Pagi saat sahur tadi, Jeka harus rela makan sahurnya serasa macam uji nyali. Memang ia makan bersama Mawar yang duduk disampingnya, namun jarak keduanya sangat jauh... berasa Jeka bau saja, hingga Mawar tak mau dekat-dekat. Terlebih Mawar sama sekali tak menjawab tiap kali diajak mengobrol, Jeka hanya mendengar suara helaan nafas panjang Mawar saja, tiap kali istrinya menyuapkan makanan sahur kedalam mulutnya. Bagaimana tak seperti uji nyali? Mawar saja terus-terusan melirik tajam macam hantu-hantu di film-film.
Semua terjadi hanya karena perkara sendal kelinci merah muda kesayangan Mawar yang putus.
Sendalnya nyai yang putus kenapa akang yang disalahkan?
Siapa suruh juga Mawar lari-larian? Siapa suruh juga Mawar penakut? Walau Jeka juga sempat takut sih, hehe
Kemarahan Mawar tak hanya sampai disitu, ia kembali marah karena Jeka menentang saat Mawar hendak memakai sendal orang lain saat mau pulang dari masjid. Itu kan namanya mencuri, tentu saja Jeka halangi! Bulan puasa kok buat maksiat, apa Mawar tidak takut dosa?
Walau awalnya Jeka merayu dengan embel-embel tukar sendal dimasjid, tapi kan itu hanya kiasan saja, mana mungkin Jeka serius, gila kali ah.
Siang harinya akhirnya Mawar mengamuk, mengamuk minta dibelikan sendal kelinci di pasar, karena katanya sendal itu dibelikan simbok—yang bersih-bersih dirumah Mawar—dan belinya ya dipasar. Ternyata selera Mawar tidak muluk-muluk, Jeka jadi lega karena mengira Mawar adalah wanita sosialita yang boros. Selama mereka menikah beberapa hari saja Mawar tak pernah minta macam-macam, penampilan Mawar bahkan sederhana tapi tetap saja mewah.
Pasti banyak wanita yang iri pada Mawar, wanita secantik itu, walau berpakaian sederhana selalu saja memancarkan kemewahan. Bagi Jeka, sosialita yang beli pakaian dan perhiasan hingga ratusan juta, tetap kalah mewah dari Mawar yang apa adanya. Karena cantiknya Mawar memang terpancar alami, bukan didukung dengan barang bermerk saja. Hehe
"Ya udah ayok kepasar, kamu ganti baju" simpul Jeka setelah sedari tadi berdebat alot dengan Mawar yang terus merengek minta dibelikan sendal.
"Nggak, kamu beli sendiri! Kan kamu yang harus tanggung jawab!"
Jeka hanya menggeleng, bernegosiasi dengan Mawar sangatlah sulit, maunya ini itu, sedang Jeka tidak bisa multitasking.
"Ya kita pilih bareng, masa aku kepasar sendirian, siang-siang begini?!"
Mawar mengangguk dengan mata terpejam dan wajah menggemaskan, beginilah kira-kira ekspresi Mawar saat mengangguk.
Wajah menggemaskan begini bagaimana bisa Jeka tidak luluh? Lihat langsung begini saja pengin rasanya dikarungin lalu masukin kedalam sarung guling, nanti malam mau Jeka jadikan guling buat dikelonin. Tapi sayang, sifat Mawar sangat sama dengan namanya.Mawar, penuh duri, susuah disentuh.
Padahal mereka adalah suami istri yang sah menurut negara dan agama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕐𝕠𝕦𝕟𝕘 𝕄𝕒𝕣𝕣𝕚𝕖𝕕 (𝕊𝕡𝕖𝕔𝕚𝕒𝕝 ℝ𝕒𝕞𝕒𝕕𝕙𝕒𝕟) ✔
RomanceAwalnya Jeka berniat menganggalkan rencana Ta'aruf yang sudah direncanakan oleh kedua orang tuanya. Namun karena calonnya cantik, ya sudah, Jeka mau saja jelas. Namanya Romeesa Nayyara Mawardah, panggil saja Mawar. Wanita yang mengaku memiliki pacar...