10. Bar-bar

1.6K 257 25
                                    




Namanya juga Indonesia, entah sejak kapan dan siapa yang memulai sekaligus mempatenkan, kalau lebaran ya harus ada yang baru. Kalau uang berkecukupan ya hampir semua baru, bahkan sampai jam tangan, aksesoris tak penting pun baru dong. Jangan salah kira, hal itu nyata adanya, saat mendekati lebaran pasti semua toko, pasar bahkan mall pasti ramai. Semua sudut, bakan warung makan bertirai pun malah ramai, entah orang selepas belanja kelelahan akhirnya makan atau bagaimana, tak paham rasanya.

Jika kurang berkecukupan, mungkin setidaknya mukena, sajadah, atau jajanan lah yang baru. Kalau misal biasanya toples dirumah hanya diisi sarang laba-laba dan debu, setidaknya kini berisi rengginang atau pilus. Karena hal tak wajib namun diwajibkan inilah Jeka dan Mawar heboh bin rempong bukan main. Pasalnya ini lebaran pertama mereka sebagai suami istru, sekaligus akan menjadi pembagi THR. Walau sebelum-sebelumnya pun Mawar sudah sering bagi THR pada krucil saudsra atau tetangga, namun kan sekarang ada suami yang mendampingi. Sedang Jeka belum pernah, maklum sebelumnya ia masih mahasiswa.

Ada satu kultur lumayan aneh yang seakan memberi peringkat untuk masing-masing kastanya. Sebagai anak-anak bayi, balita, batita, hingga smp, biasanya adalah kasta tertinggi. Mereka mendapat uang THR yang lumayan banyak, karena setiap jajaran pemberi THR harus memberikan pada mereka. Walau paling hanya 20 sampai 50 ribu, tapi kalau dapatnya hampir ditiap rumah kan ya banyak. Itulah mengapa biasanya kalau lebaran para ibu emasnya baru, hasil ngalusin anaknya.

Untuk kelas SMA dan Kuliah, biasanya dapat sih seperti Jeka dulu, cuma biasanya yang memberi ya hanya para om, tante, atau paman, bibi yang berharti luas bak malaikat. Tak banyak yang memberi, biasanya pun Jeka cuma dapat dari 2 paman, namun satu amplopnya bisa 200 sampai 500 ribu coy. Itulah kenapa selepas lebaran pasti skin game Jeka baru, dan sesudah itu habis diceramahi umi. Katanya uang THR harus digunakan dengan baik, ditabung. Ih mana Jeka mau, kan kata paman disuruh buat jajan, ya sudah jajan skin, kan itu jajanan sesukaan Jeka.

Kasta paling nelangsa adalah jejeran pemuda pemudi yang sudah mulai bekerj, macam Mawar ini. Pokoknya pekerja muda begini harus memberi THR, entah hanya 5 ribu pun, harus. Kalau tidak, apa tak digunjijgkan selama setahun penuh? Kadang kalau isi amplop tipis saja dinyinyiri, 'Gajinya kecil kali' haduh naik darah rasanya. Dikira uang gaji mau dihamburkan saja dan selepas lebaran jajan kuah cilok aja karena tak punya uang? Padahal memberi THR kan semampunya, dan seiklasnya.

Namun untuk kalangan tetua pun mereka juga kaum-kaum tertindas, tapi beda cerita dengan pemuda-pemudi. Biasanya Abah Umi malah paling senang bagi-bagi THR untuk sanak sudara yang kecil-kecil. Tapi, kalau Jeka ikut antri, habis ditonyor sama Umi, padahal Jeka juga kaum fakir yang membutuhkan THR.

Walau ngaku fakir tiap lebaran, namun Jeka tetap disantuni kok. Kan jadi enak, eh?

Lebaran yang sudah didepan mata ini terasa menyenangkan, apalagi saat Mawar mulai menangani ini itu. Entah mengapa Jeka merasa sifat Mawar jadi berubah lebih bertanggung jawab padanya. Ya iyalah bertanggung jawab padanya, Jeka kan belia labil yang belum tahu arah. Kasarannya itu sanak sudara minta emas saat mengantri saja akan dikasih sepertinya.

"Sepupu kamu yang anak-anak ada berapa? Mau dibeliin baju lebaran nggak?"

Jeka otomatis membayangkan para sepupunya, perasaan semua anak-anak deh, ya banyak dong jadinya? Karena walau usia bangkotan pun mereka masih kekanakan, gimana lagi dong?

"Yang SD gituan aja, jangan yang gede-gede. Biasanya kan anak SD seneng tuh dibeliin pakaian"

"Nggak usah ma, kita kasih uang saja"

Enak saja! Dulu Jeka hanya dikasih uang saja saat kecil, kok mujur sekali mereka dapat uang dan pakaian? Padahal para orang tua mereka saja pelit pada Jeka.

𝕐𝕠𝕦𝕟𝕘 𝕄𝕒𝕣𝕣𝕚𝕖𝕕 (𝕊𝕡𝕖𝕔𝕚𝕒𝕝 ℝ𝕒𝕞𝕒𝕕𝕙𝕒𝕟) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang