Seorang pria tampan berusia 29 tahun melangkah dengan gagahnya memasuki sebuah Hotel bersama seorang gadis kecil nan cantik di sampingnya, mereka adalah ayah dan anak yang hendak menghadiri sebuah acara pernikahan mewah sanak saudaranya. Tangan pria itu tak pernah sedetikpun melepaskan genggamannya di tangan kecil putri cantiknya yang sebentar lagi menginjak usia 4 tahun.
"Ayo sayang kita temui paman Ravi." Ucap pria itu pada putrinya yang sejak tadi tersenyum bahagia mengagumi dekorasi pernikahan yang di hiasi ribuan bunga-bunga indah. "Disana..." Tunjuknya pada seorang pria dengan setelan jas putihnya berdiri disamping seorang wanita diatas pelaminan.
"Iya Ayah." Jawab gadis itu dengan suara yang menggemaskan. Mereka melangkah menuju pelaminan yang disana berdiri sepasang pengantin yang sedang berbahagia.
"Hyung, selamat atas pernikahanmu." Ucap pria itu tanpa basa-basi dan mengulurkan tangan kanannya di hadapan pengantin pria.
"Jongin.. Syukurlah kau datang. Terima kasih ya." Ucap sang mempelai pria sambil tersenyum menyambut kedatangan pria yang di ketahui bernama Jongin, tangannya menjabat tangan kanan Jongin.
"Halo, Naeun. Sudah lama tidak bertemu dengan paman ya?" Ravi sang mempelai pria menyapa putri kecil Jongin. "Kau semakin cantik saja, nak."
"Selamat, paman." Ucap Naeun dengan malu-malu. Ravi menyentuh kepalanya hendak mengusak rambut panjangnya, namun dengan cepat Naeun menghindar dan bersembunyi di belakang tubuh Ayahnya. Rupanya gadis itu tidak suka ada orang lain yang menyentuh rambutnya selain Ayahnya.
"Selamat juga untukmu, Nona Yoon." Jongin beralih pada mempelai wanita disamping Ravi yang kini telah sah menyandang marga Kim, marga keluarganya.
"Terima kasih, Jongin. Sekarang kita menjadi keluarga, aku harap kau mulai memanggilku dengan namaku." Ucap sang mempelai wanita, Jongin hanya menggangguk dan tersenyum kecil.
"Sayang, aku kesana sebentar. Teman-temanku sudah datang."
"Yasudah pergilah temui teman-temanmu." Ravi mempersilahkan istrinya pergi dari pelaminan untuk menemui teman-temannya.
"Hyung.. Apa Sehun tahu kau menikah hari ini?" Jongin bertanya pada Ravi setelah istri dari kakak sepupunya itu pergi.
"Kenapa wanita itu harus tahu? Tak ada gunanya juga 'kan? Dia bukan siapa-siapaku lagi, jadi jangan membahasnya disini." Jawab Ravi dengan ketus. Suasana hatinya mendadak buruk setelah mendengar nama 'Sehun' disebut oleh Jongin.
"Semudah itukah kau bicara, Hyung? Walau bagaimanapun Sehun pernah ada di hidupmu bahkan menjadi Ibu bagi anak-anakmu." Jongin tak mengerti dengan jalan pikiran kakak sepupunya, semudah itukah dia melupakan wanita yang dulu sangat di cintainya?
"Dan wanita itu juga yang telah membunuh anak-anakku. Dia bahkan membunuh anak yang masih dalam kandungannya, aku sangat membencinya. Jadi jangan membahasnya lagi, biarkan saja wanita pembawa sial itu mati dan membusuk di rumah sakit jiwa. Aku tak perduli!" Ucap Ravi dengan menggebu-gebu penuh kebencian. Jongin menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Kau benar-benar keterlaluan. Aku tak mengerti kenapa kau, paman, dan bibi menganggap Sehun adalah pembunuh. Padahal sudah jelas Sehun adalah Ibu kandung anak-anakmu dan tak ada seorang Ibu yang akan melenyapkan anaknya sendiri, itu kecelakaan! Tolong bukalah mata hati kalian, jangan hanya bisanya menyalahkan Sehun." Jongin mencoba menasehati Ravi atas kebenciannya yang tak mendasar terhadap wanita bernama Sehun. "Dia tidak salah, Hyung."
"Sudahlah, Jongin. Kau tidak perlu ikut campur urusanku mengenai masalah ini, yang kuyakini wanita itu adalah pembunuh dan kini dia menjadi gila itu semua adalah hukuman dari Tuhan." Ravi mulai jengah dengan sikap Jongin. "Kau tidak perlu repot-repot menasehatiku jika kau sendiri tidak becus mengurus rumah tanggamu, kau sendiri menceraikan istrimu dan membiarkan putrimu yang masih sangat kecil kehilangan sosok Ibunya." Karena emosi Ravi pun mengungkit masalah pribadi Jongin yang seketika membuat pria tampan terdiam.
