Terhitung sudah hampir 2 bulanan aku berperan sebagai Bunda Adni dan hubunganku sama Kak Faiz menjadi lebih dekat bahkan hampir setiap hari ada aja bahan pembicaraan yang membuat kita menjadi lebih banyak komunikasi.
Ah, untung inget kalau besok mau diajak jalan Kak Faiz buat beliin buku untuk Adni, yap namanya juga cewek pasti mikir bakal makai baju apa buat ketemu kesayangannya, em? Kesayangan?
Apasih Lea, peranmu hanya sebagai bundanya Adni bukan sebagai salah satu bagian terpenting di hidupnya Kak Faiz, setelah menemukan besok mau memakai apa aku langsung bergegas cuci muka dan langsung tidur.
"Dia anak saya! Enak saja kamu mau mengambil dia."
Suara mama? Kenapa mama berkata keras sekali, dengan siapa mama berbicara?
Iya suara mama telah menganggu kegiatan tidurku tapi kenapa mama marah marah seperti itu, bergegas
aku melangkahkan kakiku kearah ruang tamu yang luasnya seluas dunia.Ternyata ada seorang ibu-ibu
yang akupun tidak mengenalnya sedang memohon kepada mama, sedangkan mama berusaha untuk
mengusirnya."Jangan begitu nyonya, sudahi kebohongan ini jangan biarkan keluarga anak itu beranggapan bahwa putri satu-satunya sudah meninggal, cukup nyonya dosa yang kita buat sudah besar, sudahi saja ini" sembari menangis perempuan itu memohon kepada mama.
Tunggu, putri mereka? Siapa yang mama ambil, aku atau Teh Putri?
Dengan masih setia di tangga
ruang tamu aku mendengarkan pembicaraan mereka tidak dapat aku pungkiri kalau jantungku berdetak
lebih dari biasanya."Apa apaan kamu Lea itu putri saya! Sampai kapanpun saya tidak akan melepaskan dia, dia aset terbesar
untuk keluarga Adziaka, hanya dia yang bisa diandalkan untuk kehidupan saya kedepannya. Sekarang pergi dari sini dan jangan pernah kembali."Apa? Jadi aku bukan anak kandung dari keluarga Adziaka? Lalu
aku anak siapa, astaga kenapa aku mengalami takdir yang rumit sekali." Aku anak siapa ma? Siapa orang tua kandungku, cepat katakan siapa orang tua kandungku!!" Seruku
dengan sedikit membentaknya."Kamu masih anak mama, cepat masuk kamar sekarang!"
Dan mama langsung bergegas menyeretku, untungnya ibu ibu tadi membantuku melepaskan diri dari mama dan menyembunyikanku di belakang tubuhnya.
"Jangan jadi anak durhaka Lea! Ikut mama sekarang." Serunya dan mama bersiap menamparku tetapi
seseorang laki laki datang dan memegang tangan mama dan langsung mengambil posisi di depanku."Jangan pernah menampar putri tunggal keluarga Alfarizhqy, wanita macam apa anda berani beraninya
mengambil putri kami, selama 15 tahun saya menganggap adik saya sudah meninggal dan anda
menjadikannya sebagai penerus keluarga anda? Apa masalah anda dengan keluarga saya sehingga anda
tega melakukan ini? Di mana hati nurani anda sebagai seorang ibu, butuh waktu 3 taun untuk bunda saya melupakan kepergian anaknya, dan anda dengan enaknya hidup tanpa pernah memberikan kasih sayang kepada adik saya."Jadi dia kakak laki lakiku? Entah aku masih bingung dengan kejadian ini, kejadian yang sungguh cepat.
Dia membalikan badan sehingga menghadapku, matanya memandang lembut dan dengan pasti tangannya memegang tanganku sembari membawaku kedalam pelukannya
"Aku kakakmu sayang, kakak merindukanmu, maafkan kakak yang tidak menyadari kalau adiknya masih hidup."
Pundakku basah, iya, dia menangis. Dia menangisiku aku merasakan bagaimana dia menyayangiku.
Dengan pasti aku membalas pelukannya, menuangkan segala beban yang aku simpan sendirian selama ini.
"Anakku!!!" ucap seorang wanita yang sepertinya berumur 35 taun berlari mendatangiku dengan diikuti oleh Kak Faiz dan dua orang laki laki sangat berwibawa, kakak melepaskan pelukannya dan memberikan
kesempatan kepada wanita tadi untuk memelukku.
![](https://img.wattpad.com/cover/222188752-288-k791039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of Atma Harsa
Short StoryThe Tales of Atma Harsa berisi sekumpulan cerita pendek yang mampu membawamu mengarungi sebuah dunia baru dalam rasa berbeda yang dikemas sedemikian rupa hingga akhirnya mampu menghasilkan sebuah karya yang saling melengkapi satu sama lain. Tantang...