02. Kapal Oleng, Kapten!

2.7K 418 102
                                    

Aldina menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, lalu meregangkan punggungnya yang lelah. Seharian ini dia disibukkan oleh pengecekan barang yang in out di kantor, benar-benar menguras energinya.

Sejak tahun lalu Aldina sudah sepenuhnya membantu bisnis keluarganya, Event Organizer. Ditunjang dengan latar belakang kuliahnya yang merupakan lulusan design interior dan pengalaman kerjanya selama 3 tahun di perusahaan bonafit, papa Aldina memintanya membantu mengembangkan bisnis keluarga.

Ting

Notifikasi muncul di ponselnya yang tergeletak tak bernyawa di samping bantal. Dengan malas Aldina meraihnya dan membaca isi chat yang baru saja masuk.

Damn! Sialan.

Seseorang tolong ingatkan Aldina untuk tidak berkata kasar lebih jauh.

"Aaaaarrrggggg............."

Aldina mengerang, geregetan dengan isi chat Ocha yang baru saja dia baca.

Ocha

Yuhuuu Aldina sahabatku, jangan engkau lupakan janji tempo hari.

Malam ini kamu ke rumah ya, bantuin ngomong sama mami.

❤❤❤❤❤

Sudah setengah jam Ocha duduk di sofa ruang keluarga sambil merengut dengan muka bete mendengar celotehan maminya dan mama Aldina sedari tadi. Papa Aldina juga sesekali ikut menimpali cerita kedua wanita itu. Sedangkan papi Ocha saat ini sedang mengarungi samudra. Beliau adalah kapten kapal tongkang pengangkut batu bara, itulah mengapa beliau jarang di rumah.

Ocha menyikut lengan Aldina yang duduk di sampingnya sambil sedikit melotot dan komat kamit tanpa suara.

Kenapa sih kamu ajak mereka ke sini?

Menangkap maksud gerak bibir Ocha, Aldina dengan cueknya mengangkat kedua bahu.

Tadi sebelum berangkat ke rumah Ocha, mamanya tiba-tiba minta ikut. Katanya mau kasih oleh-oleh buat Ocha dan maminya sekalian silaturrahmi. Lalu dimana ada mamanya di situ ada papanya. Sedangkan adiknya Damar lebih memilih untuk tidur di rumah.

Dan Aldina sungguh berterima kasih lantaran keluarganya ikut berkunjung malam ini, setidaknya dia terhindar dari permintaan halu perempuan penyembah seblak itu.

Ocha duduk gemas sambil meremas-remas bantal sofa lantaran rencananya malam ini gagal. Sebenarnya tak masalah sih ada papa dan mama Aldina, toh mereka ini CS-nya, sohib lah pokoknya. Ia menggigit bibir menimang-nimang bagaimana dan kapan memulai pembicaraan.

Okay Ocha, tarik napas keluarin pelan-pelan. Kamu cuma mau minta nikah.

"Ekhem... Ekhem..."

Ocha berdehem keras. Aldina sedikit mendelik. Dia gak niat ngomong sekarang kan?

Tak ada yang menggubris, keluarga mereka masih sibuk bercerita.

"Ekhem... Ekhem... Uhuk... Uhuk... maaf batuk, tapi bukan corona. Cuma mau minta perhatiannya sebentar."

"Ish, apa sih kamu," kata mami Ocha yang menangkap sinyal reseh putri semata wayangnya. Dengan terpaksa beliau menghentikan obrolannya. Dan kini semua mata menatap ke arah Ocha.

"Emm..... gini lho mi, Ocha anak mami yang cantiknya kelewatan dan gak bisa mundur, menurut mami udah cukup dewasa kan?" kata Ocha memulai pembicaraan.

"Iya, terus?"

"Mami gak mau gitu dapat duit amplopan yang banyak?"

"Maksudnya?" Maminya menaikkan sebelah alis.

I Want to be Weird with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang