• Tahap revisi •
Hari sudah mulai gelap namun kedua insan yang sedang tertidur bergelut di tempat tidur tidak bangun, namun Y/n bergerak sedikit dan merasakan pergerakan tubuhnya yang sangat minum akhirnya ia membuka kedua matanya melihat kearah jam dinding lalu matanya membola ketika hari sudah sore.
Ia bangkit dari tidurnya namun pelukkan yang berada di atas perutnya kembali mengerat dan semakin membuatnya tidak nyaman dengan posisi yang seperti ini,"Oppa, tolong lepaskan ini"
"Seperti ini dulu sebentar, "pintanya sambil mencari kenyamanan didaerah leher istrinya, dan Y/n mengelus rambut jimin perlahan.
Saat sedang asik dengan keromantisan yang mereka lakukan, namun tiba tiba mereka tersentak dengan suara teriakan sikembar yang mengema diseluruh rumah Y/n hanya terkekeh gemas dengan teriakan itu. Ia yakin kedua anaknya itu sedang marah karna tidak melihatnya
"Eomma!"
"Iya! Eomma akan kebawah. Sebentar! " Balas Y/n sambil berteriak
Y/n dengan pelan mengangkat tanggan jimin agar sang empu tidak terbangun,
"Oppa, "
Jimin hanya menghela nafasnya pelan, dengan ogah-ogahan ia menyingkirkan tangannya itu dari perut sang istri.Y/n hanya terkekeh dengan suaminya itu dan sekarang jimin sedang dalam mode ngambek dengan dirinya, tapi mau bagaimana lagi kedua anaknya sudah menahan kesal dari tadi dan teriakan mereka masih terdengar lebih nyarin dari sebelumnya.
Beberapa bulan kemudian»
Keadaan rumah sudah mulai sepi karna sekarang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan Y/n ia masih saja mondar mandir diruang tamu menunggu sang suami yang sampai sekarang belum pulang.
Ia hanya takut dan khawatir apalagi jimin sama sekali tidak menghubungi nya sejak siang tadi setelah menelfon dirinya dan juga anak anak.Dari arah tangga terlihat dua anak kecil saling berpegangan tangan sedang berusaha menuruni tangga dengan sedikit tenagan yang mereka punya, lalu mereka berdua menghampiri Eomma mereka yang sedang gelisah sambil menatap pintu utama.
"Eomma, " Panggil keduanya dengan suara pelan
Y/n menengok kearah suara yang tadi memanggilnya namun ia sangat terkejut dengan keadaan sikembar, baju mereka sudah hampir setengah basah karna keringat mereka dan jangan lupakan wajah mereka yang pucat.
"Astaga, ada apa dengan kalian? " Y/n mendekat kearah sikembar lalu dengan segera ia menaruh punggung tangannya didahi sikembar.
"Yaampun kalian berdua pasti demam, sebaiknya kalian ikut Eomma kembali keka-" belum menyelesaikan ucapan nya ia sudah dikejutkan dengan Minji yang sudah tumbang di pelukkan nya.
Tanpa fikir panjang ia menggendong keduanya lalu dengan terburu ia memasukkan keduanya kedalam mobil, lalu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Y/n sekarang khawatir dengan keadaan sikembar dan juga ia masih memikirkan suaminya yang masih tidak ada kabar sama sekali.
Perjalanan menuju rumah sakit tidak begitu macet jadi ia cepat sampai rumah sakit, sampainya dirumah sakit Y/n di bantu beberapa suster untuk memindahkan sikembar ke brankar rumah sakit."Tolong selamatkan anakku, " Lirih Y/n, tanpa sadar ia mencoba untuk menerobos masuk namun dirinya ditahan oleh suster
"Tolong anda tunggu disini, "
Y/n menunggu sikembar dari luar, sungguh ia sangat khawatir apalagi jimin susah sekali ddihubungi fikiran Y/n kali ini benar benar kalut,
sekali lagi ia mencoba untuk menghubungi suaminya itu namun yang ia dapatkan hanya suara operator yang membalas kecemasan nya itu. Ia paham bagaimana sibuknya menjadi Idol tapi setidaknya suaminya itu memberi kabar atau paling tidak mengirimnya pesan singkat, saat sedang asik bergelut dengan lamunannya tiba tiba lamunannya buyar begitu saja saat mendengar suara pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband [END] •Tahap Revisi• 21+
Hayran Kurgu[SEDANG TAHAP REVISI BESAR-BESARAN DAN SEMOGA KALIAN SUKA] " 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘰𝘳𝘦𝘴�...