Chapter 17 (END)

1.8K 122 20
                                    

Sehun sudah melahirkan bayi laki-laki lewat persalinan operasi, ia selamat dan bayinya selamat pun namun sangat lemah dan begitu kecil karena lahir diusianya masih belum genap 8 bulan, bayi kecil itu harus berada diruang inkubator. Sedangkan Sehun masih belum sadarkan diri bahkan sampai keesokan harinya, Jongin setia menemani Sehun di rumah sakit dan setiap jam mengecek kondisi bayi laki-lakinya diruang inkubator.

Naeun, Tuan Kim, dan bibi Jang pulang ke rumah. Jongin tidak ingin mereka kelelahan terutama Ayahnya, Naeun merengek ingin terus berada di rumah sakit menunggu Sehun sampai siuman namun sesuai peraturan rumah sakit anak kecil tidak diperbolehkan berlama-lama di rumah sakit. Jongin berjanji akan memberitahu Naeun jika Sehun sudah siuman, gadis kecil itu akhirnya menurut dan mau pulang bersama Kakeknya.

"Anak-anakku!" Sehun tiba-tiba berteriak dan mengejutkan Jongin yang sedang tertidur di sofa, ia baru saja siuman.

"Sayang." Jongin mengucek matanya lalu dengan cepat menghampiri Sehun yang kini memperlihatkan raut wajah panik.

"Naeun... Bayiku..." Sehun meraba perutnya yang kini sudah tak sebesar kemarin, ketakutan tergambar jelas diwajahnya. "Jongin, dimana mereka?" Sehun mulai menangis.

"Tenang, Sayang. Tenanglah, Naeun dan bayi kita baik-baik saja. Kau jangan banyak bergerak, kau baru saja habis dioperasi." Jongin berusaha menenangkan Sehun, apalagi melihat Sehun bergerak-gerak ia takut jahitan di perutnya kembali terbuka.

"Lalu dimana Naeun dan bayi kita, Jongin?" Sehun makin mengencangkan tangisannya. Sebelum bangun ia sempat memimpikan kejadian kemarin saat Naeun hampir tertabrak mobil.

"Naeun ada di rumah bersama Ayah dan bayi kita berada di ruang inkubator. Kau jangan panik, tenanglah. Anak-anak kita baik-baik saja, mereka aman." Jongin memeluk Sehun dan mengusap-usap punggungnya.

"Aku mau bertemu dengan Naeun dan bayi kita. Suruh seseorang untuk mengantar Naeun kemari dan ayo kita ke ruang inkubator, aku ingin bertemu dengan bayi kita. Aku ingin melihat keadaannya." Sehun menatap Jongin, tangisannya belum mereda.

"Iya sayang iya, aku akan menelpon rumah dan meminta Naeun untuk kemari. Tapi kau tidak bisa pergi ke ruang inkubator sekarang, kau masih lemah." Jongin mencoba memberi Sehun pengertian, ia tak bisa membiarkan Sehun keluar dari ruang rawatnya karena kondisinya masih lemah dan tak memungkinkan turun dari ranjangnya.

"Tidak, Jongin. Aku tak akan bisa tenang sebelum melihat kondisi bayi kita." Tangisan Sehun semakin pecah, Jongin tak bisa lagi berbuat apa-apa untuk membujuk Sehun dan dengan terpaksa ia membawa Sehun ke ruang inkubator menggunakan kursi roda dengan hati-hati.

Sehun hanya bisa menatap bayi yang baru dilahirkannya lewat kaca jendela luar ruang inkubator, Jongin menunjuk kearah bayinya yang terbaring lemah di dalam tabung inkubator. Tubuh kecil bayinya di pasangi alat penunjang hidupnya, Sehun menangis melihat kondisi bayinya yang terlihat begitu lemah dan sangat kecil. Jongin hanya bisa mengusap-usap kedua pundak Sehun, ia mengerti kesedihan Sehun karena dirinya pun ikut merasakannya.

Sehun tak bisa berlama-lama menatap bayinya, ia harus segera kembali ke ruang rawatnya dan berbaring di ranjang agar luka jahitannya tidak kembali terbuka. Naeun datang bersama bibi Jang, gadis kecil itu terlihat sehat dan Sehun merasa lega melihatnya baik-baik saja.

"Naeun." Sehun memanggil nama gadis kecil itu, Naeun segera menghampiri Sehun dan naik ke ranjang di bantu oleh Jongin.

"Ibu~" Terharu sekali rasanya mendengar Naeun kembali memanggil Sehun dengan sebutan ibu, ia menarik Naeun ke pelukannya dan Naeun membalas pelukan Sehun.

"Naeun tidak apa-apa 'kan, hm?" Sehun mengecupi puncak kepala Naeun. Betapa ia sangat merindukan gadis kecil itu.

"Tidak. Naeun tidak apa-apa ibu, maafkan Naeun ya~" Naeun menatap Sehun dengan sedih, Sehun menggeleng. Mana bisa Sehun marah jika Naeun menunjukkan wajah semenggemaskan itu.

Let Me Be Your Destiny | KaiHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang