•Tahap revisi•
Saat akan melangkahkan kakinya tiba tiba sang istri, memberhentikan langkahnya dengan memegang tangannya sontak ia menatao istrinya binggung.
"Tunggu, Apa tidak sebaiknya kita menghubungi JiMin terlebih dahulu? "
Lantas ia mengiyakan perkataan istrinya lalu menelfon nomor yang di tuju awalnya telfon itu tidak di angkat, namun setelah panggilan telfon yang ke sepuluh baru di angkat. Banyak berbincang akhirnya ia menyelesaikan telfonnya itu lalu menatap istrinya
"Sudah, Jimin akan datang kesini. "
Lalu keduanya berjalan berdampingan menuju tampat Y/n berada, ada rasa senang dan hari entah sekarang ia harus berbicara apa yang penting menatap punggung itu membuat hatinya senang.
Tepat dibelakang y/n, laki-laki itu mengenggam tangan istrinya dengan gemetaran ia menoleh lalu menatap istrinya. Sang istri yang tau langsung mengusap punggung tangan itu pelan dan mengangguk,"Y/n, " Panggilnya
Karna merasa di panggil Y/n pun menoleh kebelakang berapa terkejutnya ia melihat seorang pria yang sedang menatapnya dengan mata berkaca kaca, Y/n hanya diam tidak membalas sapaan pria itu
Sampai pada akhirnya Y/n sadar lidahnya kelu untuk mengatakan sesuatu."Seokjin Oppa, " Lirih nya pelan, airmatanya hampir jatuh. Y/n memundurkan langkahnya perlahan hendak lari dari jangkauan Seokjin belum dirinya lari, Seokjin sudah lebih dulu memeluknya dengan sangat erat
"Y/n, kamu kemana saja? Oppa dengan Yang lainnya sudah mencarimu kemana mana namun tidak ketemu, tapi sekarang akhirnya aku menemukan Y/n—Hikss."
Y/n diam seribu bahasa, ia tidak membalas pelukkan itu. Mungkin diam adalah yang terbaik sekarang namun apakah rencananya harus hancur sekarang, dirinya masih terlampau sakit hati atas kejadian beberapa tahun lalu.
"Y/n sebenarnya apa yang ada difikiran mu itu? Kenapa kamu bisa berbuat seperti ini, "
Seokjin menguraikan pelukkan nya lalu menatap Y/n meminta penjelasannya, Y/n tetap diam akan kebungkamannya ia tidak menjawab pertanyaan itu terlalu banyak kata kata yang harus ia Terima dulu. Terlalu membuatnya sampai kehilangan akal.
"L-lalu, aku harus apa? Aku harus diam disaat diriku dihina? Aku harus diam disaat aku dipandang rendah? Iya? Begitu maksud Oppa?" Airmata Y/n jatuh, ia sudah tidak bisa menahan ini lagi. Y/n menatap Seokjin dengan sedih dan juga marah
"Maksud ku bukan seperti itu Y/n, "
Y/n menyela ucapan Seokjin, "APA! Bahkan dia sudah sudah menghina aku dan anakku, lalu aku harus diam saja? "
"Y/n, " Panggil Seokjin dengan nada yang membuat Y/n tidak bisa menahan isakkan nya lagi. "Tapi tidak dengan cara yang seperti ini, Kami semua sangat menyayangi mu. " Seokjin kembali memeluk Y/n erat
"Maaf, " Lirih Y/n pelan.
Lalu pelukkan itu dilepas paksa Oleh Y/n, Y/n hendak pergi namun ada seseorang yang menghalangi jalannya. Ia mendongakkan kepalanya sekarang Y/n sudah bisa lari kemana-mana lagi
"Mau kemana lagi sekarang? Tidak cukup kamu membuat kami sedih, " Ujarnya lalu langsung memeluk Y/n
"Y-yonggi Oppa, "
Y/n kembali diam di pelukkan Yoongi, hanya ada isakkan tangis yang terdengar Yoongi semakin memeluk Y/n dengan eratnya."Y/n," panggil seseorang
Deg.
Y/n yang berada di dekapan Yoongi pun hanya terdiam mendengar suara itu, suara yang kemarin menyapa telinganya sekarang terdengar lagi. Ia melepaskan pelukkan itu dengan kasar lalu memutar tubuhnya dan benar seorang pria kini telah menatapnya dengan tatapan sendu dan juga senyuman bahagia yang situ jukkan untuknya, sekali lagi bendungan airmata itu terjatuh lagi dengan sesak didadanya yang semakin bertambah saat tubuh itu mulai mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband [END] •Tahap Revisi• 21+
Fanfic[SEDANG TAHAP REVISI BESAR-BESARAN DAN SEMOGA KALIAN SUKA] " 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘰𝘳𝘦𝘴�...