Seoul, Korea Selatan, 12.00 KTS.
Sudah terhitung tiga bulan, seorang park jimin mendatangi rumah orangtua Y/n tanpa henti. Mendekatkan dirinya kepada sikembar dan masih berusaha mendekati Y/n
Hari ini pun ia datang dengan bingkisan entah apa itu bahkan bingkisan kemarin kemarin Y/n tidak membukanya hanya disimpan saja, sedangkan sikembar dengan gembiranya mereka menerima dan membukanya dengan perasaan gembira."Park jimin, " Panggil Y/n
Yang dipanggil pun menoleh dengan senyuman khasnya, lalu mendekati Y/n. "Ya ada apa? Kau suka hadiah dariku? " Tanyanya lembut
Y/n menghela nafasnya pelan "Bisakah kamu berhenti datang kemari? Apa kamu tidak lelah, Stop menganggu hidupku lagi. "
Senyuman yang terpatri diwajah sontak memudar perlahan mendengar ucapan Y/n, menghela nafasnya kasar.
"Aku tidak akan pernah lelah untuk terus mendapatkan maaf dari mu, dan aku ingin sekali kita seperti dulu lagi. Aku tau kesalahanku sangat fatal tapi tidak bisakah kamu memberiku kesempatan? "
Y/n bimbang, Y/n binggung. Ia kembali menatap sikembar yang tengah asik dengan mainan mereka, mereka tengah asik dengan hadiah dari pemberian jimin untuk mereka. Mereka sangat bahagia sampai senyuman dan juga tawa tidak pernah hilang dalam wajah mereka Y/n menatap jimin sekali lagi, menatap mata nya mencari kebohongan disana namun yang ia lihat hanya ada tatapan sendu.
"Aku tidak bisa, " Gumam Y/n
"Kenapa? Kenapa tidak bisa? Kalau tidak untuk diriku setidaknya untuk anak anak Y/n, Kumohon padamu. "
"Beri aku waktu, aku tidak semudah itu untuk memaafkan mu. "
"Baiklah, "
Skip»
Sudah seminggu kiranya Jimin menunggu jawaban dari Y/n namun tetap tidak ada kabar sama sekali, dan hari ini Jimin akan mengunjungi sikembar ia berdoa semoga Y/n mengambil keputusan yang untuk kembali bersamanya.
Diperjalanan Jimin tampak tidak fokus, ia terus saja melapangkan hatinya untuk nanti apabila mendapat penolakan.Semoga saja Y/n dan anak anak bisa kembali bersamaku, Batin Jimin berdoa.
Sampainya didepan rumah orangtua Y/n, mobil yang dikendarai Jimin mulai memasuki pekarangan rumah itu Tampak luas dan juga bersih. Namun berbeda dengan Y/n yang sedang berdebat dengan kedua orang tuanya,
"Lalu aku harus apa? Ini demi kebaikan sikembar juga, "
"Y/n, kamu jangan gegabah sayang. Dengarkan perkataan Eomma dan Appa" Eomma Y/n
"Aku, "
Lalu tiba tiba datang seorang pria yang mulai mendekati kearah mereka, sontak perdebatan tadi terhenti atau lebih tepatnya mereka terdiam melihat kedatang pria itu. Selama seminggu ini memang dia tidak datang kesini
"Y/n, "
"Sebentar aku panggil anak anak, " saat Y/n ingin melangkahkan kaki, tiba tiba langkahnya terhenti karna Perkataan Jimin.
"Apa jawabanmu? "
Y/n menatap Jimin dan begitupun sebaliknya, ia tampak gugup karna jujur hati nya masih memilih Jimin tapi otak nya menolak untuk menerima pria itu kembali. Y/n binggung akan semua ini tapi sekali lagi ia memikirkan anak anaknya sudah cukup mereka tumbuh tanpa figur seorang Ayang dan untuk sekarang jangan lagi, Y/n akan kembali mengesampingkan ego nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband [END] •Tahap Revisi• 21+
Fanfic[SEDANG TAHAP REVISI BESAR-BESARAN DAN SEMOGA KALIAN SUKA] " 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘰𝘳𝘦𝘴�...