"Sekarang aku sudah bahagia dan menemukan wanita yang lebih baik dari wanita itu. Bora memberikanku banyak keberuntungan, sedangkan Sehun? Hanya kesialan bagiku. Jadi jangan mengusik kebahagiaanku jika kau masih menganggapku kakakmu, kau mengerti?" Ravi menepuk pundak Jongin yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Dan satu lagi, jika kau memang peduli pada Sehun silahkan saja kau urus dia dan jangan menyangkut pautkan diriku lagi dengannya. Aku sudah tak ada hubungan apa-apa lagi dengan wanita sial itu." Ravi menekan setiap kata-katanya agar Jongin mengerti.
"Baiklah, Hyung. Maaf membuatmu kesal di hari pernikahanmu yang kedua ini.." Ujar Jongin dengan raut wajah dingin seolah mengejek Ravi. "Nak, ayo kita pulang. Urusan kita sudah selesai disini." Lalu ia pun segera meninggalkan Hotel bersama Naeun yang berada di gendongannya, entah kenapa pria itu menjadi kesal setelah mendengar ucapan kakak sepupunya. Bukan karena kesal Ravi menyinggung masalah rumah tangganya yang hancur, melainkan perkataannya yang begitu merendahkan Sehun. Dulu ia dan mantan istri Ravi cukup dekat, namun dekat dalam artian sebagai keluarga.
•••
Beberapa hari kemudian setelah menghadiri acara pernikahan Ravi, Jongin mengunjungi sebuah rumah sakit jiwa di daerah pinggiran Seoul. Walau waktu yang di tempuh untuk tiba di rumah sakit itu cukup lama mengingat jaraknya cukup jauh dari pusat kota Seoul, namun tak menghalangi niat Jongin untuk mendatangi rumah sakit jiwa itu walau hari sudah sore dan ia baru saja pulang bekerja.
"Suster, dimana Sehun? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?" Tanya Jongin pada seorang suster yang lewat di depannya.
"Ah Sehun si pendiam itu yang Tuan maksud? Sore-sore seperti ini dia biasanya berada di taman belakang rumah sakit ini, Tuan." Jawab suster dengan ramah. Jongin mengucapkan terima kasih setelah mendapat jawaban lalu bergegas pergi ke taman belakang rumah sakit jiwa.
Butuh waktu sekitar 10 menit bagi Jongin untuk tiba di taman belakang rumah sakit jiwa, ia cukup kesulitan untuk menemukan tamannya mengingat rumah sakit jiwa itu cukup luas di tambah banyak pasien yang mengganggunya. Ia bernafas lega setelah tiba di area taman, lalu pandangannya mengedar mencari sosok wanita bernama Sehun yang sedang ia cari.
"Itu dia." Gumam Jongin pelan lalu melangkahkan kakinya mendekati seorang wanita kurus berpakaian khas rumah sakit jiwa sedang duduk di sebuah ayunan. Rambutnya sangat panjang, namun berantakan dan tidak terawat, pandangan matanya pun terlihat kosong. Jongin merasa miris saat menatapnya.
"Sehun. Apa kabar?" Jongin menyapa setelah berada di hadapan wanita bernama Sehun itu. Tak ada respon dari Sehun dan Jongin memakluminya, setidaknya ia bersyukur karena Sehun tidak berteriak histeris saat di dekati.
"Kau masih ingat denganku 'kan? Maaf sudah lama aku tidak mengunjungimu disini." Jongin kembali mengajak Sehun bicara, namun respon Sehun tetap sama. Wanita itu hanya menatap danau buatan yang ada di taman itu dengan tatapan kosong seolah tak bernyawa, Jongin sungguh merasa kasihan pada Sehun. Hidupnya hancur diusia yang masih terbilang muda, tak memiliki siapapun untuk mengurusnya.
"Oh ya, Sehun. Aku membawa makanan kesukaanmu." Jongin menunjukkan kantong berisi makanan kesukaan Sehun, ia tahu makanan kesukaan Sehun karena dulu Sehun sering memakannya di hadapannya.
"Makanan?" Jongin tersenyum melihat respon Sehun.
"Ya, makanan yang sangat kau sukai dulu. Kau mau, hm?" Jongin jadi semakin bersemangat mengajak Sehun bicara, Sehun mulai menatapnya dan mengangguk dengan antusias seperti anak kecil.
"Mau~ Aku mau makanan~" Sehun merebut kantong makanan itu dari tangan Jongin dan mengeluarkan isinya. Dengan gerakan cepat dan terburu-buru Sehun membuka bungkus makanannya lalu memakannya dengan lahap.
"Pelan-pelan saja, Sehun. Nanti kau bisa tersedak jika makan seperti itu." Jongin terkekeh, Sehun makan begitu lahap dan terburu-buru hingga berantakan.
Sehun terlihat seperti Naeun, begitu polosnya dan seolah tak mengerti arti kerasnya kehidupan.
Melihatnya Jongin merasa sangat bersalah, kondisi Sehun saat ini disebabkan oleh saudara sepupunya sendiri.
•
•
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Destiny | KaiHun
RandomKim Jongin seseorang yang berusaha mengembalikan cahaya dihidup Oh Sehun yang telah redup karena sebuah tragedi. KAIHUN! GENDERSWITCH FOR UKE! Maaf gak jago bikin summary. Don't like? Don't Read!