🌺 Part 6 🌺

17K 612 27
                                    

Aira pov...

Aku Aira Anak sulung dari Ayah dan bundaku, usiaku sekarang 35 tahun dan menikah di umur 30 tahun, telat nikah bukan??...
Suamiku Bernama Alby Lutfi Anak ke dua dari dua bersaudara dan sekarang usianya 37 tahun, selisih dua tahun denganku, kami menikah 5 tahun yang lalu dan aku baru mengandung di usia pernikahanku 4 tahun lebih,

pernikahan kami sangat bahagia, kami saling mencintai, bertemu dengannya adalah anugrah terindah dalam hidupku.

Aku memiliki adik yang usianya jauh dibawahku, usia kami selisih 15 tahun, di usiaku yang menginjak 14 tahun lebih bundaku mengandung Adikku Aiza,

jujur aku sangat terkejut mendengarnya, kabar yang sangat membahagiakan untuk kedua orang tuaku, tapi itu masalah buatku.

Teman-temanku tau hal ini dan menjadi bahan cemohan untukku, di usia bundaku yang tidak muda lagi mengandung adikku, semua teman-teman sekolahku mengejekku dan mengompori aku, yang membuatku sangat malu,

Sejak saat itu aku selalu berontak kepada kedua orang tuaku, aku bahkan tidak mau menerima adik yang berada di dalam kandungan ibuku.

Aku benar-benar frustasi, hampir setiap bulan penyakitku kumat, ya aku menderita penyakit jantung bawaan.
Itulah mengapa Ayah dan bunda selulu memprioritaskan aku.

Ayahku selalu bersabar menghadapiku, beliau selalu menyunggingkan senyumnya kepadaku walaupu dia dalam keaadan menahan amarah.

Setiap melihat perut buncit bundaku, kebencianku semakin menjadi kepada bayi yang dikandungnya. Bahkan sifat manjaku yang berlebihan membuat ibuku melahirkan prematur.

Awalnya aku bahagia karna bayinya terancam meninggal, tapi setelah mendengar bahwa dia selamat aku merasakan kekecewaan yang mendalam, jahat bangetkan aku.

Tapi aku masih bersyukur karna bundaku pulang tidak membawa serta Aiza karna saat itu Aiza masih butuh perawatan.

Tapi seminggu setelahnya, seakan duniaku runtuh Ayah dan bundaku ke Rumah sakit menjemput Aiza pulang, aku benar-benar marah emosiku tak terkendalikan lagi, aku menghancurkn semua perabotan rumah yang berada di ruang tamu, hingga penyakitku benar- benar kambuh.

Ayah dan bundaku panik, dan mereka segera membawaku ke rumah sakit meninggalkan Aiza dengan seorang pembantu di rumah.

Sesampai di rumah sakit, aku dinyatakan koma oleh dokter, kepanikan dan rasa sakit kedua orang tuaku bertambah, mereka menelpon Opa dan Omaku agar segera ke jakarta membantu menjaga Aiza.

Sedari lahir Aiza kurang mendapatkan kasih sayang orang tuaku karnaku. Egois bukan?.

Aku koma selama sebulan di Rumah sakit, bundaku benar-benar terpukul dengan situasi ini, disatu sisi ada aku yang membutuhkan perhatian ekstra disisi lain Adikku Aiza juga membutuhka perhatian dan kasih sayang bundaku, bahkan suatu hari bundaku lupa memberi ASI kepada Aiza karna terus berada disisiku.

Aiza yang malang, yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pembantu dari pada bundaku, semua karna egoku.

Semakin hari bundaku semakin kurus, mungkin terlalu banyak beban yang dia pikirkan terkadang aku mendapati bundaku menangis tersedu memeluk Aiza, tapi aku tak peduli Asalkan mereka selalu berada disampingku, Aiza yang kurang perhatian dari kedua orang tuaku, karna aku benar-benar merenggut semua kasih sayang kedua orang tuaku, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan aku mengumumkan kepada semua temanku kalau Aiza anak yang dipungut oleh bundaku di rumah sakit, bayi yang dulu dikandungnya meniggal didalam perut.

Seiring Waktu berlalu Aiza tumbuh menggemaskan dia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar, namun Ayah bundaku tidak menyadarinya karna mereka lebih memprioritaskan aku di banding Aizah yang lahir sehat.

TURUN RANJANG.   **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang