Part 6 (Pindah Rumah) ✔

10.9K 279 5
                                    

Dengan kaki yang dihentakan, Clarissa berjalan masuk ke rumah dengan membawa emosinya yang hampir meledak. Bisa-bisanya duda bangkotan itu mengambil keputusan dengan seenak udelnya. Baru sehari menjadi suami, duda bangkotan itu sudah melakukan yang tidak-tidak.

Sebenarnya apa yang dilakukan Jaya itu termasuk hal yang sudah biasa, di mana saat wanita menikah mereka akan tinggal bersama keluarga laki-laki atau tinggal di rumah sendiri. Namun, yang terjadi malah Clarissa mencak-mencak sendiri akan keputusan Jaya. Salahkan saja dia yang mengambil keputusan sepihak.

Jadi bukan salahnya kan? Toh, Clarissa belum siap meninggalkan rumah ini. Rumah yang menyimpan kenangan masa kecilnya sampai sekarang. Dirinya belum siap akan meninggalkan orang tuanya hanya berdua. Dia takut, saat nanti mungkin saja mereka mengalami kesulitan dan menutupinya dari Clarissa. Ia tak mau itu terjadi.

Clarissa makin merengut saat masuk ke rumah kopernya sudah berada di ruang tamu. Berjejer rapi tinggal mengangkutnya. Entah kapan mereka meneteskan barang-barangnya.

"Bun, kok, ini koper Cla ada di sini semua, sih?" cecar Clarissa saat dirinya menangkap sosok bundanya yang keluar dari dapur dengan kue ditangannya.

"Ya kan kamu mau pindah, jadi Bunda dengan baik hatinya beresin semua barang-barang kamu," ucap Dwi. Dengan santai nya dirinya duduk kemudian menonton sinetron andalannya dengan tangan yang sibuk menyuapkan potongan kue itu ke mulutnya.

Dirinya tidak menghiraukan Clarissa yang mengomel. Di belakangnya Jaya hanya bisa terdiam. Menurutnya, untuk saat ini dirinya harus lembut kepada Clarissa. Lihat saja nanti saat mereka sudah berada di rumahnya. Tidak ada lagi toleransi bagi Clarissa.

Dia akan menunjukkan seberapa sangarnya dirinya ini.

Clarissa mendengus sebelum meraih koper-koper itu dibawanya menuju mobil Jaya dengan langkah enggan.

Diikuti oleh Jaya yang juga ikut membantu. Hanya lima koper saja yang dibawanya.

"Sayang, inget pesan Bunda, ya. Penuhi kewajibanmu sebagai seorang istri. Jangan pernah membangkang kepada suamimu. Ingat ridho suami juga ridho ibu." Dan masih banyak lagi pesan-pesan seputar kehidupan rumah tangga dari membersihkan rumah sampai permainan di atas ranjang semuanya di ucapkan oleh Dwi.

Jarak antar rumah Dwi ke rumahnya hanya menghabiskan waktu hampir satu jam. Iya satu jam, mungkin Jaya berpikir bahwa Clarissa tidak akan kabur kembali ke rumah orang tuanya. Orang tua, mah, panjang pemikirannya. Sepanjang anunya.

Rumah mewah dengan pagar yang menjulang tinggi itu akan menjadi tempat tinggalnya sekarang.

Halamannya luas, terdapat beberapa taman bunga dengan jenis yang berbeda-beda, dua buah kolam ikan dengan isi yang berbeda-beda juga. Satu kolam berisi ikan hias satunya lagi berisi ikan konsumsi.

Di belakang rumah terdapat lahan luas dengan gazebo berada di tengahnya. Tidak lupa pepohonan yang menyejukkan suasana. Bahkan lahan itu sebagian dijadikan sebagai tempat menanam sayuran. Soal konsumsi, Jaya tidak main-main. Dia berusaha melakukan yang terbaik agar keluarganya hidup sehat.

Pantang bagi mereka untuk jajan di luar kecuali jika kondisinya sangat mendesak.

Rumah ini terdiri dari lantai dua. Lantai dua berisi beberapa kamar, perpustakaan kecil, ruang keluarga dan ruang game milik Ricky. Biasalah namanya juga anak cowok.

Sedangkan lantai satu hanya berisi ruang tamu, meja makan, dan juga dapur.

Clarissa menggeret kopernya ke dalam kamar utama. Sangat luas dan elegan. Terdapat satu ranjang besar, tiga lemari, satu meja rias, kamar mandi, dan juga ruang kerja Jaya yang menyatu dengan kamar mereka.

3.SUAMIKU RENTENIR [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang