lo ngomong apa Bis??"

"Eh gapapa kok. Ayo kita naik itu." Ajak bisma mengalihkan pembicaraan lalu menarik tangan Dina sambil memasukan sapu tangan dina ke dalam saku celananya .

***

  

"Huek..Huek.. 

"Lo gapapa, Din?" Suara serak-serak basah milik Bisma benar-benar membuktikan betapa khawatirnya Ia terhadap keadaan Dina untuk kali ini. 

"Lo nih ngajak gue maenan beginian.. Bikin pusing tau udah muter-muter gak jelas!" Sentak Dina sambil menunjuk wahana roller coaster yang berada di belakangnya.

"Haha lu-nya aja yang norak!" Tawa Bisma.

"Enak aja loe kalo ngomong!"

"Mau bogem lo?" Ujar Dina jengkel sambil nenampilkan kepalan jemari tangan kanannya di hadapan wajah Bisma.

"Ups! Peace, Ninot!" Ucap Bisma lalu mengangkat tangan nya dan membentuk huruf  ‘v' di jemari lengan kanannya.

 “Huu dasar lo! Anterin gue beli minum yuk, Bis?!"

 “Oke!”

Gue tau selanjutnya ini bakal bikin mata rusak karena EYD alay yang gue pake. Tapi serius, gue capek ngeditnya :D Haha buat lo semua yang gak kuat, mending loncat aja ke beberapa part selanjutnya karena part-part dengan EYD kacau ini gue buat waktu gue masih awal-awal nulis. Jangan kecewa, gue jamin di part-part belasan EYD gue mulai bener gak ngecewain karena waktu itu gue mulai belajar banyak tentang dunia tulisan. Maaf ya :’)

KOK BISA???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang