11. Uleni, Kukus!

1.7K 257 79
                                    



Malam takbiran Jeka dan Mawar ikut menunggui Daniel, pasalnya orang tua pemuda itu tak bisa pulang kampung ke Indonesia. Menurut ceritanya, orang tua Daniel berada di Arab, sedang jadi raja minyak, ehe.. tidak lah, sedang umrah bersama. Katanya tak mau pulang, mau sekalian lebaran disana saja, kasihan betul lelaki itu. Saat harus terbaring karena selepas operasi, malah tak ada keluarga disisinya. Kalau itu Jeka, pasti sudah menangis meratap seorang diri dipojokan.

Tapi karena operasi ambeien, meratap dipokannya diganti, takut lukanya makin parah. Jeka akan... eh, kenapa bayangannya jadi kejauhan sih? Sudah, sudah cukup!

Dari balik kaca besar gedung rumah sakit berlantai 10 itu, Jeka menatap gemerlap langit yang ditembaki kembang api. Rasanya agak sedih, karena ia sudah patungan dengan Mingyu untuk membeli kembang api dan petasan, tapi gagal ia nikmati. Pasti kiming sedang bahagia karena puas menikmatinya seorang diri. Lihat saja, besok kalau sedang maaf-maafan tak akan Jeka maafkan dengan mudah!

"Kamu pasti kelimpungan ya ngurusin Meesa? Om Anwar saja sering pusing ngurusin Meesa yang makin tua makin jadi kelakuannya. Jadi gendeng bukan jadi dewasa, hahaha"

Jeka menoleh kearah Daniel yang bersadar diranjang rawatnya, menonton televisi yang isinya berita takbir dimana-mana.

"Nggak kok, Mawar baik-baik aja, nurut juga sama aku,"

"Hah? Kamu manggil Meesa pake panggilan Mawar?"

Tentu saja Jeka mengangguk, kenapa tidak? Toh Mawar oke-oke saja selama ini, walau awalnya agak sedikit protes, tapi setiap kali Jeka panggil-panggil 'Ma', Mawar terima saja tuh. Tapi mengapa raut wajah Daniel seakan kaget seperti itu? Bahkan lelaki itu melotot kaget menatap Jeka.

"Coba sini, duduk, kita perlu ngobrol"

Jeka menurut saja, berjalan memutar dan duduk dikursi samping tempat tidur Daniel.

"Kalian nikah udah berapa lama sih?"

"Sebulan lebih, udah mau dua bulan kayaknya, bentar lagi, hehe" renges Jeka, ia jadi membayangkan selama ini hidupnya terlalu seru, jadi tak terasa sudah berlalu saja.

Daniel tampak mengangguk-angguk, namun wajahnya masih saja aneh dimata Jeka. Karena Daniel tampak terperangah dengan ucapan Jeka, membuat Jeka makin penasaran saja, ada apa sih sebenarnya?

"Kenapa sih? Kok kayak..."

"Aku yakin Meesa cinta banget sama kamu"

Sesaat Jeka diam, mencerna ucapan Daniel, dalam hati ia sedikit mencibir, rasanya kalau cinta sih mungkin bisa jadi, cuma kalau cinta banget? Itu sih hoax. Buktinya sampai sekarang Mawar terus menolak, padahal Jeka ingin praktek langsung ilmu yang sudah ia gali dari internet.

"Pertama, Meesa paling benci dipanggil Mawar, itu karena mama kandungnya sering manggil gitu. Tapi, Meesa benci sama mamanya, tante selingkuh ninggalin om sama Meesa pas Meesa masih SD. Siapa saja yang manggil Mawar, pokoknya dilarang, om aja nggak pernah berani manggil Mawar. Takut Meesa ngamuk."

"Kedua, selama ini julukan Meesa tuh playgirl internasional, nggak cuma lokal, bule juga kecantol. Selama Meesa pacaran nggak pernah tuh langgeng sampai sebulan, alasannya balik ke mamanya. Meesa ngerasa nggak ada istilah cinta, semua hanya hal semu yang diisi nafsu. Saat nafsu sudah hilang, mereka akan pergi dan berpisah"

"Tiga, sampai sekarang kamu masih kuat menghadapi Meesa? Padahal semua lelaki dibuat patah hati, tapi kamu... sumpah sih kok bisa kamu tahan sama Meesa yang bar-barnya kelewatan gitu? Dulu Meesa bahkan pacaran sama lima cowo sekaligus Jek, kamu yakin sekarang Meesa setia? Kamu nggak ngerasa aneh karena Meesa terima begitu saja perjodohan kalian? Aku sih ngerasa kalau ini terlalu an—"

𝕐𝕠𝕦𝕟𝕘 𝕄𝕒𝕣𝕣𝕚𝕖𝕕 (𝕊𝕡𝕖𝕔𝕚𝕒𝕝 ℝ𝕒𝕞𝕒𝕕𝕙𝕒𝕟) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang