Date
[ dāt ] • noun
A meeting at an agreed time and place, typically between two people, where the guy treats the lady like a Princess, allows her to order whatever she wants and always picks up the tab with a smile.🌧🌧🌧
"Terus gimana?" Kesya menatap khawatir ke arah Samuel. Kerutan di dahinya terlihat jelas.
"Ya dia pingsan. Untungnya Bianca nggak sempat lukain tubuhnya sendiri," Samuel menjawab seraya menyeduh teh manis yang dipesannya tadi.
"Astaga.., kok bisa gitu sih? Tapi sekarang dia nggak papakan? Nggak ada yang luka kan? Bahaya banget loh, untung banget nggak terjadi apa-apa," raut gadis itu terlihat tulus. Tak ada kemunafikan terpampang di sana.
Samuel mencubit gemas pipi tembem Kesya, mungkin untuk yang keseribu kalinya dalam hari ini. "Perhatian banget, sayangnya Samuel."
Astaga! Samuel benar-benar tidak bisa memahami kondisi. Padahal Kesya sedang serius saat ini. "Kamu bercanda terus! Aku lagi serius ini!" Gerutu Kesya kesal.
"Siapa yang bercanda, Sayang," Samuel menoel hidung Kesya gemas.
"Ya kamu! Aku lagi nanya serius juga, kamunya malah bercanda-bercanda!" Kesya mencubit perut Samuel sekeras mungkin.
"Aww.., sakit, Yang!"
"Yang.., yang.., yang.., pala lo peyang!"
"Heh cakapnya!" Samuel menangkup pipi Kesya. "Siapa yang ngajarin kamu ngomong kasar gini?"
"Ihh Sam!!! Ini lagi di kantin. Nggak usah modus-modus!!" Gadis itu melepas paksa tangan Samuel dari pipinya.
"Ya biar aja. Biar semua orang tahu, kalau Kesya Avani cuma milik Samuel Salvator seorang." Ucapnya penuh dengan keyakinan.
"Semerdeka kamu aja."
🌨🌨🌨
Kesya menatap pantulan dirinya di hadapan cermin. Ia cukup puas melihat penampilannya hari ini. Terlihat casuall.
Sesuai janji Samuel. Hari ini lelaki tersebut akan membawa Kesya—yang Kesya sendiri juga belum tahu tujuannya. Gadis itu pastinya sangat senang. Karena ini tidak terjadi setiap hari. Hanya di saat waktu senggang Samuel saja. Ya alasan apa lagi yang selalu membuat lelaki itu sibuk kecuali menjaga Bianca seharian?
Samuel S : Aku udah di bawah.
Read.
Kesya tersenyum melihat pesan singkat itu. Ia menata ulang rambutnya, dan langsung bergegas untuk turun ke bawah menjumpai Samuel, kekasihnya. Ia benar-benar tidak sabar ke mana Samuel akan mengajaknya pergi.
"Bi, Kesya pergi dulu ya," gadis cantik itu berpamitan kepada Tuti—asisten rumah tangga yang sudah 6 tahun bekerja di rumahnya, dengan sopan.
"Hati-hati, Nak."
"Siap, Bi! Dadahhh..."
Kesya melihat Samuel yang sudah berdiri di samping mobil hitamnya, dengan kaos hitam polos yang membentuk badan atletisnya. Ah sial, lutut Kesya sampai lemas melihat Samuel sekarang ini!
"Hai, Cantik," lelaki dengan jambul andalannya itu menyapa seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Ih, kamu genit!" Kesya malah bergidik ngeri. Ya, meskipun di dalam hati sudah berporak-porai.
KAMU SEDANG MEMBACA
patience
Teen FictionPatience is the key, because when the right time comes, it will be very beautiful and totally worth the wait. "I hope you're aware." ~ Kesya Avani.